Martunis, Pemuda Religius Menggapai Mimpi ke Pentas Dunia

Pemuda Aceh, Martunis, ke stadion Sporting Lisbon
Sumber :
  • facebook.com/martunis.cristiano
VIVA.co.id -  Pemuda 17 tahun itu mulai menggapai mimpi ke pentas dunia. Martunis, resmi direkrut oleh tim asal Portugal, Sporting Lisbon. Dia akan menimba ilmu di tim U-19 Sporting, yaitu Alcochete.

Kisah ajaib Martunis bermula di saat bencana tsunami menghantam Aceh pada 2004. Ketika itu, Martunis masih berusia 8 tahun dan dipaksa bertahan nyaris satu bulan di atas sebuah kasur yang mengambang di lautan. 

Di atas kasur kecil, Martunis harus menjaga diri sendiri. Hanya makan dari mie kemasan yang ikut terseret ke tengah laut. Setelah 21 hari, persediaan makanan pun habis. Beruntung, seorang wartawan Sky News menemukannya di sebuah kawasan hutan bakau.

Selain kisah survival Martunis, bocah kecil itu menarik perhatian media Portugal karena menggunakan kostum tim nasional Portugal bernomor punggung 10 dengan nama Rui Costa.

Pada 2005, Martunis mendapat kesempatan langka bertemu dengan skuad Portugal termasuk Deco, Luis Figo, sampai Cristiano Ronaldo. Kisah Martunis pun berhasil menyentuh hati megabintang Portugal tersebut yang langsung menjadikan dia anak angkat. Keduanya sering bertemu dan terakhir pada 2013 lalu.

Pada Rabu 1 Juli 2015 tepat dengan peringatan ulang tahun klub, Presiden Sporting, Bruno de Carvalho, memperkenalkan sosok Martunis yang akan bergabung dengan klub Sporting Lisbon.

Buah dari Usaha dan Kerja Keras
Tentu saja apa yang diraih Martunis saat ini tak terjadi begitu saja. Dia bisa mewujudkan hal ini berbekal dari usaha dan kerja keras. Martunis tergolong rajin belajar bahasa Inggris agar bisa tampil di Eropa.

Kepada VIVA.co.id, guru privat bahasa Inggris Martunis, Frilla Geubrina Djufri, mengatakan, anak angkat dari mantan kekasih Irina Shayk itu sangat rajin belajar, namun ia butuh sedikit motivasi. 

“Dia rajin, tapi harus sering dikasih motivasi, bukan cuma belajar materi,” ujar dara yang akrab disapa Gebby ini.

Menurutnya, Martunis juga harus diberi dukungan secara emosional. “Misal seperti masukan dan nasehat, Martunis pasti bisa. Nggak semua orang dapat kesempatan seperti Martunis, jadi harus kerja keras untuk mencapai target. Hal-hal seperti itu dan dia patuh,” kata Gebby.

Martunis rupanya memang sudah berniat ingin belajar di akademi Sporting. Dia ingin mengikuti jejak ayah angkatnya, Cristiano Ronaldo yang memulai karir di tempat yang sama.

“Martunis pernah menulis surat untuk Cristiano Ronaldo dengan menggunakan tangannya sendiri. Inti isi surat itu, dia meminta supaya bisa 

belajar melanjutkan pendidikan di Portugal,” kata Sabini, ayah kandung Martunis, kepada VIVA.co.id, saat dijumpai di kediamannya di Tibang, Banda Aceh, Minggu, 5 Juli 2015.

Surat itu, kata Sarbini, ditulis tidak terlalu panjang dengan bahasa Inggris seadanya sesuai kemampuan Martunis kala itu. Surat tersebut kemudian dititipkan kepada seorang perempuan asal Portugal yang mengunjungi Martunis di rumahnya.

Bercita-cita jadi pemain bola seperti CR7, Martunis sudah mempersiapkan diri mengikuti latihan rutin bersama klub lokal asal Aceh. Pendidikan formal juga diasah dengan mengikuti kursus bahasa Inggris seminggu tiga kali pertemuan.

“Martunis tekun sekali belajar Bahasa Inggris, saya mendukung penuh upaya yang dilakukan oleh Martunis. Kalau dia sukses, keluarga ikut bangga, juga masyarakat Aceh bangga,” ujar Sarbini.

Pemuda Religius
Ternyata di balik sosoknya, yang pendiam, Martunis merupakan pemuda yang religius. Pemuda 17 tahun ini merupakan anak yang taat dan selalu shalat berjamaah.

Sarbini mengingatkan sang anak agar tak pernah lupa shalat lima waktu dan membaca Qur’an selama tinggal di Portugal.

"Ke mana pun kamu pergi, jangan tinggal shalat dan baca Qur'an," ujar Sarbini. 

Diakuinya, Martunis sangat ingin menjadi pemain bola seperti ayah angkatnya, Cristiano Ronaldo. Selama di Aceh, Martunis setiap sore ikut latihan bola dan futsal bersama teman-teman di salah satu klub lokal Aceh. 

“Jangan puas dulu sampai di situ, harus berjuang dan terus berusaha untuk menjadi pemain bola yang sukses di tingkat internasional,” pesan Sarbini kepada Martunis saat meninggalkan Aceh.

Kesuksesan Martunis ini tentu saja membuat warga Indonesia, khususnya warga Aceh merasa bangga. Bahkan ada warga Serambi Mekah yang menganjurkan anak angkat Cristiano Ronaldo itu jangan kembali sebelum menuai sukses.

"Ini kesempatan emas bagi anak Aceh, kami pemuda-pemuda Aceh mendukung Martunis, dia jangan sampai terpengaruh dengan tawaran dari klub di Indonesia, harus tetap bermain bola di Portugal dulu," kata Ahmadi Muhammad Hasan, pemuda yang berdomisili di Banda Aceh, kepada VIVA.co.id.

Sejak berita pria berusia 17 tahun itu bergabung bersama Sporting Lisbon, kini hampir setiap warga Aceh membicarakannya. Mereka sangat antusias mendengar kabar yang cukup membahagiakan ini.

"Martunis memang ada bakat, dia berpontensi besar di dunia sepak bola, ini bakal lahir anak-anak Aceh yang seperti Martunis, dunia sepak bola bakal maju di Aceh, ini semangat baru bagi anak Aceh," tambah Ahmadi.