Peneliti SKSG UI Berikan Rekomendasi soal Transportasi Cerdas Berkelanjutan

Peneliti UI bersama Menhub Budi Karya Sumadi
Sumber :
  • VIVA.co.id/Rinna Purnama (Depok)

Depok, VIVA – Universitas Indonesia (UI) melalui Sekolah Kajian Stratejik dan Global (SKSG) menggelar Seminar Internasional bertajuk “Sistem Transportasi Darat Indonesia Terintegrasi, Cerdas, dan Berkelanjutan”. Seminar dibuka oleh Menteri Perhubungan (Menhub) Republik Indonesia, Budi Karya Sumadi. Pada kesempatan tersebut, UI memberikan Buku Putih Evaluasi Capaian Kinerja Transportasi Darat. Buku Putih itu diberikan oleh Direktur SKSG UI, Athor Subroto, Ph.D.

Buku Putih tersebut merupakan hasil kajian yang dilakukan oleh Tim Peneliti SKSG UI bekerja sama dengan Badan Kebijakan Transportasi Kementerian Perhubungan melalui Pusat Kebijakan Lalu Lintas, Angkutan, dan Transportasi Perkotaan (LLATP). Buku ini berisi gambaran mengenai kinerja sektor transportasi darat selama satu dekade, termasuk analisis capaian, tantangan yang dihadapi, serta rencana atau rekomendasi perbaikan di masa depan.

Dalam satu dekade terakhir, pemerintah telah berupaya meningkatkan infrastruktur transportasi darat terintegrasi melalui pembangunan dan rehabilitasi terminal penumpang dan barang serta fasilitas dermaga penyeberangan. Sebanyak 59, di antaranya 6 terminal baru dan 53 terminal di rehabilitasi yang dibangun untuk mendukung konektivitas masyarakat, terutama di wilayah tertinggal, terluar, dan terisolasi.

“Terminal ini tidak hanya berfungsi untuk menaikkan dan menurunkan penumpang tetapi juga sebagai tempat untuk memastikan keselamatan kendaraan dan pengemudi melalui Kerja sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU). Terminal-terminal ini juga memberikan ruang bagi pelaku UMKM yang membantu meningkatkan perekonomian lokal,” kata Direktur Jenderal Perhubungan Darat, Irjen Pol. Risyapudin Nursin, Senin 14 Oktober 2024.

Menteri Bappenas 2016-1019 dan Kepala BRIN 2019-2021, Prof. Bambang Brodjonegoro mengatakan pentingnya sistem transportasi yang cerdas dan berkelanjutan untuk mendukung misi global ramah lingkungan. Ditegaskan, urbanisasi seringkali menjadi sumber utama emisi gas rumah kaca dari transportasi, sehingga perlu sinkronisasi pengembangan transportasi melalui penerapan teknologi yang efisien.

“Kemajuan digital saat ini, memungkinkan sistem transportasi dapat dikelola lebih baik, agar terciptanya sistem transportasi yang cerdas dan berkelanjutan. Ini menjadi salah satu bagian penting dari konsep Smart City,” katanya.

Terminal Bus Lebak Bulus

Photo :
  • Arianti Widya

Direktur SKSG UI, Athor Subroto mengatakan pembangunan infrastruktur, layanan dan fasilitas transportasi menjadi suatu prioritas yang dapat meningkatkan konektivitas antar pulau dan wilayah. Menurutnya, akan lebih banyak melihat kearifan lokal terakomodasi dengan baik melalui pelibatan teknologi buatan yang cerdas, mendorong lebih banyak inovasi yang harus dilakukan.

“Yang tetap harus menjadi prioritas adalah integrasi antar satu moda transportasi dengan yang lainnya,” katanya.

Tokoh akademisi dan praktisi, Prof. Sutanto Soehodho menilai terdapat berbagai tantangan dan peluang dalam menciptakan sistem transportasi yang lebih efisien dan ramah lingkungan, hingga mampu memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia di masa depan.