Pergumulan Ireng Maulana dengan Musik Jazz

Ireng Maulana
Sumber :
  • VIVAnews/Tri Saputro

VIVA.co.id - Ireng Maulana pemilik nama asli Eugene Lodewijk Willem Maulana, tutup usia pada umur 71 tahun. Dia adalah musisi jazz senior Indonesia penggagas gelaran musik jazz di Tanah Air.

Dari berbagai sumber yang dikumpulkan, Ireng Maulana adalah putra dari pasangan Max Maulana dengan Georgiana Sinsoe. Memiliki bakat musik dari ayahnya, seorang pemain gitar asal Cirebon dan ibunya asal Sangir, adalah seorang penyanyi yang pandai memainkan piano.

Nama Ireng diperoleh pada masa kanak-kanak. Adik kandung Kiboud Maulana ini terpaksa dititipkan orang tuanya kepada orang lain, untuk mengubah tabiatnya yang amat bandel.

Kebetulan yang menerimanya adalah tetangganya, orang Jawa, yang kemudian memberi nama baru "Ireng", yang artinya hitam. Meski orangtuanya juga seniman musik, tapi kesenangan Ireng akan jazz turun dari pamannya, Tjok Sinsoe.

Sejak usia 16 tahun, Ireng sudah bergumul dengan alat musik, terutama gitar. Dia mulai ikut-ikutan kakaknya Kiboud Maulana, yang waktu itu sudah menjadi gitaris kondang.

Ireng bergabung dengan grup band Joes & His Band, dan mulai turut serta pada festival-festival musik. Banyak juara diraih dan dia juga terpilih sebagai gitaris terbaik. Dari kelompok Joes & His Band, ia bergabung bersama grup musik Gelora Samudra bermain di Hotel Des Indes Jakarta pada era 60-an.

Bersama Bing Slamet, Idris Sardi dan Eddy Tulis, mendirikan Band Eka Sapta. Grup musik ini ditampilkan oleh Mus Mualim, untuk mengisi acara Pojok Jazz TVRI pada tahun 1970-an.

Memperdalam permainan gitar, Ireng hijrah ke luar negeri dan belajar di City Line Guitar Centre Amerika Serikat. Dia belajar gitar klasik. Ireng kemudian memperdalam musik di Konijnklijk Conservatorium, Den Haag, Belanda.

Dia mulai memperdalam musik jazz dan justru dari Mus Mualim. Tahun 1978 mendirikan grup Ireng Maulana All Stars dengan delapan anggota antara lain, Benny Likumahuwa, (trombone), Hendra Wijaya (piano), Maryono (saksofon), Benny Mustapha (drums), Karim Tes (trompet), Roni, (bass) dan Ireng Maulana sendiri pada (gitar dan banjo). Dari kelompok ini kemudian terbentuklah Ireng Maulana Associates, sebuah organisasi tempat bergabung para musisi jazz di Jakarta.

Dengan lembaga ini pula Ireng menyelenggarakan pesta musik jazz internasional Jakarta Jazz Festival. Selain itu ia juga pernah ikut tampil di North Sea Jazz Festival di Belanda.

Berdasarkan informasi dari keluarga, Ireng Maulana sempat mengeluh sakit saat mengikuti acara jazz di kawasan Senayan. Temannya kemudian membawa ke Rumah Sakit Darmais, Jakarta, tapi di dalam perjalanan dia meninggal dunia.

Saat ini, jenazah Ireng Maulana disemayamkan di rumah duka RS Darmais. Keluarga dan sejumlah artis senior sudah berada di rumah duka. Berdasarkan informasi juga, jenazah Ireng Maulana akan dimakamkan dekat makam kakaknya di TPU Kampung Kandang, Cilandak, Jakarta Selatan.