Tiap Usia Beda Sikap, Yuk Kenali Perkembangan Emosi Si Kecil
- Pixabay/KokomoCole
VIVA – Anak-anak memiliki beragam perasaan selayaknya orang dewasa. Setiap anak juga memiliki karakteristik yang khas dan khusus yang dapat membedakan mereka dengan teman seusianya.
Rupanya, kemampuan untuk bereaksi secara emosional sudah ada sejak bayi baru lahir seperti menangis, tersenyum, dan frustasi. Bahkan beberapa peneliti meyakini bahwa beberapa minggu setelah lahir, bayi dapat memperlihatkan bermacam-macam ekspresi.
"Anak-anak biasanya belum memiliki ‘vocabulary’ untuk mengemukakan perasaan mereka, sehingga mereka mengomunikasikan perasaan mereka dengan cara-cara lain. Terkadang anak-anak dapat mengekspresikan perasaan mereka melalui perilaku yang tidak tepat dan menimbulkan masalah," ujar Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Konsultan Psikiatri Anak dan Remaja, RS Pondok Indah, Bintaro Jaya, dokter Anggia Hapsari, Sp.KJ (K), dalam keterangan persnya.
Pada semua usia, kuatnya emosi positif merupakan dasar untuk penyesuaian yang baik. Bayi yang mengalami lebih banyak emosi senang meletakkan dasar-dasar untuk penyesuaian pribadi dan penyesuaian sosial yang baik, juga untuk pola-pola perilaku yang akan menimbulkan kebahagiaan.
Yuk,gali lebih dalam bagaimana emosi anak dan tingkat perkembangannya. Bagaimana anak mengekspresikan perasaan?
Bayi
Usia 0 sampai 2 tahun merupakan masa di mana anak mulai mengenal dunia dan eksplorasi dirinya sendiri. Di masa ini, bayi mulai mengenali berbagai emosi mulai dari semua emosi dasar, termasuk kebahagiaan, perhatian, keheranan, ketakutan, kemarahan, kesedihan, dan kebosanan sesuai dengan situasinya.
Usia 2-6 tahun
Setelah melewati masa bayi yang penuh ketergantungan, yakni kira-kira usia 2-6 tahun, anak-anak pra-sekolah sudah dapat merasakan cinta dan mempunyai kemampuan untuk menjadi anak yang penuh kasih sayang, dapat merasakan anak lain yang sedang sedih dan mulai merasa bersimpati, ingin menolong.
Anak pra-sekolah baru dapat mengekspresikan satu emosi pada satu waktu, dan belum dapat memadukan emosi atau perasaan dari hal-hal yang membingungkan.
Usia 6-12 tahun
Saat anak usia sekolah (6-12 tahun), kemampuan kognitif mereka mulai berkembang sehingga kemampuan untuk dapat mengekspresikan emosinya lebih bervariasi dan terkadang dapat mengekspresikan secara bersamaan dua bentuk emosi yang berbeda, bahkan bertolak belakang.
Anak mulai mengetahui kapan harus mengontrol ekspresi emosi sebagaimana juga mereka menguasai keterampilan regulasi perilaku.
"Ini juga memungkinkan mereka menyembunyikan emosinya dengan cara yang sesuai dengan aturan sosial," tambah dokter Anggia.
Usia 12 tahun ke atas
Ketika anak berusia 12 tahun ke atas, mereka sudah mampu menganalisis dan mengevaluasi cara mereka merasakan atau memikirkan sesuatu.
Begitu juga terhadap orang lain, anak yang hampir memasuki masa remaja ini, sudah dapat merasakan bentuk empati yang lebih dalam.
"Perbedaan dalam perkembangan emosi membutuhkan perhatian khusus agar anak memiliki kemampuan meregulasi emosi mereka dengan tepat," terangnya.