Pelajaran Berharga Para Raksasa Menuju Piala Eropa

Pemain Jerman rayakan gol Thomas Mueller
Sumber :
  • REUTERS/Michaela Rehle
VIVA.co.id - Akhirnya pekan internasional terakhir di tengah liga musim 2015-16 sudah selesai. Banyak pelajaran penting yang dirasakan negara-negara favorit juara jelang Piala Eropa di Prancis pertengahan tahun nanti.

Jerman menjadi salah satu negara yang merasakan pelajaran penting. Sebagai negara berstatus "Juara Dunia", Die Panzer sempat dikejutkan aksi brilian Inggris saat kedua negara bertemu di Berlin akhir pekan kemarin.

Sudah unggul dua gol, tuan rumah malah kebobolan tiga gol. Inggris bahkan sukses membobol gawang Jerman di masa injury time untuk merebut kemenangan 3-2, sekaligus membuat Mesut Oezil cs terpukul.

Selang tiga hari, Jerman tak ingin melakukan kesalahan yang sama saat menjamu Italia di Allianz Arena, Munich. Tuan rumah berhasil mencetak empat gol dalam 75 menit. 

Empat gol ke gawang Italia yang dikenal punya pertahanan grendel. Gli Azzurri hanya bisa mencetak gol hiburan lewat Stephan El Shaarawy tujuh menit jelang waktu normal usai.

Raihan hasil positif ini pun disambut baik oleh para penggawa tim asuhan Joachim Loew itu. Berhasil melupakan kekalahan dan bangkit membantai Gli Azzurri rupanya jadi sebuah pencapaian sempurna.

"Hari ini kita melihat apa yang terjadi ketika kita turun ke lapangan dengan sikap yang benar. Semuanya berjalan sesuai rencana hari ini. darurat kami kembali lima bekerja dengan baik," kata bek Jerman, Matt Hummels, yang dilansir situs resmi Federasi Sepakbola Jerman, dfb.de.

Senada dengan Hummels, gelandang Jerman, Toni Kroos, yang menjadi pemecah kebuntuan di menit ke-24 juga menyambut gembira hasil tersebut.

"Kami ingin tampil menyerang berawal dari pertahanan yang solid hari ini, dan kami melakukannya dengan sukses. Jelas itu baik bagi kita yang menunjukkan sisi berbeda dari pertandingan melawan Inggris," tambah Kroos.

Di lain sisi, Italia mendapatkan pelajaran teramat penting saat hadapi Jerman. Permainan kolektif sang lawan membuat Italia kesulitan sepanjang pertandingan.

Pertahanan ketat ala Italia juga tidak diperlihatkan. Tak heran, Jerman bisa cukup leluasa untuk mencetak empat gol ke gawang Gianluigi Buffon.

Pelatih Italia, Antonio Conte, sendiri lebih menyoroti permainan timnya yang dinilai tak seperti biasa, menurun dibanding lawan Spanyol akhir pekan kemarin. 

Jadwal padat jelang akhir musim memang sangat menguras stamina para pemain. Ditambah kejelian penerapan taktik Jerman yang buat Italia semakin kewalahan.

"Sejujurnya, saya tak bisa menyalahkan lemasnya penampilan anak-anak di pertandingan melawan Jerman. Kami kelelahan karena bermain dengan intensitas tinggi di duel kontra Spanyol," tutur Conte.

"Apalagi, mereka mengubah sistemnya. Biasanya mereka menggunakan 4-2-3-1. Ini membuat kami terkecoh," terang mantan pelatih Juventus tersebut.

Inggris "Disentil" Belanda
Inggris "Disentil" Belanda

Beda Jerman, beda juga nasib Inggris. Negara yang baru saja mengejutkan Jerman akhir pekan kemarin malah mendapatkan hasil anti-klimaks di jeda internasional ini.

Menghadapi Belanda, yang notabene tak lolos ke Piala Eropa, di Wembley, The Three Lions malah menelan kekalahan 1-2 di depan publiknya sendiri.

Unggul lebih dulu lewat Jamie Vardy, Belanda berhasil membalikkan keadaan lewat dua gol di paruh kedua. Kejadian ini hampir mirip dengan di Belin, namun Inggris kini berada di sisi lainnya.

Pelatih Inggris, Roy Hodgson, pun mengakui kalau penampilan anak asuhnya jauh dari kata memuaskan. Performa Inggris disebut jauh di bawah level yang diharapkannya.

Penampilan Inggris memang sangat berbanding terbalik jika dibandingkan saat hadapi Jerman. Tak ada determinasi yang terlihat seperti laga sebelumnya.

"Saya pikir kita tak pantas kalah di pertandingan ini, terutama dari cara dua keputusan yang merugikan kami. Tapi performa ini sangat tidak saya harapkan," ujar Hodgson pada ITV.

"Kami tak seinisiatif seperti saat hari Sabtu, tak seinventiv itu. Kami terbawa sehingga menelan kekalahan. Saya kecewa karena main di depan 82.000 penonton fantastis. Sayang mereka tak bisa pulang dengan kemenangan," tambahnya.

Satu titik positif dalam laga di Wembley adalah penampilan gemilang Danny Drinkwater. Gelandang Leicester City itu pun berhasil menarik perhatian Hodgson untuk mengisi skuad Piala Eropa 2016.

"Kami belajar banyak, kami tahu kami akan mendapatkannya. Sangat penting untuk berikan kesempatan bagi pemain buat tampil. Dalam dua laga ini saya menilai banyak pemain dan jelas akan jadi keputusan sulit untuk bawa siapa ke Prancis," imbuh Hodgson.


Prancis Makin Menjanjikan
Prancis Makin Menjanjikan

Saat sang "Juara Dunia", Jerman, mendapatkan mixed results, sang tuan rumah Piala Eropa tampil begitu apik dan sukses mencatatkan dua kemenangan impresif.

Hasil positif diraih Prancis dalam dua laga uji coba internasional terakhir. Mereka sukses menyabet kemenangan saat bertemu Belanda dan Rusia selama jeda internasional akhir Maret 2016.

Saat bertandang ke Amsterdam Arena, Prancis menang dengan skor 3-2. Kemudian, saat menjamu Rusia di Stade de France, Rabu dini hari tadi WIB, Prancis sukses mengalahkan Rusia dengan skor 4-2.
Torehan tersebut membuat pelatih Prancis, Didier Deschamps, merasa peluang timnya untuk berprestasi di Piala Eropa 2016 sangat besar. Menurut Deschamps, perkembangan yang dialami oleh Prancis sangatlah pesat.

"Banyak hal bagus yang kami raih dalam dua laga terakhir. Tak semua berjalan sempurna, tapi ada indikasi bahwa talenta kami semakin kolektif. Mereka bisa kompak, meski skuad sering dibongkar," kata Deschamps seperti dilansir Soccerway.

"Hubungan antar pemain semakin bagus. Kecepatannya juga meningkat. Tentu, ini situasi yang menguntungkan," lanjutnya.

Meski begitu, Deschamps menyatakan Prancis tak mau kelewat percaya diri menghadapi Piala Eropa. Pelatih 47 tahun tersebut memprediksi bakal banyak kejutan di turnamen antar negara benua biru yang dihelat pada Juni 2016 nanti.

"Memang percaya diri sedang meningkat. Tapi, tak ada garansi (kami akan sukses)," kata terang Deschamps.