Kecintaan Omesh pada Motor Custom
- Jeffry Yanto/VIVA.co.id
VIVA.co.id – Soal modifikasi sepeda motor, Ananda Rusdiana, atau biasa disapa Omesh, bukan anak kemarin sore. Pria kelahiran 21 Agustus 1986 silam ini, melakoni hobinya mengutak-atik motor sejak duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP).
"Kalau oprek motor, gue senang dari SMP. Awalnya pinjam punya teman, biasa motor-motor bebek racing gitu. Dan, itu sampai SMA. Sampai akhirnya, gue bisa beli motor sendiri saat kuliah," ujarnya, saat berbincang dengan VIVA.co.id di Senayan, Jakarta Selatan.
Untuk mendapatkan motor pertamanya, suami dari Dian Ayu Lestari ini benar-benar harus bekerja keras. "Jadi, kuliah sambil kerja jualan susu. Duitnya, gue kumpulkan buat beli Kawasaki Binter Mercy 200cc yang sudah gue bore-up (ganti piston lebih besar)," ujar alumnus Universitas Padjadjaran Bandung itu.
Ia menambahkan, karena motor pertamanya itu punya banyak sejarah, sampai sekarang masih ada dan masih ditunggangi, kala dia sedang berada di kampung halaman, Bandung.
Ternyata, presenter talent show terfavorit dalam ajang Panasonic Awards 2011 ini, tidak hanya mempunyai satu ‘kuda besi’ saja.
"Gue itu senang motor, jadi gue enggak fanatik dengan satu merek. Di rumah ada Lambretta, Vespa, Sespan, BSA, Ducati, dan Honda Monkey,” ungkapnya.
Saat ditanya, jika suatu saat nanti buah hati kesayangan yang mempunyai nama Btari Embun Anandayu juga menyukai motor, Omesh mengatakan, itu tidak masalah.
"Bahkan, istri gue juga senang motor dan punya motor sendiri juga. Tapi ya tetap saja, jiwanya ‘menteri keuangan’. Jadi, kalau mau beli motor baru, gue punya prinsip lebih baik minta maaf dari pada minta izin," jelasnya sambil tersenyum.
Ada alasan khusus, mengapa semua Omesh memilih untuk memodifikasi semua motornya. Pengerjaan diserahkan ke builder asli Indonesia. Menurutnya, builder Indonesia itu keren dan luar biasa.
"Jujur, saya senang motor tipe fashion custom. Motor apapun, meski baru, pasti saya custom. Dan, hobi saya itu mencoba semua builder. Saya bikin motor custom di Yogyakarta dua kali, Bandung tiga kali, dan di Jakarta tiga kali," katanya. (asp)