4 Kisah Tragis Seniman Dunia, Ada yang Dari Indonesia
VIVA – Menjadi seniman tidak lah mudah, banyak tantangan harus dilewati. Mulai dari menghadapi kritikan, karya tidak laku, depresi dan masalah lainnya.
Seperti empat seniman terkenal dunia berikut ini. Meski akhirnya karya mereka terkenal, bahkan setelah mereka sudah tiada, namun kehidupan mereka tidak lah mulus.
Berikut empat kisah tragis seniman dunia, ada yang dari Indonesia:
Vincen Van Gogh
Seniman terkenal pertama adalah seniman yang karyanya sangat terkenal hingga saat ini, yaitu Vincent van Gogh. Mahakarya van Gogh yang terkenal sangat banyak, diantaranya The Starry Night, Van Gogh self-portait, Cafe Terrace at Night, dan Vincent's Bedrom in Arles. Karya - karyanya semasa hidup diabadikan di berbagai museum kelas dunia hingga museum Van Gogh sendiri yang terletak di Amsterdam
Seperti diketahui, selama hidupnya, seniman yang lahir pada 30 Maret 1858 di Belanda ini mengalami masalah finansial dan masalah kejiwaan. Saat muda, van Gogh bahkan sering kali menukar lukisannya untuk mendapat makanan atau untuk mendapat alat lukis. Ia mengalami depresi berat dan harus berada di rumah sakit jiwa untuk beberapa kali.
Bahkan, van Gogh memotong telinganya sendiri, membungkusnya dalam koran, dan mengirimnya pada seorang pelacur bernama Rachel yang menggemparkan. Setelah kejadian mengerikan itu, van Gogh kembali kerumahnya dan melukis potret dirinya sendiri yang dinmakan Autopotrait a l'oreille bandee atau Potret Diri dengan Perban di telinga.
Vincent van Gogh meninggal dengan tragis pada Minggu malam, 27 Juli 1890, saat ia menginap di sebuah penginapan. Sang pemilik penginapan menemukan van Gogh terluka sambil memegang dadanya yang ternyata sebuah peluru etelah bersarang di sana. Hingg saat ini, tidak ada penjelasan jelas bagaimana peluru tersebut bisa mengenai dda van Gogh. Banyak yang mengatakan bahwa Gogh menembak dadanya sendiri atau bunuh diri namun ada pula yang mengatakan ia ditembak dari jarak jauh.
Jean-Michael Basquiat
Jean-Michel Basquiat adalah seorang seniman dari New York. Karyanya sangat terkenal sebagai seniman besar seni visual yang berasal dari grifiti jalanan. Hal ini terlihat dari gaya seni Basquiat yang memang memiliki ciri khas grafiti. Ia memulai karir senimannya dengan otodidak dan tidak pernah mengeyam pendidikan seni secara formal. Basquaiat juga sangat dekat dengan seniman Andy Warhol dan melihatnya seperti sebagai sosok mentor dan ayah.
Basquiat meninggal saat usianya 27 tahun akibat overdosis obat - obatan, yaitu campuran heroin dan kokain. Hal ini dipicu oleh depresi yang ia rasakan, dan memuncak saat Andy Warhol meninggal yang membuat Basquait menggunaka obat - obatan. Sebelum meninggal, Basquiat membuat lukisan terakhir yang ia beri nama Riding with Dead, yang mendapat banyak pujian karena makna dan kesederhanannya.
Nicolas de Stael
Nicolas de Stael terkenal dengan karya lukisannya yang menggambarkan pemandangan berbentuk abstrak. Selain itu, ia jga adalah seniman tekstil dan seniman kolase. Ia terkenal pada tahun 1940 - 1950an di Prancis bahkan dunia. Namun, saat memasuki usia 41 tahun, tepatnya pada 1953, Nicolas mengalami depresi yang berat dan mengisolasi dirinya dari publik di Antibes, Prancis. Lalu, pada 1955 Nicolas mengakhiri hidupnya sendiri dengan car melompat dari studio seniny di lantai 11. Depresiny memuncak karena kritikan yang diberikan pada karyanya pada sebuah rapat.
Basoeki Abdullah
Seniman terakhir yang meninggal secara tragis berasal dari Indonesia, bernama Basuki Abdullah. Maestro pelukis ini memiliki nama asli Fransiskus Xaverius Basuki Abdullah lahir pada 27 Januari 1915 di Purwakarta. Basuki Abdullah terkenal dengan lukisannya yang sangat sulit untuk ditandingi dan sudah mulai melukisa sejak usia dini.
Basuki bahkan mendapat beasiswa untuk belajar melukis di Belanda dan banyak melakukan pameran pameran seni semasa hidupnya. Karena kepiawaiannya dalam melukis, ia menjadi salah satu seniman kebanggaan Indonesia yang namanya masih sering disebut hingga saat ini. Karena keahliannya tersebut pula Basuki hidup enak dan mewah. Namun, hal ini pula yang menjadi alasan ia meninggal.
Basuki Abdullah dibunuh oleh tukang kebunnya sendiri, saat tukang kebun tersebut merampok kediaman Basuki Abdullah pada 5 November 1993. Basuki meninggal karena pukulan pada belakang kepalanya pada usia 78 tahun.
Karya-karya Basuki semasa hidup masih bisa dilihat di Museum Basuki Abdullah di daeah Cilandak, Jakarta Selatan yang saat ini dikelola oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.