Prof Quraish Shihab: Jangan Kotori Maulid Nabi dengan Politik Praktis
- YouTube: Quraish Shihab
Jakarta – Tokoh cendekiawan Muslim Indonesia, Prof Quraish Shihab menyampaikan pendapatnya tentang Maulid Nabi. Menurutnya Maulid Nabi adalah momentum untuk mengenang dan merenungkan kembali ajaran Rasulullah SAW bukan untuk berpolitik.
Penulis Tafsir Al-Misbah ini mengkhawatirkan adanya potensi perpecahan dalam perayaan Maulid Nabi. Perpecahan tersebut dapat terjadi karena adanya perbedaan pandangan politik yang dibahas dalam uraian-uraian Maulid Nabi.
Misalnya, jika ada penceramah yang membela atau mendukung salah satu kelompok politik tertentu. Hal ini dapat menimbulkan gesekan di kalangan umat Islam yang memiliki pandangan politik berbeda. Untuk itu beliau menyarankan agar persoalan politik praktis tidak dibahas dalam perayaan Maulid Nabi.
“Biarlah persoalan-persoalan politik, persoalan perbedaan-perbedaan itu, jangan diuraikan di forum maulid Nabi. Jangan diuraikan di masjid. Karena itu bisa menimbulkan paling sedikit, kalau bukan perpecahan, kesalahpahaman,” ujarnya di kutip dari laman Nahdlatul Ulama, Selasa 26 September 2023.
Pria 79 tahun itu mengatakan kegiatan Maulid Nabi merupakan kegiatan sakral, sedangkan politik praktis cenderung kotor dan berorientasi pada kekuasaan.
Menurutnya, Rasulullah memiliki akhlak yang bagus yang dapat dijadikan pelajaran untuk umat Islam.
Selain itu, ada banyak hal yang dapat dibahas untuk mengenalkan Rasulullah SAW. Misalnya, tentang sikap lemah lembut Rasulullah, perjuangan dalam menyebarkan Islam, kehidupan rumah tangganya atau pesan-pesan Rasulullah untuk umatnya.
Pesan Quraish Shihab itu mengandung nilai-nilai moril untuk menjadikan Maulid Nabi tetap suci dan terhindar dari kepentingan politik praktis. Dia menekankan, persoalan agama jauh lebih penting dari persoalan politik.