Dibuang Keluarga, Pria Mualaf Ini Baca Syahadat di Depan Ribuan Orang
- Tanggapan layar video YouTube @Ngaji Cerdas
VIVA – Nurhadi, pria asal Palembang, Sumatera Selatan, mantap mengucap dua kalimat Syahadat pada 27 Oktober 2019. Pria yang kini berdomisili di Tangerang itu, sebelumnya tinggal di lingkungan yang memeluk Kristen.
Tidak hanya keluarga, bahkan satu desa di tempat Nurhadi tinggal semuanya beragama Kristen. Sang ibu bahkan seorang aktivis gereja.
Ketertarikan Nurhadi pada Islam, berawal dari kakak pertamanya yang lebih dulu menjadi mualaf. Kakaknya seringkali memberikan ceramah tentang Islam. Ditambah lagi, bapak dua anak itu merasa kurang yakin dengan agamanya terdahulu.
"Kok Tuhan saya bisa meninggal? Dibangkitkan pada hari ketiga. Kalau Tuhan kan gak mungkin Dia meninggal, gak mungkin berubah rupa menjadi manusia. Dari situ mungkin banyak keraguan-keraguan," ujarnya bercerita di YouTube Ngaji Cerdas, dikutip VIVA, Rabu 17 November 2021.
Dari situ, Nurhadi mempelajari lebih dalam tentang Islam. Dia turut membandingkan isi Alkitab dengan Alquran. Hingga akhirnya, dia membaca surat Al-Imran dalam Alquran yang membuatnya semakin yakin untuk memeluk Islam.
"Ada di ayat 19 bahwa agama di sisi Allah itu cuma Islam yang diterima. Dan Al-Imran ayat 85, selain Islam tidak diterima, nanti di akhirat termasuk orang yang rugi," kata dia.
Akhirnya, Nurhadi memutuskan untuk memeluk Islam, tepat ketika perayaan Maulid Nabi pada 27 Oktober 2019.
"Itu Maulid Nabi yang ke-8. Di sana saya Syahadat di Gubah Alhaddad Tanjung Priok sama Habib Ali dan Habib Assegaf. Jadi Maulid Nabi yang ke-8 selama 8 tahun, baru saya sendiri yang Syahadat di Gubah Al Haddad Tanjung Priok. Disaksikannya ratusan ribu orang," ungkapnya.
Namun ujian pertama Nurhadi menjadi seorang Muslim cukup berat. Dia ditinggal oleh istrinya yang pertama karena tidak menerimanya memeluk Islam.
Selain bercerai, Nurhadi juga tidak diperbolehkan untuk bertemu dengan dua buah hatinya. Bahkan ketika ditanya orang-orang, mantan istrinya itu selalu mengatakan bahwa Nurhadi sudah meninggal.
"Pas ditanya bapak RW, bapaknya ke mana? Katanya bapaknya udah meninggal. Kalau anak saya dengar, saya sayang sama mereka. Mudah-mudahan suatu saat nanti saya bisa ketemu dengan mereka atau ada akses untuk memperbolehkan saya ketemu mereka," harap dia.
"Udah mau 2 tahun belum ketemu anak. Mungkin karena mereka gak terima saya masuk Muslim, makanya mereka tutup akses saya sama sekali, terus bapaknya dibilang mati," sambung dia.
Ujian Nurhadi tidak berhenti di situ. Hingga kini, keluarganya pun masih belum bisa menerima bahwa Nurhadi sudah berpindah keyakinan.
"Respons keluarga Alhamdulillah ibarat perang Bharatayudha. Dibuang sama keluarga, disumpahin sama keluarga, disuruh makan rumput, sumpah serapahlah," pungkasnya.
"Saya bilang masuk Muslim, sumpah serapah, tidak ridho dunia akhirat, banyaklah. Saya diam, saya terima saja semoga keluarga saya, siapapun itu, semoga Allah kasih hidayah. Mereka diselamatkan di dunia dan akhirat," kata Nurhadi.