Apa Itu Kurikulum Merdeka? Ini Pengertian, Tujuan dan Latarbelakangnya
- ist
Jakarta – Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbud Ristek) Republik Indonesia Nadiem Makarim telah mengganti kurikulum pendidikan Indonesia menjadi Kurikulum Merdeka Belajar. Sebelumnya, Kurikulum Merdeka ini dikenal sebagai Kurikulum Prototipe.
Nadiem mengatakan bahwa Kurikulum Merdeka ini sudah mulai digunakan tahun ajaran 2022/2023 di jenjang TK, SD, SMP, hingga SMA. Lantas, apa itu Kurikulum Merdeka? Simak informasi selengkapnya berikut ini.
Pengertian Kurikulum Merdeka
Dikutip pada situs resmi Kemendikbud Ristek, Kurikulum Merdeka atau sering disebut juga dengan Kurikulum Merdeka Belajar adalah kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler yang beragam.
Kurikulum Merdeka ini dikembangkan sebagai kerangka kurikulum yang lebih fleksibel, sekaligus berfokus pada materi esensial dan pengembangan karakter dan kompetensi peserta didik. Karakteristik utama dari kurikulum ini yang mendukung pemulihan pembelajaran adalah:
- Fokus pada materi esensial sehingga pembelajaran lebih mendalam.
- Waktu lebih banyak untuk pengembangan kompetensi dan karakter melalui belajar kelompok seputar konteks nyata (Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila).
- Capaian pembelajaran per fase dan jam pelajaran yang fleksibel mendorong pembelajaran yang menyenangkan dan relevan dengan kebutuhan pelajar dan kondisi satuan pendidikan.
- Memberikan fleksibilitas bagi pendidik dan dukungan perangkat ajar serta materi pelatihan untuk mengembangkan kurikulum satuan pendidikan dan melaksanakan pembelajaran berkualitas.
- Mengedepankan gotong royong dengan seluruh pihak untuk mendukung implementasi Kurikulum Merdeka.
Latar Belakang Kurikulum Merdeka Belajar
Kurikulum Merdeka Belajar dilatarbelakangi oleh adanya hasil Programme for International Student Assessment (PISA) yang menunjukkan bahwa 70 persen siswa berusia 15 tahun berada di bawah kompetensi minimum dalam memahami bacaan sederhana atau menerapkan konsep matematika dasar.
Skor PISA ini tidak mengalami peningkatan yang signifikan dalam 10-15 tahun terakhir. Selain itu, terdapat kesenjangan besar antar wilayah dan antar kelompok sosial-ekonomi dalam hal kualitas belajar yang diperparah dengan adanya pandemi COVID-19.
Untuk mengatasi hal tersebut, Kemendikbud Ristek melakukan penyederhanaan kurikulum dalam kondisi khusus yang kemudian disebut sebagai Kurikulum Darurat.
Kurikulum ini diterapkan untuk memitigasi ketertinggalan pembelajaran (learning loss) pada masa pandemi. Hasilnya, dari 31,5 persen sekolah yang menggunakan Kurikulum Darurat menunjukkan bahwa penggunaan kurikulum tersebut dapat mengurangi dampak pandemi sebesar 73 persen untuk literasi dan 86 persen untuk numerasi.
Efektivitas Kurikulum Darurat ini semakin menunjukkan bahwa perubahan kurikulum penting untuk dilakukan secara lebih komprehensif. Oleh sebab itu, disusunlah Kurikulum Merdeka sebagai kurikulum baru yang lebih komprehensif dibandingkan kurikulum sebelumnya.
Prinsip Pembelajaran Kurikulum Merdeka Belajar
Kurikulum Merdeka ini mencakup tiga tipe kegiatan pembelajaran, yakni sebagai berikut:
- Pembelajaran intrakurikuler
- Pembelajaran ini dilakukan secara terdiferensiasi sehingga peserta didik memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetensi. Hal ini juga memberikan keleluasaan bagi guru untuk memilih perangkat ajar yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik peserta didiknya.
- Pembelajaran kokurikuler
- Pembelajaran ini berupa projek penguatan Profil Pelajar Pancasila, berprinsip pembelajaran interdisipliner yang berorientasi pada pengembangan karakter dan kompetensi umum.
- Pembelajaran ekstrakurikuler
- Pembelajaran ini dilaksanakan sesuai dengan minat murid dan sumber daya satuan pendidik.
Satuan pendidikan menerjemahkan Capaian Pembelajaran dengan menyusun kurikulum operasional dan rencana pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan belajar pelajar dan karakteristik satuan pendidikan masing-masing.
Muatan capaian pembelajaran dapat dikelola pendidik sebagai mata pelajaran tersendiri, tematik, integrasi, atau sistem blok.
Alokasi jam pelajaran pada struktur kurikulum dituliskan secara total dalam satu tahun dan dilengkapi dengan saran alokasi jam pelajaran jika disampaikan secara reguler/mingguan.
6 Dukungan Implementasikan Kurikulum Merdeka Bagi Satuan Pendidikan
- Platform Merdeka Mengajar
Menyediakan beragam topik pelatihan tentang Kurikulum Merdeka hingga berbagai referensi Perangkat Ajar (Panduan, Capaian Pembelajaran dan Alur Tujuan Pembelajaran) serta sumber belajar lainnya yang bisa diakses secara mandiri maupun kelompok kapan pun dan di mana pun.
- Seri Webinar (dari Pusat dan Daerah)
Kemendikbudristek dan Unit Pelaksana Teknis di daerah menyelenggarakan seri webinar implementasi Kurikulum Merdeka untuk berbagi praktik baik maupun informasi terkini bagi guru, kepala satuan pendidikan dan unsur pemangku pendidikan.
- Komunitas Belajar
Komunitas Belajar dapat memfasilitasi proses refleksi, belajar, dan berbagi bersama dalam mempelajari dan mengimplementasikan Kurikulum Merdeka Komunitas belajar dapat dibentuk bersama-sama oleh pendidik pada tingkat Satuan Pendidikan, Tingkat Daerah maupun Komunitas Daring.
- Narasumber Berbagi Praktik Baik (Rekomendasi dari Pusat)
Narasumber berasal dari pendidik yang telah mengimplementasikan Kurikulum Merdeka dan telah diseleksi. Narasumber berbagi praktik baik dapat dihubungi melalui Platform Merdeka Mengajar.
- Mitra Pembangunan
Organisasi/ Lembaga/ Dunia Usaha/ Dunia Industri yang secara mandiri dan sukarela mendukung proses belajar komunitas di tingkat daerah dan/atau tingkat satuan
pendidikan.
- Pusat Layanan Bantuan (Helpdesk)
Pendidik dan kepala satuan pendidikan dapat menyampaikan pertanyaan dan mengkonfirmasi pemahaman melalui pusat layanan bantuan. Pusat layanan bantuan dapat diakses melalui WhatsApp: 0812 8143 5091.