Berasal dari Tanah Terdalam, Ini Cara AQUA Memastikan Airnya 100% Aman
- Abdul Aziz Masindo/viva.co.id
Klaten, VIVA – Salah satu perusahaan Air Minum dalam Kemasan (AMDK), AQUA berkomitmen untuk menghadirkan kebaikan melalui produk air minum yang berkualitas.
Oleh karena itu, AQUA percaya bahwa kualitas air ditentukan oleh sumber airnya, air minum yang baik harus memiliki kandungan mineral alami dari pegunungan dan bebas dari pencemaran sehingga dapat memberi manfaat yang optimal bagi tubuh.
AQUA Berasal dari Tanah Terdalam yang Memiliki Lapisan Pelindung
AQUA berasal air dari pegunungan vulkanik yang merupakan tanah terdalam dengan lapisan pelindung, sehingga tidak tercemar aktivitas manusia. Pemilihan sumber air AQUA ini pun dilakukan melalui pengujian yang sangat ketat.
Sumber air yang dipilih harus sesuai dengan 9 kriteria dan melalui 5 tahapan penelitian yang berlangsung selama minimal 1 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa air AQUA 100% aman dikonsumsi dan berkualitas.
AQUA terjaga kemurniannya karena sumber airnya berasal dari bagian terdalam yang memiliki lapisan pelindung, sehingga membuatnya bebas dari pencemaran. Hal tersebut juga membuat AQUA terasa dingin alami dan segar tanpa perlu didinginkan di lemari es terlebih dahulu. Kemurnian AQUA pun terjaga hingga ke tangan konsumen.
Sebetulnya ada alasan mengapa AQUA memilih air dari sumber tanah dalam. Saat menghadiri acara Tidak Semua Air Itu Sama yang dilaksanakan di Pabrik AQUA Klaten pada 23 Juli 2024, Dosen Departemen Teknik Geologi UGM dan Ketua Dewan Pembina Yayasan Aliansi Wali Sumber Daya Air Indonesia, Prof. Dr.rer.nat. Ir. Heru Hendrayana, menjelaskan bahwa air di dalam tanah dipengaruhi oleh dua hal, yaitu bebatuan (mengandung mineral alami) dan human activity.
“Human activity akan memengaruhi air tanah yang dangkal (yang di atas), maka dari itu air yang di atas mesti kualitasnya buruk. Maka yang baik adalah yang di bawah. Di bawah itu akan terlindungi, ada suatu lapisan yang melindungi,” lanjutnya.
Prof. Heru pun mengimbau bahwasanya, dari sisi kualitas, penting bagi setiap individu untuk memilih air yang berasal dari bawah permukaan tanah.
Air AQUA Disaring Secara Alami oleh Bebatuan Kaya Mineral
Ditegaskan kembali oleh Prof. Heru bahwa air dari tanah dalam berbeda dengan air tanah dangkal.
Beliau menjelaskan air yang berkualitas baik berasal dari daerah-daerah vulkanik yang airnya terjebak dan mengalir melalui bebatuan vulkanik (yang mengandung mineral alami) hingga ratusan tahun lamanya. Semakin lama air terekspos oleh batuan vulkanik, maka semakin kaya pula kandungan mineralnya.
Dr. dr. Diana Sunardi, Mgizi, SpGK(K), Ketua IHWG FKUI, yang menjadi narasumber di acara yang sama juga menyebutkan bahwa merebus air dan melakukan filtrasi mandiri menggunakan alat filter tidak dapat sepenuhnya menghilangkan kontaminan berbahaya yang terkandung di dalam air tanah dangkal, meski airnya terlihat bening.
Mendukung pernyataan dr. Diana, Prof. Heru mengatakan bahwa filtrasi air yang terjadi secara alami oleh alam jauh lebih sempurna karena telah berlangsung selama ratusan tahun, yang disebut sebagai self-purifier. Inilah alasan mengapa sumber air berperan penting terhadap kualitas air.
“Kalau sumbernya sudah baik, prosesnya juga simpel. (Air) yang dihasilkan pun akan sama dengan natural-nya,” ujar Prof. Heru.
Untuk memberi gambaran yang lebih jelas, Prof. Heru mengilustrasikan air dari sungai tentunya tidak akan memiliki kualitas yang sama dengan air murni pegunungan vulkanik (tanah terdalam) walaupun sama-sama telah melalui sejumlah proses.
“Kuncinya ada di situ (sumber air),” sambungnya.
Sumber air AQUA diketahui berasal dari pegunungan vulkanik terpilih yang merupakan tanah terdalam yang terlindungi dan tidak tercemar aktivitas manusia.
Hal ini membuktikan bahwa air AQUA secara saksama dijaga kualitasnya guna memastikan AQUA 100% aman dan berkualitas.
Komitmen AQUA dalam menyebarkan kebaikan lewat hidrasi pun diketahui dilakukan secara berkelanjutan dan terus ditingkatkan melalui upaya lainnya, seperti melindungi sumber daya air dengan mengembalikan air, lebih banyak dari yang dimanfaatkan, ke masyarakat dan alam.
Inisiatif AQUA ini telah diterapkan di pabrik AQUA Klaten menggunakan pendekatan hulu ke hilir dan bekerja sama dengan BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional).
“(AQUA melakukannya dengan BRIN) untuk punya metodologi dan punya hitungan yang akurat di masing-masing daerah aliran sungai itu sebenarnya berapa banyak sih air yang sudah dikembalikan, berapa banyak air yang sudah disediakan untuk masyarakat, apakah memang ini sesuai dengan komitmen kita untuk mengembalikan lebih banyak dari yang digunakan,” jelas Ratih Anggraeni, Head of Climate and Water Stewardship Danone Indonesia.