Ribuan Siswa SMA di Tambun Tidak Bisa Masuk ke Sekolah Gegara Pagar DIgembok Orang Tua Murid
- Instagram | infobekasi
VIVA – Viral ribuan siswa dari SMA Negeri 1 Tambun Utara, yang terletak di Jalan H. Nausan, Desa Sriamur, Kecamatan Tambun Utara, mengalami kesulitan akses masuk ke sekolah pada Senin pagi, 22 Juli 2024.
Hal ini disebabkan gerbang sekolah yang digembok oleh orang tua calon siswa yang tidak diterima dalam penerimaan peserta didik baru (PPDB) online tahun ini.
Dalam video yang diunggah akun Instagram @infobekasi, tampak kondisi ini membuat jalanan macet parah dipenuhi siswa yang tidak bisa masuk ke sekolah. Situasi tersebut memaksa ribuan pelajar berkerumun di depan sekolah.
Diketahui, sekitar 70 calon siswa harus menelan kekecewaan karena kuota penuh. Orang tua mereka meminta pihak sekolah untuk membuka kelas baru atau rombongan belajar (rombel).
Meskipun ada desakan, pihak sekolah memutuskan untuk tidak membuka kelas baru dengan alasan melanggar aturan yang berpotensi mengganggu dana operasional sekolah (BOS).
Akhirnya, setelah gerbang sekolah dibuka paksa dengan gergaji besi, ribuan siswa akhirnya dapat memasuki sekolah. Tindakan ini dilaporkan terjadi setelah gerbang digembok sejak pagi hari.
Ipda Putu Agung, Kanit Polsek Tambun, mengungkapkan bahwa saat ini situasi terkait pembatalan masuk sekolah masih dalam penyelidikan.
Reaksi Netizen
Peristiwa ini menjadi sorotan di dunia maya. Beberapa mengkritik oknum orang tua yang melakukan perbuatan yang merugikan orang lain. Ada pula yang mengkritik kebijakan PPDB pemerintah yang dianggap terus menciptakan masalah.
"Sangat sangat merugikan orang lain, kacau," tulis seorang netizen di kolom komentar.
"Zonasi cocoknya di jakarta aja. Karena banyak sekolah. Di daerah terpencil macam bekasi gak cocok. Karena jarak antar sekolah jauh dan gedung sekolah banyak yang usang," ungkap seorang netizen.
"Wkwk kampung ormas. Ga heran."
"Lebih baik balikin ke sistem nem kaya dulu, gak semua daerah bisa pakai sistem zonasi. Di bekasi yang masih perbatasan sama Jakarta aja susah nyari sekolah negeri. Gak semua orang berkecukupan buat sekolah di sekolah swasta."
"Kemdikbud malah fokus di kurikulum merdeka, padahal masalah PPDB begini berulang tiap tahun, harusnya bisa jadi fokus."
"Ngapain maksa sih, kasian mental anaknya kalo masuk juga, malu dia seumur hidupnya masuk dgn cara yg tidak baik gini."
"Anaknya mah pasti bebas mau di mana aja, cuma orangtua nya aja ini mah yg pengen negeri bae."
"Kalo kuota sudah full ya emang ga bisa wahai calon walmur, mulai dari ketersediaanya guru pengajar, sarana prasarana seperti kelas ,meja dan kursi, belum lagi hal lain. Mbok yo klo ga diterima ya cari sekolah lain dan cari aja swasta, swasta di sekolahku aja juga pake kuota karena ketersediaan kelas. Jadi ga asal terima banyak."
"Ortunya masuk kategori SDM rendah."
"Udah gak heran gw sama daerah situ sama tingkah laku warganya."
"Gw dulu skolah di situ kaga gini gini amat dah, malah ga mau skolah di situ walaupun emang rating skolah fav banyak orang wkwkw."
"kacauuu emang min, rumah gua di palm ga bisa keluarr."
"Pengen dikata anaknya masuk negeri wkwk, biar dikata pinter."
"ahahahaha, baru aja di demo karena ambil ijazah bayar."
"Apa SMAN 18 kota Bekasi harus saya giniin juga... anak saya harusnya keterima di SMAN pilihan ke dua SMAN 2 tambun Utara tp karena SMAN 18 yg ribet banget masalah pemberkasan ga jadi daftar, padahal siang udah Dateng ke SMAN 18 daftar dr sana langsung karena Webb error dan pihak PPDB SMAN 18 bilang sdh komplit. Ternyata 1 jam sebelum penutupan baru ketahuan berkas anak saya ditolak. Dengan keadaan panik dan bingung anak saya daftar ke SMKN kurun waktu 40 menit langsung di-aprove pakai berkas yg dr SMAN sebelumnya. Berarti yg bermasalah kan SMAN nya bukan berkas saya..."
"@nadiemmakarim Pak, ini mungkin bisa jadi pertimbangan evaluasi untuk program pendidikan ke depannya, mengenai zonasi Semoga dibaca."
Baca artikel VIVA Edukasi menarik lainnya di tautan ini.