Survei: Tingkat Kepuasan Seksual Orang Jepang Paling Rendah Sedunia, Sebab Ogah Nikah?
- Freepik
Jakarta, VIVA – Lembaga survei Prancis melakukan penelitian terhadap 31 negara di dunia tentang kehidupan romansa. Hasil sangat mengejutkan di mana Jepang menduduki peringkat terbawah terkait kepuasan seksual.
Sebagaimana kabar yang beredar bahwa pemerintah Jepang sedang menghadapi masalah demografis. Penduduk negara matahari terbit didominasi usia tua lantaran banyaknya warga usia produktif yang enggan untuk menikah dan memiliki anak.
Pada Juni 2024, Kementerian Kesehatan Jepang melaporkan angka kelahiran negara itu sebesar 1,20. Kondisi kritis mencapai rekor terendah selama delapan tahun berturut-turut. Jepang masih berbahagia karena Korea Selatan berada lebih rendah, yaitu 0,72.
Namun untuk tingkat kepuasan seksual Jepang berada paling bawah karena hanya 37 persen yang merasa ‘bahagia’ dari hubungan romansa dengan pasangannya. Korea Selatan menempati posisi kedua dengan perolehan 45 persen.
India dan Meksiko menduduki peringkat puncak sebagai negara dengan kepuasan seks tertinggi. Sebanyak 76 persen warganya mengakui ‘kebahagiaan’ dari kegiatan romansa.
“Ketidakpuasan tersebut sebagian merupakan hasil dari kepribadian orang Jepang yang tidak pandai mengartikan dan mengekspresikan emosi maupun sikap mereka dalam hal percintaan," jelas lembaga survei Ipsos yang dikutip dari Channel News Asia pada Rabu (27/11/2024).
Sebanyak 51 persen orang Jepang mengungkapkan perasaan buruk dalam percintaannya. Setidaknya 63 persen warga Korea Selatan dan Italia juga mengungkapkan hal yang sama.
Jepang tidak tinggal diam melihat kondisi negara yang dilanda masalah demografis, Pemerintah meluncurkan aplikasi kencan online (dating apps) resmi untuk mendongkrak hasrat warganya menjalin hubungan kemudian menikah.
Para pengguna diharuskan menyerahkan dokumentasi yang membuktikan bahwa mereka lajang secara sah dan menandatangani surat yang menyatakan mereka bersedia menikah. Langkah tersebut tidak lain guna meningkatkan angka kelahiran yang turun drastis sehingga perlahan mengatasi krisis demokrasi di negara tersebut.