FOPO dan Insecure: Ketakutan Ekstrem pada Opini Orang Lain dan Ketidakpercayaan Diri

Ilustrasi FOPO dan Insecure
Sumber :
  • freepik.com

VIVA – Media sosial kini telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Banyak orang aktif berbagi kehidupan pribadi, opini, hingga pencapaian mereka secara online. Namun, kebiasaan ini sering memunculkan tekanan tersendiri, terutama di kalangan generasi muda.

Rasa takut terhadap pandangan orang lain menjadi semakin nyata, terutama di Indonesia yang budaya sosialnya sangat menekankan pentingnya citra dan opini publik. 

Rasa takut ini bisa berkembang menjadi kecemasan yang mengganggu kehidupan sehari-hari, dikenal sebagai FOPO (Fear of Other People's Opinion). Tak jarang, seseorang merasa ragu untuk memposting sesuatu di media sosial karena khawatir dengan reaksi yang mungkin timbul. 

Di sisi lain, perasaan insecure atau tidak percaya diri juga sering muncul tanpa adanya penilaian dari orang lain, memicu kecemasan sosial hingga depresi. Penting bagi kita untuk memahami perbedaan antara FOPO dan insecure agar dapat mengelola perasaan tersebut dengan lebih baik.

Artikel ini akan membantu Anda membedakan kedua kondisi ini serta memberikan solusi untuk menjaga kesehatan mental di tengah tekanan sosial.

FOPO: Definisi dan Penyebabnya

Ilustrasi FOPO

Photo :
  • www.istockphoto.com

FOPO atau Fear of Other People's Opinion adalah kondisi di mana seseorang merasa sangat tergantung pada pandangan orang lain mengenai dirinya. Ketakutan ini membuat mereka sangat peduli pada apa yang orang lain pikirkan tentang tindakan, penampilan, atau keputusan yang mereka buat. 

Di Indonesia, di mana opini publik sering kali dianggap sebagai ukuran keberhasilan atau kegagalan seseorang, FOPO bisa berdampak signifikan pada berbagai aspek kehidupan, mulai dari pilihan karier hingga gaya hidup.

FOPO sering kali diperparah oleh media sosial, di mana setiap tindakan kita dapat dilihat, dikomentari, dan dibandingkan dengan orang lain. Saat kita melihat kehidupan orang lain di media sosial, kita mulai khawatir apakah hidup kita sendiri cukup baik dibandingkan dengan mereka.

Perbandingan sosial ini memperkuat FOPO, membuat kita semakin cemas tentang bagaimana orang lain memandang kita. Selain itu, budaya di Indonesia yang cenderung mengedepankan opini masyarakat atau komunitas terhadap individu juga memperkuat fenomena ini.

Insecure: Definisi dan Penyebabnya

Ilustrasi insecure

Photo :
  • www.istockphoto.com

Insecure adalah perasaan tidak aman, tidak percaya diri, atau merasa kurang baik dalam berbagai aspek kehidupan. Seseorang yang merasa insecure mungkin meragukan kemampuan, penampilan, atau nilai diri mereka sendiri, meskipun tidak ada orang lain yang secara langsung mengkritik mereka.

Insecure muncul dari dalam diri dan sering kali dipengaruhi oleh pengalaman masa lalu, trauma, atau standar tinggi yang kita tetapkan pada diri sendiri. Contohnya, seseorang mungkin merasa insecure tentang penampilannya karena sering membandingkan diri dengan model di media sosial, atau mereka mungkin merasa tidak cukup pintar karena pernah mengalami kegagalan akademis.

Insecure juga bisa muncul akibat tekanan keluarga atau masyarakat yang memiliki harapan tertentu terhadap seseorang.

Perasaan insecure dapat muncul karena berbagai faktor, seperti pengalaman negatif di masa lalu, tekanan sosial, atau standar kecantikan dan kesuksesan yang sulit dicapai.

Di Indonesia, banyak orang merasa insecure karena adanya tekanan dari keluarga atau lingkungan untuk memenuhi ekspektasi sosial. Misalnya, tekanan untuk menikah di usia tertentu, memiliki karir yang mapan, atau tampil dengan standar kecantikan tertentu bisa memicu rasa insecure.

