Sedang Ngetren Operasi Plastik Pusar, Berapa Biayanya?

Ilustrasi menurunkan berat badan.
Sumber :
  • Pixabay

VIVA – Dahulu, orang melakukan operasi plastik demi mendapatkan payudara yang lebih besar, perut yang lebih rata, mengecilkan cuping telinga, memutihkan ketiak, hingga merampingkan paha. Tapi, dengan kemajuan teknologi saat ini, tidak ada bagian tubuh yang tidak bisa diperbaiki.

Sekarang, bahkan pusar pun mengalami pencerahan dalam bidang estetik, seiring dengan laporan para ahli bedah yang mengatakan ada peningkatan dalam permintaan prosedur di bagian tubuh ini. Disebut dengan prosedur umbilicoplasty, operasi ini dilakukan untuk mendapatkan perut yang 'sempurna'.

Umumnya, perawatan ini melibatkan tindakan membentuk kembali dan atau mengubah ukuran di area pusar. Prosedur dilakukan dengan menghilangkan atau meregangkan kulit di sekitarnya.

Dilansir laman The Independent, dokter kosmetik Dr Esho mengungkapkan, ada peningkatan popularitas dari prosedur tersebut. Saat dia melakukan rekaman untuk acara Body Fixers, dia mengklaim bahwa sejumlah pasien meminta perawatan ini.

"Saya mengaitkan peningkatan ini dengan tren dalam fesyen di mana orang sekarang merasa lebih nyaman memperlihatkan perut mereka, khususnya dalam foto di media sosial media," ujarnya.

Prosedur ini juga cukup populer di beberapa wilayah, seorang ahli bedah plastik di New York Darren Smith mengatakan pada Allure, dia juga melihat adanya peningkatan permintaan perawatan ini.

Prosedur ini juga bukan sekadar mengubah bentuk pusar. Menurut Melissa Doft, ahli bedan plastik di New York City, para pasien meminta prosedur umbilicoplasti setelah mereka mengangkat tindikan di pusar, mengalami penurunan berat badan, atau melahirkan.

Prosedur ini menelan biaya antara US$2.500 atau sekitar Rp34 juta dan US$5.000 atau sekitar Rp68 juta, tergantung pada seberapa banyak restrukturisasi yang dilakukan.

Kepala YMCA dari kampanye Be Real, Liam Preston mengatakan bahwa ada potensi dari tren operasi plastik ini menjadi masalah terkait dengan citra tubuh.

"Masalah dengan tren ini adalah bisa menaruh tekanan tidak penting pada pribadi untuk mencapai penampilan yang ideal, seringkali menyebabkan risiko kesehatan, seperti yang kita lihat pada Kylie Jenner lip challenge, paha Putri Duyung, dan lainnya," ujar Preston.

Preston menambahkan, setiap orang bebas membuat keputusan untuk melakukan operasi plastik tapi penting untuk diingat bahwa fokus hal ini seharusnya adalah kesehatan dan kebahagiaan, bukan mencoba mendapatkan tubuh yang sempurna.