Tinta Emas Sevilla dan Catatan Hitam Klopp

Pemain Sevilla selebrasi di final Liga Europa.
Sumber :
  • Reuters / Michael Dalder

VIVA.co.id – Sevilla memastikan diri menjadi juara Liga Europa setelah mengalahkan Liverpool di partai puncak, Rabu 18 Mei 2016 atau Kamis dini hari WIB. Ini menjadi gelar juara ketiga Sevilla di ajang Liga Europa.

Dengan demikian, Sevilla berhasil mencatatkan sejarah di kompetisi kasta kedua Eropa tersebut. Sevilla diketahui menjadi tim pertama yang berhasil mencatatkan hattrick juara selama tiga musim beruntun.

Tak cuma itu, Sevilla juga menjadi tim pertama yang mengangkat trofi Liga Europa untuk kali kelima.

Proses Sevilla juara Liga Europa musim ini terbilang fantastis. Di final, mereka sempat tertinggal dari Liverpool lewat gol Daniel Sturridge.

Selama babak pertama, Liverpool mengontrol permainan dan mampu membuat Sevilla kewalahan. Situasi berubah di babak kedua.

Sevilla malah berhasil membuat The Reds tertekan. Akhirnya, mereka berbalik unggul hanya dalam tempo 20 menit. Mereka sukses mencetak tiga gol di interval tersebut.

"Kinerja kami di lapangan menjadi rahasianya. Liverpool bertahan dengan baik di babak pertama. Mereka sangat berbahaya di babak pertama. Tapi, di babak kedua, kami bermain lebih cepat dan memberikan tekanan dengan baik," kata pelatih Sevilla, Unai Emery, seperti dilansir Marca.

Komentar berbeda dikemukakan bek Sevilla, Daniel Carrico. Menurutnya, keberhasilan Sevilla mengalahkan Liverpool berasal dari ketenangan serta kecerdasan Emery.

Tak cuma itu, Carrico menyatakan Emery juga mampu membangkitkan semangat juang anak-anak asuhnya. "Pelatih meminta kami mengubah gaya bermain, harus menunjukkan keyakinan. Kami lakukan apa yang dikatakannya. Di babak kedua, Liverpool tak punya kesempatan," terang Carrico seperti dikutip Reuters.

Keberhasilan Sevilla menjuarai Liga Europa selama tiga musim berturut-turut ternyata telah menarik minat klub-klub besar untuk memboyong Emery. Ada isu yang menyebutkan, pelatih 44 tahun itu tertarik untuk pindah ke klub lain.

Rumor tersebut langsung ditampiknya. "Saya sangat senang berada di klub ini. Selama Sevilla menginginkan saya, maka kami akan mempersiapkan untuk masa depan. Saya berpikir akan tinggal selamanya di sini" tutur Emery.

Bersama Sevilla, Emery berhasil mencatatkan prestasi yang luar biasa di Liga Europa. Dia sudah menjuarai Liga Europa sebanyak tiga kali, menyamai torehan Giovanni Trapattoni.

 

 

 

Selanjutnya

***

Berpotensi Double Winners

Tak cuma Liga Europa, Sevilla juga berpeluang menambah satu trofi lagi di musim ini. Kesempatan tersebut muncul lewat ajang Copa del Rey.

Ya, Los Rojiblancos akan berhadapan dengan Barcelona di final Copa del Rey. Duel ini bakal digelar pada Minggu 22 Mei 2016 atau Senin dini hari WIB, di Estadio Vicente Calderon.

Bukan hal yang mudah bagi Sevilla untuk bisa mengalahkan Barcelona. Sebab, dalam 10 pertemuan terakhir, rekor mereka saat bertemu Barca sangat buruk.

Sevilla cuma berhasil mengemas satu kemenangan. Delapan laga lain diakhiri dengan kekalahan, dan satu lainnya berakhir imbang.

Kondisi semakin sulit ketika bek andalan mereka, Adil Rami, dibekap cedera di laga kontra Liverpool. Rami memang tak bermain penuh di duel kontra Liverpool.

