8 Jenis Diet Populer untuk Menurunkan Berat Badan, Hati-Hati Efek Sampingnya
- Pixabay/ Public Domain Pictures
VIVA – Diet merupakan program penerapan pola makan tertentu dengan tujuan untuk menurunkan berat badan. Banyak jenis diet yang dapat dipilih untuk mencapai tubuh ideal.
Ada banyak jenis diet yang bisa kamu pilih. Tersedianya beragam jenis diet justru membuat bingung. Alhasil, perlu wawasan yang luas untuk menentukan diet yang tepat dan aman. Salah satunya yang perlu dipertimbangkan adalah efek samping agar tidak berbalik membahayakan kesehatan.
Melansir Times of India, berikut potensi efek samping dari beberapa jenis diet populer.
Jenis Diet Populer dan Efek Sampingnya
1. Diet Ketogenik
Diet keto atau ketogenik merupakan program diet dengan mengganti karbohidrat menjadi lemak untuk mempercepat proses menurunkan berat badan. Sehingga tubuh akan memanfaatkan lemak sebagai sumber energi yang seharusnya berasal dari karbohidrat. Kondisi tersebut disebut ketosis. Dampaknya tubuh menjadi lemas, sakit kepala, mual, dehidrasi hingga mudah emosi. Diet keto dapat menyebabkan kekurangan nutrisi karena terbatasnya variasi makanan.
2. Diet Paleo
Diet Paleo menganjurkan pola makan seperti yang diterapkan nenek moyang, yakni hanya mengonsumsi makanan utuh. Misalnya daging, ikan, buah, dan sayur.
Tidak diperkenankan mengonsumsi biji-bijian, susu dan makanan olahan. Efek samping diet paleo menyebabkan asupan protein berlebih sehingga membebani kerja ginjal yang berpotensi meningkatkan kerusakan.
3. Diet Vegan
Seperti namanya, diet vegan menerapkan pola makan untuk mengonsumsi hanya produk hewani saja antara lain daging, susu dan telur. Diet vegan menjadi populer sebagai usaha untuk menurunkan berat badan karena dinilai memiliki banyak manfaat.
Di samping itu, diet vegan ternyata memiliki potensi efek samping berupa risiko penyakit kronis. Lantaran tubuh kekurangan nutrisi sehingga rentan mengalami anemia, pengeroposan tulang, dan gangguan neurologis.
4. Intermittent Fasting
Intermittent fasting merupakan metode diet dengan melakukan puasa selama durasi tertentu. Umumnya, program puasa intermiten ini dilakukan selama 12 sampai 40 jam.
Jenis diet ini menyebabkan rasa lapar yang ekstrem. Sehingga menimbulkan efek samping berupa mudah tersinggung dan tingkat energi sedikit.
5. Diet Mediterania
Jenis diet ini menenkan seseorang untuk makn buah, sayur, biji-bijian utuh, kacang-kacangan dan lemak sehat seperti minya zaitun. Untuk protein didapat dari daging unggas dan ikan dalam jumlah sedikit.
Diet mediterania dinilai sebagai program menurunkan berat badan paling sehat lho. Namun, konsumsi lemak sehat dan kacang-kacangan secara berlebih justru meningkatkan penambahan berat badan yang tak terkendali.
6. Diet Atkins
Diet atkins adalah pola makan tinggi asupan lemak dan protein dan rendah karbohidrat. Pola makan ini diprakarsai oleh seorang dokter bernama Robert C.
Asupan lemak dan protein berlebih dapat mengakibatkan kadar kolesterol hingga risiko penyakit kardiovaskular.
7. Diet Raw Food
Diet raw food adalah pola makan berupa makanan mentah dan tidak boleh diolah, baik digoreng, dibakar, atau direbus. Jenis diet menyebabkan kurangnya kelompok makanan tertentu yang dibutuhkan tubuh.
Efek samping berupa masalah pencernaan dan kekurangan nutrisi, seperti protein, zat besai dan kalsium. Mengolah bahan makanan menjadi hidangan ternyata meningkatkan beberapa kandungan nutrisi yang tidak didapatkan saat bahan makanan dalam kondisi mentah.
8. Diet Jus
Diet jus adalah pola makan hanya mengonsumsi jus dari buah dan sayuran saja. Jus diklaim dapat mendetoksifikasi tubuh dan mendorong penurunan berat badan. Diet ini disebut juga juice claeanes.
Sayangnya, jus tidak mengandung nutrisi penting yang dibutuhkan tubuh. Sehingga menyebabkan hilangnya massa otot dan penurunan laju metabolisme sebagai efek sampingnya.