Kombinasi Biji Salak dan Kulit Jeruk untuk Obati Kanker
- Pixabay/pexels
Yogyakarta, VIVA – Sekelompok mahasiswa dari Universitas Gadjah Mada (UGM) tengah meneliti potensi kombinasi ekstrak biji salak pondoh dan kulit jeruk pamelo sebagai alternatif pengobatan herbal untuk penderita kanker serviks. Penelitian ini bertujuan mencari metode baru yang ramah lingkungan dan minim efek samping bagi pengobatan kanker.
Ketua tim peneliti, Aditya Latiful Azis, menjelaskan bahwa hingga saat ini penanganan kanker serviks umumnya hanya melalui kemoterapi, radioterapi, atau operasi. "Kami berharap penelitian ini dapat membuka peluang bagi pengobatan alternatif yang lebih alami, dengan bahan-bahan yang tidak hanya aman tetapi juga lebih ramah terhadap tubuh pasien," kata Aditya dilansir Antara, Jumat 13 September 2024.
Aditya memaparkan alasan di balik pemilihan biji salak pondoh dan kulit jeruk pamelo sebagai bahan penelitian. Biji salak pondoh diketahui mengandung sejumlah senyawa penting, seperti polifenol, alkaloid, dan terpenoid, yang memiliki potensi sebagai antioksidan. Sementara itu, kulit jeruk pamelo mengandung flavonoid dan likopen, yang dipercaya mampu memberikan efek sitotoksik terhadap sel kanker.
"Obat herbal dianggap memiliki efek samping yang lebih kecil dibandingkan dengan obat-obatan modern. Hal ini memberikan harapan bagi penderita kanker serviks untuk menjalani pengobatan yang lebih aman," tambah Aditya, yang merupakan mahasiswa Program Studi Biologi UGM.
Kombinasi ekstrak biji salak pondoh dan kulit jeruk pamelo, lanjut Aditya, dinilai berpotensi menjadi terapi alternatif dengan efek samping yang lebih sedikit dibandingkan metode konvensional. Penelitiannya juga menunjukkan bahwa bagian dari biji salak dan kulit jeruk pamelo mengandung metabolit sekunder yang dapat memberikan manfaat dalam pengobatan kanker serviks.
Selain dari potensi kesehatan, Aditya juga menyebutkan bahwa produksi dan konsumsi salak serta jeruk pamelo di Indonesia mengalami peningkatan setiap tahun, sehingga bahan-bahan ini tidak sulit untuk diperoleh.
Dalam upaya membuktikan keampuhan kombinasi ini, tim peneliti melakukan serangkaian uji, mulai dari skrining profil fitokimia, uji in silico, hingga uji aktivitas antiinflamasi. Mereka juga melakukan uji sitotoksisitas dan antiproliferasi menggunakan MTT assay, serta penghambatan migrasi sel HeLa dan uji apoptosis.
Hasil penelitian yang dilakukan selama empat bulan menunjukkan bahwa kombinasi ekstrak biji salak pondoh dan kulit jeruk pamelo memiliki kemampuan untuk menghambat inflamasi, mencegah migrasi sel HeLa, serta memicu proses apoptosis pada sel kanker serviks.
"Kombinasi ekstrak ini menunjukkan hasil yang menjanjikan sebagai terapi alternatif untuk kanker serviks, memanfaatkan sumber daya alam yang melimpah di Indonesia," tutup Aditya.