Dia diganti di menit 78 oleh Timothee Kolodziejczak karena mengalami kejang otot. Meski begitu, Rami yakin bisa tampil di laga kontra Barca.

"Itu hanya sebuah ketegangan, dan tidak mungkin untuk bergerak. Itu lebih baik saya diganti, dan memasukkan pemain baru. Tapi, ini bukan cedera yang serius, saya akan siap bermain di final," kata Rami seperti dikutip dari Soccerway.

Punya rekor yang lebih baik, ternyata tak membuat Barca menganggap enteng Sevilla. Mereka justru khawatir Sevilla menghadirkan kejutan di final Copa del Rey nanti.

"Mereka tim hebat, dengan pelatih yang punya rencana rapi untuk laga melawan Barca. Mereka tak akan merasa kelelahan karena bermain di final Liga Europa terlebih dulu," ujar bek Barca, Jordi Alba, di situs resmi klub.

Alba pun meminta kepada rekan-rekannya untuk tetap waspada. Kerja keras di atas lapangan, disebut Alba, akan menjadi penentu kesuksesan Barca.

"Trofi dari kompetisi dan Copa del Rey menjadi sangat penting karena persaingannya yang ketat. Pada dasarnya, juara di liga membuat kepercayaan diri kami meningkat jelang final Minggu nanti," terang Alba.

 

 

 

Selanjutnya

***

Catatan Hitam Klopp Makin Panjang

Saat Sevilla menari-nari, Liverpool justru harus bersedih. Bagaimana tidak, musim ini Liverpool benar-benar hancur lebur.

Di Premier League, mereka hanya mampu finis di papan tengah. Jangankan Liga Champions, tembus zona Liga Europa saja tidak.

Pil pahit lainnya adalah Liverpool harus kalah dua kali di partai final. Pertama, mereka harus menelan kekalahan dari Manchester City di final Piala Liga. Terbaru, Liverpool kalah dari Sevilla di partai puncak Liga Europa.

"Kami telah menunjukkan sepanjang kompetisi kalau kami pantas untuk memenangkannya. Tapi, kami gagal di malam yang palng menentukan," ucap gelandang Liverpool, James Milner.

"Ini merupakan sebuah pukulan telak bagi klub sebesar ini. Kami tampil di dua final musim ini. Tapi, tak mampu melewatinya," lanjut dia.

Biang sial Liverpool mungkin ada dalam diri manajer Juergen Klopp. Ya, ada kutukan yang mengiringi Klopp terkait partai final.

Dengan kekalahan dari Sevilla, Klopp sudah gagal di final sebanyak lima kali. Kekalahan Liverpool dari ManCity di Piala Liga, 28 Februari 2016, adalah yang keempat.

Sebelumnya, Klopp gagal mengantarkan Borussia Dortmund menjadi juara Liga Champions, 25 Mei 2013, dan DFB-Pokal, 17 Mei 2014 serta 30 Mei 2015.

"Masalahnya adalah kami seperti kehilangan kepercayaan diri. Kami tidak kompak dan sangat tegang," kecam Klopp.

Tapi, menurut legenda Liverpool, Jamie Carragher, kekalahan mantan timnya bukan disebabkan oleh kutukan Klopp. Permainan buruk yang ditunjukkan Alberto Moreno, dijelaskan Carragher, menjadi kunci utama kekalahan Liverpool.

"Juergen, komite transfer, siapa yang mendatangkan bek kiri buruk itu," kicau Carragher di akun twitter resminya, @Carra23.

Pendapat berbeda dikemukakan oleh Emery. Sang mantan mentor menyebutkan, Moreno sebenarnya bermain begitu baik di Liverpool sepanjang musim ini.

"Dia punya musim yang bagus di Liverpool dan berkontribusi banyak. Moreno mencari level tertingginya demi masuk timnas," bela Emery.

Terlepas dari itu semua, musim ini Eropa sudah dipastikan dikuasai Spanyol. Sevilla sudah juara Liga Europa. Dan, juara Liga Champions, juga dipastikan berasal dari Negeri Matador. Pertanyaannya, siapakah yang juara Liga Champions, Real Madrid atau Atletico Madrid?