Makin Kekinian, Kain Nusantara Jadi Fesyen Sehari-hari
- VIVAnews/PTRI Jenewa
VIVA – Kompetisi Selendang Nusantara menjadi salah satu daya tarik dalam pameran Adiwastra Nusantara pada 11-15 April 2018 mendatang di Hall A dan B Jakarta Convention Center (JCC). Hal ini diungkapkan oleh Mayasari Sekarlaranti, selaku salah satu penyelenggara.
"Untuk pertama kalinya kami adakan lomba selendang Nusantara. Sebab kini kain bukan lagi digunakan dalam kegiatan upacara adat atau ritual budaya, tapi kini telah menjadi sebuah padu padan fesyen sehari-hari oleh anak muda," ujar Mayasari kepada VIVA, di Gedung Sapta Pesona Jakarta, Rabu, 21 Maret 2018.
Selain itu, lomba ini juga dilakukan dengan tujuan untuk menggali motif-motif lama yang ada di masing-masing daerah untuk ditampilkan kembali di dalam selendang dengan desain kekinian.
"Tujuannya adalah penggalian bagaimana selendang dipakai. Dan, Indonesia punya potensi banyak sekali kain adat di daerah. Jika kekinian itu tetap ada dan ke depan bahwa Indonesia yang berpotensi besar ini bisa jadi satu negara yang bisa memproduksi selendang di pasar dunia," jelas dia.
Di sisi lain, dia menilai potensi kain Indonesia cukup besar. Mengingat, setiap daerah memiliki kain adat dengan ragam hias yang luar biasa. Ketika ragam kain hias itu bisa tampak di kain Indonesia, tampilannya akan luar biasa.
"Dan itu tidak dipunyai bangsa lain, dan Indonesia itu besar sekali potensinya," kata Mayasari.
Untuk lomba ini terdiri dari empat kategori, mulai dari tenun sutera, tenun katun, batik sutera dan batik katun.
"Tidak ada motif khusus. Motif bebas dengan tema kekinian. Nantinya ukuran selendang yang dikompetisikan sebesar stola, hingga pashima. Sedangkan khusus batik katun, ukurannya akan diidentikkan dengan selendang gendong anak," ujar dia.
Karya para pemenang lomba akan dipamerkan pada stan khusus Selendang Indonesia di Adiwastra Nusantara 2018. (ase)