Persamaan Antara FOPO dan Insecure

Meskipun FOPO dan insecure adalah dua kondisi yang berbeda, keduanya memiliki beberapa kesamaan yang mendasar:

  1. Didorong oleh Ketakutan Akan Penilaian Negatif: Baik FOPO maupun insecure sama-sama berakar pada rasa takut akan penilaian negatif. FOPO muncul dari kekhawatiran akan reaksi orang lain, sementara insecure berasal dari keraguan terhadap diri sendiri.
  2. Dampak Psikologis yang Serupa: Keduanya dapat memicu stres, kecemasan, dan bahkan depresi. Orang yang mengalami kedua kondisi ini sering kali menghindari situasi sosial, mengisolasi diri, atau mengalami penurunan kepercayaan diri.
  3. Perbandingan Sosial: Baik FOPO maupun insecure sering kali di picu oleh kebiasaan membandingkan diri dengan orang lain, yang pada akhirnya merusak rasa percaya diri dan membuat seseorang semakin khawatir tentang bagaimana mereka dinilai.

Perbedaan FOPO dan Insecure

Meskipun memiliki kesamaan, ada perbedaan mendasar antara FOPO dan insecure:

  1. Fokus Perhatian: FOPO berfokus pada bagaimana orang lain memandang kita, sementara insecure lebih cenderung berpusat pada persepsi diri sendiri tanpa peduli dengan pandangan eksternal.
  1. Sumber Ketakutan: FOPO berasal dari ketakutan terhadap reaksi atau penilaian orang lain, sedangkan insecure lebih sering muncul dari dalam diri, didorong oleh pengalaman pribadi yang negatif atau kurangnya rasa percaya diri.
  1. Perilaku yang Muncul: Orang yang mengalami FOPO cenderung mengubah perilakunya agar sesuai dengan ekspektasi orang lain, sedangkan orang yang insecure lebih banyak berjuang dengan perasaan rendah diri dan kebingungan dalam menilai diri sendiri.

Bagaimana Mengatasi FOPO dan Insecure

Mengelola FOPO
Untuk mengatasi FOPO, penting untuk memisahkan diri dari obsesi terhadap opini orang lain. Beberapa langkah yang bisa diambil termasuk:

  1. Mengenali pemikiran negatif: Sadari saat Anda mulai terlalu memikirkan apa yang orang lain pikirkan.
  1. Latih kepercayaan diri: Fokus pada nilai diri Anda dan hargai pencapaian yang Anda miliki.
  1. Batasi penggunaan media sosial: Kurangi waktu yang dihabiskan di media sosial untuk menghindari perbandingan yang tidak perlu.

Mengatasi Insecure
Untuk mengatasi rasa insecure, fokuslah pada pengembangan diri dan penguatan kepercayaan diri:

  1. Fokus pada kekuatan: Identifikasi kelebihan Anda dan gunakan itu sebagai fondasi untuk membangun rasa percaya diri.
  1. Kelilingi diri dengan dukungan positif: Orang-orang yang mendukung Anda dapat membantu mengurangi perasaan insecure.
  1. Terima diri sendiri: Pelajari untuk mencintai diri sendiri dengan semua kelebihan dan kekurangan yang ada.

Peran Media Sosial
Baik FOPO maupun insecure sering kali di picu oleh media sosial. Dengan membatasi konsumsi media sosial dan berhenti membandingkan diri dengan orang lain, kita bisa mengurangi kecemasan yang muncul dari kedua kondisi ini.

Meskipun FOPO dan insecure sering kali terjadi bersamaan, keduanya adalah kondisi yang berbeda. FOPO lebih berfokus pada ketakutan terhadap opini orang lain, sementara insecure lebih berfokus pada perasaan tidak aman yang berasal dari dalam diri sendiri.

Dengan memahami perbedaan ini, kita dapat lebih baik dalam menangani kedua kondisi tersebut dan menjaga kesehatan mental kita di tengah tekanan sosial yang ada, terutama di Indonesia, di mana opini publik sering kali menjadi penentu dalam banyak aspek kehidupan.