Desainer Niluh Djelantik Terjun ke Dunia Politik
- VIVA/ Bimo Aria
VIVA – Nama Niluh Djelantik mungkin lebih dikenal sebagai desainer dan pengusaha sepatu tersohor di tanah air. Karyanya begitu mendunia. Deretan nama artis Hollywood juga terdaftar pernah memakai karyanya, sebut saja Gisele Bundchen, aktris Tara Reid, Uma Thurman, Robyn Gibson, Paris Hilton, hingga Julia Roberts.
Tapi siapa sangka bahwa hingga kini usahanya masih kesulitan mendapatkan izin. Alasannya hanya satu, ibu dari satu anak ini enggan melakukan suap untuk memperlancar usahanya.
"(Merek) Niluh ini lahir 2003 dan masih belom dikasih izin sampai sekarang, alasannya simpel karena saya nolak kasih suap," ungkap perempuan kelahiran Bangli, 15 Juni 1975 lalu, saat ditemui di kantor Partai Solidaritas Indonesia, Rabu 7 Februari 2018.
Dibesarkan di keluarga yang memegang tinggi prinsip integritas, Niluh menolak segala bentuk suap yang selama ini dilihatnya dengan mata kepalanya sendiri. Wajar saja, semua yang didapatkannya selama ini merupakan perjalanan panjang penuh peluh dari usahanya sendiri.
Saat lulus sekolah menengah, ia sempat merantau ke Jakarta dengan menumpang bus malam. Kala itu ia hanya bermodalkan satu ransel kecil, celana dan sandal jepit.
"Saya waktu itu kuliah sambil bekerja di perusahaan asing," kata dia.
Maka tidak heran, usahanya menjadikannya sosok pekerja keras, tahu diri, selalu bersyukur atas segala yang telah dianugerahkan Tuhan. Teguh memegang prinsip dan menjaga integritas, ia masih saja dibuat gerah dengan praktik birokrasi yang berbelit dan penuh praktik ketidakjujuran.
"Saya di Bali sebagai UKM tukang sepatu dan menjalankan usaha kami dengan integritas, saya ingin melakukan perlawanan terhadap birokrasi dan perizinan yang bobrok," ungkap dia.
"Kita tidak bisa mengubah kalau tidak dari dalamnya, kalau cuma di luar enggak akan bisa berubah."
Ini, yang membuat tekadnya bulat untuk masuk ke dalam partai. Ia percaya untuk mengubah sesuatu mesti berada dari dalam sistem tersebut.
Penerima beasiswa Global Women's Mentoring Partnership dari Fortune dan US State Departement ini mengaku, sangat antusias terjun di dunia politik. Dia bahkan meyakinkan diri, tidak akan melakukan tidak korupsi saat terjun di dunia penuh intrik tersebut.
"Kalau ada yang tanya, tahu darimana enggak bakal korupsi? Saya jamin, nyawa saya taruhannya."
Kini, sembari menjalankan bisnisnya, Niluh gigih mengampanyekan toleransi dan anti korupsi. Ia ingin memberikan kebaikan pada sesama.
"Saya enggak bisa berpikir untuk diri sendiri dan cari aman ketika di luar sana banyak ketidakadilan yang harus disuarakan dan diperjuangkan."