Pimpinan 120 Pesantren Ikut Pertukaran Pendidikan di Jepang
- VIVA.co.id/Bimo Aria
VIVA.co.id – Program pertukaran pendidikan serta kebudayaan antara tokoh dan pimpinan pondok pesantren ke Jepang kembali dilakukan. Sekitar 120 pesantren telah berpartisipasi dalam program pertukaran yang telah berlangsung sejak 2004 itu.
Kegiatan ini diinisiasi oleh Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah bekerja sama dan didukung penuh oleh Misi Jepang di ASEAN serta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Saat pembukaan The Jakarta Workshop on Promoting Cross Cultural Educational Exchanges in ASEAN, Prof. Jamhari Makruf, direktur PPIM mengatakan bahwa tujuan kegiatan ini ialah mengedepankan dialog terbuka serta membangun komunikasi antarbudaya dan memupuk jaringan internasional.
"Di Jepang, mereka bertukar perspektif budaya, agama, sistem pendidikan, dan teknologi,” kata Jamhari di Hotel Sari Pan Pacific, Thamrin, Jakarta Pusat, Senin 28 November 2016.
Jamhari juga mengatakan, dengan dilakukannya kunjungan para pemimpin pesantren ini ke Jepang, akan membuka wawasan para perwakilan dari Indonesia terkait dengan pendidikan di Jepang yang terkenal dengan kedisiplinannya, dan juga melakukan dialog.
Dia menambahkan, perwakilan di Indonesia selain diajak tinggal bersama penduduk asli Jepang, juga berkunjung ke beberapa kuil Buddha dan bertukar pandangan tentang keagamaan.
"Selama di Jepang, para kiai berkesempatan untuk tinggal di Jepang. Orang Jepang bisa menyaksikan bagaimana orang Islam berwudu, dan orang Islam bisa menyaksikan bagaimana orang Jepang beribadah," kata dia.
Dalam jangka panjang, dia juga menjelaskan bahwa penyelenggaraan kegiatan ini diharapkan mampu berkontribusi atas terciptanya rasa kebersamaan, saling pemahaman, dan penghargaan atas tradisi serta nilai masing-masing negara di Asia Tenggara dan Jepang.
"Hal ini merupakan visi penting dari persahabatan dan kerja sama antara ASEAN dan Jepang yang telah disepakati pada Desember 2013," ucap dia.