Kemenangan di Derby d'Italia, Bukti Inter Milan Belum Habis
- Reuters / Giorgio Perottino
VIVA.co.id – Derby d'Italia jilid ke-230 akhirnya menjadi milik Inter Milan. La Beneamata mampu menekuk rival abadi, Juventus 2-1 di Giuseppe Meazza dalam lanjutan Serie A, Minggu 18 September 2016.
Sebelum laga ini, nyaris tak ada yang memprediksi Inter mampu meraup kemenangan. Maklum, tim besutan Frank De Boer baru meraih satu kemenangan di Serie A musim ini. Mereka bahkan kalah 0-2 dari tim gurem asal Israel, Hapoel Be'er Sheva, di ajang Liga Europa di kandang sendiri.
Sebaliknya, Juventus terlihat begitu perkasa. Bianconeri selalu menang dalam 3 laga awal di Serie A, sebelum bertemu dengan Inter. Rekor pertemuan pun sangat memihak kepada kubu La Vecchia Signora.
Meski tampil di kandang sendiri, rekor pertemuan sangat tidak menguntungkan Inter. Terakhir kali mereka menaklukkan Juventus di Giuseppe Meazza sudah terjadi 6 tahun silam. Saat itu, Inter menang 2-0 pada 16 April 2010 di ajang Serie A.
Musim lalu, Inter sebenarnya sukses menaklukkan Juventus 3-0 di Giuseppe Meazza. Namun, kemenangan di semifinal Coppa Italia itu terasa sia-sia. Sebab, pada akhirnya La Beneamata gagal ke final, usai tumbang 3-5 lewat adu penalti.
Apa yang terjadi di Minggu malam kemarin memang berbeda. Inter harus tertinggal lebih dulu, lewat gol Stephan Lichtsteiner di menit 66. Namun, setelah itu, La Beneamata mampu membalikkan kedudukan berkat gol Mauro Icardi (68') dan Ivan Perisic (78'). Inter pun sukses menang 2-1 atas sang rival abadi.
Pelatih Inter, Frank De Boer menjadi sosok yang paling bersyukur dengan kemenangan ini. Apalagi, sebelumnya kursi kepelatihan pria asal Belanda ini sempat digoyang karena serangkaian hasil buruk. De Boer pun langsung menatap laga selanjutnya. Inter akan menghadapi tuan rumah Empoli di Stadio Carlo Castellani, Rabu 21 September 2016 (Kamis dini hari WIB).
"Kami bekerja sebagai tim. Perjalanan kami baru dimulai dan pemain sudah mengerti tujuan tim ini," kata De Boer, seperti dilansir ESPN.
"Para pemain perlu menunjukkan semangat di setiap pertandingan, melawan Empoli dan Bologna juga. Ayo nikmati kemenangan dan bersiap diri untuk pertandingan kontra Empoli," tutur mantan pelatih Ajax Amsterdam ini.
Icardi "Sang Pembunuh" Juventus
***
Kemenangan Inter tak lepas dari sosok Mauro Icardi. Penyerang internasional Argentina ini sukses menyumbangkan satu gol dan satu assist saat bersua Juve.
Icardi menunjukkan diri sebagai "pembunuh" Juventus. Dalam 9 penampilan melawan La Vecchia Signora, suami dari Wanda Nara ini mampu mencetak 7 gol.
"Juventus adalah tim favorit saya untuk mencetak gol. Juventus adalah tim besar, sehingga pertandingan tersebut sangat penting bagi kami," kata Icardi dikutip dari Football Italia.
Menurut Icardi, jika Inter bermain seperti saat mengalahkan Juventus bukan tidak mungkin akan selalu meraih hasil yang positif. Di bawah kepelatihan Frank De Boer Inter memang menjadi sorotan. Sebelum mengalahkan Juventus, Inter hanya meraih satu kemenangan.
"Kita tidak bisa hanya bermain baik hanya dalam satu pertandingan saja. Kami harus bermain seperti ini setiap pertandingan," ujar pemain berusia 23 tahun ini.
Total, Icardi telah mencetak 4 gol dari 4 pertandingan di Serie A. Bahkan, 5 gol yang dicetak Inter di Serie A, semuanya berkat andil Icardi. Selain 4 gol, dia juga menyumbangkan satu assist.
Gelandang Inter yang juga rekan senegara Icardi, Ever Banega menilai mantan pemain Sampdoria itu layak dipanggil ke Timnas Argentina.
"Tentu saja, dia layak dipanggil Seleccion (Timnas Argentina), karena dia mencetak gol, dan saya harap mereka membawanya. Dia hanya perlu rileks dan terus bermain seperti saat ini," kata Banega pada FCInternews.it.
"Kami harus terus tampil seperti ini, serta meningkatkan intensitas di setiap sesi latihan dan setiap pertandingan," ujarnya menambahkan.
Ada Apa dengan Juventus?
***
Suka bagi Inter, duka bagi Juve. Kalah setelah unggul lebih dulu tentu saja menyesakkan. Apalagi itu datang dari Inter, yang merupakan rival abadi. Menurut catatan Opta, ini adalah kali pertama Juve kalah setelah unggul lebih dulu di Serie A, sejak April 2015, melawan Torino.
Pelatih Juve, Massimiliano Allegri mengungkapkan penyebab kekalahan timnya. Menurutnya, itu karena Bianconeri menurunkan kecepatan bermain mereka. Kondisi tersebut justru menguntungkan bagi Inter.
Setelah unggul, kami tak bisa mempertahankannya hingga dua menit. Kami lengah dan sudah puas, lalu intensitas menurun," kata Allegri seperti dilansir Sky Sport Italia.
"Masalah utama hari ini adalah level taktik Juve yang buruk. Kami terlalu mudah memberikan bola, sering salah umpan. Kami juga sudah kebobolan tiga kali lewat skema sepak pojok di musim ini," lanjutnya.
Kekalahan di laga bertajuk Derby D'Italia itu, disebut Allegri, tak membuat Juve panik. Allegri justru menyatakan, kekalahan ini menjadi peringatan awal bagi Juve untuk bisa bermain lebih cerdas.
"Hasil ini membakar, mengajarkan, dan mengajak kaki kami kembali ke tanah. Bukan sebuah tragedi. Kekalahan seperti ini bisa berdampak bagus untuk kami," terang mantan pelatih AC Milan tersebut.
Kapten Juve, Gianluigi Buffon juga buka suara soal kekalahan ini. Menurutnya, Juve tidak bermain tidak seperti biasanya. Kurang tajamnya serangan dan masih banyaknya kesalahan, jadi sorotan kiper gaek Italia tersebut.
"Di satu sisi, kita seperti kehilangan pola permainan yang sesungguhnya. Rasanya sangat menyakitkan selama 65 menit, kami bermain buruk dan tidak sangat tajam serangan kami. Tetapi, kami masih menatap ke depan," ujar Buffon, dilansir Football Italia.
Yang jelas, hasil di Derby d'Italia membuat persaingan di Serie A semakin sengit dan sulit diprediksi. Napoli kini sukses menempati puncak klasemen dengan 10 poin dari 4 pertandingan, hanya terpaut satu poin dari Juve yang ada di urutan 2.
Sementara itu, Inter kini menempati posisi 6. La Beneamata mengumpulkan 7 angka, hanya terpaut 2 poin dari Juve.