Perjuangan Wanita Menderita Jerawat Parah Selama 16 Tahun

Rebecca Mason
Sumber :
  • betterskinbetter.life

VIVA – Rebecca Mason telah berjuang menyembuhkan jerawat kistik atau jerawat batu yang merupakan jenis jerawat parah selama 16 tahun. Dia menghabiskan hampir masa dewasanya dengan kondisi yang membuat kepercayaan dirinya runtuh.

Wanita berusia 31 tahun itu berbagi kisahnya kepada publik untuk menunjukkan bahwa mereka tidak sendirian dan bisa sembuh dari jerawat parah. Dikutip dari News.com, penyebab dia memiliki jerawat parah adalah sindrom ovarium polistik atau polycystic ovary syndrome (PCOS).

PCOS merupakan kondisi terganggunya fungsi ovarium pada wanita yang berada di usia subur, dan disebabkan oleh kadar hormon seks wanita, yakni hormon estrogen dan progesteron yang tidak seimbang. PCOS memengaruhi sekitar 12-18 persen wanita.  

Dia mengaku sangat sedih setiap bangun tidur dan melihat wajahnya di cermin. Sebab, kondisi itu masih terus terjadi sejak dia remaja hingga dewasa.  

“Saya memiliki kondisi ini ketika saya masih remaja, bagaimana mungkin saya masih memilikinya? Saya sudah berusia 31 tahun, saya memiliki karier profesional dan tidak bisa meninggalkan rumah tanpa menutupi wajah dengan make-up tebal karena sangat malu,” katanya.

Pada dasarnya, dia ingin meninggalkan rumah tanpa harus mengenakan make-up tebal. Sayangnya, dia harus mengaplikasikann make-up secara rutin, bahkan ketika hanya ke pantai atau supermarket. 

Bahkan, ada saat di mana dia terpaksa tidak bisa meninggalkan rumah selama dua pekan atau sekadar pergi ke toko kelontong karena jerawatnya yang sangat parah. Dia juga kadang didatangi oleh orang asing yang memberinya tips untuk menyembuhkan jerawat.

"Saya akan menangis sampai rumah karena sangat memalukan," ujarnya.

Tak berhenti di sana, ketika berada di kantor, Rebecca juga merasa rendah diri karena jerawatnya. Apalagi dia sering rapat dan melakukan presentasi dengan sejumlah wanita berwajah mulus bersamanya di ruang tersebut.

Akibatnya, dia sering menghindari peluang sosial dan profesional karena merasa tidak nyaman. Dia juga sengaja memanjangkan rambutnya untuk menutupi jerawat di area leher, dagu dan pipi.

Dia juga melewatkan kesempatan meminta kenaikan gaji sebesar Rp135 juta karena merasa tidak layak mendapatkannya lantaran tidak percaya diri. Dan ketika berkencan dengan kekasihnya, Rebecca merasa seperti si itik buruk rupa. Akibat jerawat, kisah percintaannya pun harus kandas sebanyak dua kali.

Padahal untuk mengobati jerawatnya, Rebecca sudah banyak mengonsumsi obat-obatan, namun semuanya nihil. Sampai akhirnya, dia melakukan lima langkah holistik yang berhasil mengubah kisah hidupnya.

Lima langkah itu, yakni olahraga, diet, mengatur pola tidur dan stres. Selain itu, dia juga melakukan perawatan terapi hormon sekali dalam sebulan.

Setelah menerapkan lima langkah tersebut, Rebecca melihat perubahan signifikan pada kondisi kulitnya. Jerawat mulai sembuh dan kulitnya membaik. Dia pun tak lagi memakai make-up tebal, cukup memulaskan lipstik ketika meninggalkan rumah.  

"Tapi kalau saya makan cokelat, jerawat akan kembali muncul. Saya sekarang lebih memahami kulit saya," ujarnya.

Dia pun mendirikan Better Skin Better, sebuah situs yang fokus pada kulit dengan berbagai kondisi. Rebecca juga memulai misi untuk menyakinkan para ahli industri kecantikan untuk menemukan solusi jangka panjang bagi para penderita jerawat dan memberdayakan ratusan wanita setiap hari untuk mengenali kulit dan menyembuhkan jerawatnya agar bisa menjalani hidup yang lebih berkualitas. (mus)