Ironi, Sekolah Negeri di Manggarai NTT Berdinding Bambu dan Lantai Tanah

SMPN 20 Satar Mese di Manggarai NTT
Sumber :
  • Jo Kenaru (Manggarai-NTT)

Manggarai –  Wilayah Poco Leok seluruhnya dikelilingi pegunungan lebat. Seluruh  permukiman yang terdiri dari 14 kampung adat dapat kita jumpai di bawah lembah.

Satu-satunya tempat ibadat yang ada di sana yakni kapela Lungar yang letaknya berdekatan dengan Sekolah Dasar Katolik (SDK). Sedangkan satu sekolah lagi yakni SMPN 20 Satar Mese tidak begitu kentara jika dipandang dari jalan aspal apalagi letaknya persis di lereng perbukitan.

Sesuai namanya yang bersinonim dengan pegunungan bundar, Poco Leok berhulu ke bagian Timur Kecamatan Satar Mese, Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur.

Poco Leok memiliki 3 sekolah tua yakni SDK Lungar, SDI Mano dan SDI Mocok. Tiga sekolah tersebut banyak mencetak sarjana.

SMPN 20 Satar Mese di Manggarai NTT

Photo :
  • Jo Kenaru (Manggarai-NTT)

Kerinduan masyarakat untuk memiliki SMP baru terwujud pada tahun 2020 ketika masyarakat membangun sekolah darurat yang terbawa sampai sekarang. Sekolah itu terdaftar dengan nama SMP Negeri 20 Satar Mese pada masa kepemimpinan mendiang Bupati Deno Kamelus.

Dua tahun pertama kegiatan belajar mengajar SMPN 20 Satar Mese terpaksa nebeng di SDK Lungar, sekolah sore hari.

Dengan pertimbangan jarak tempuh khusus untuk para murid yang berasal dari kampung-kampung yang letaknya jauh maka komite sekolah orang tua murid dan pihak sekolah bersepakat membangun bangunan gedung sendiri.

Sejak tahun 2022, SMPN 20 mulai KBM di dalam bangunan berlantai tanah berdinding pelepah bambu. Kondisi yang jauh berbeda dengan keadaan SDK Lungar tentunya di mana bangunannya terbilang sudah mentereng.

Enam rombel dan ruang kelas darurat

Kepala Sekolah SMP Negeri 20 Satar Mese, Damianus Jehola menceritakan, 6 ruangan yang ada semuanya berbahan bambu, atap seng dan masih lantai tanah. Enam ruang kelas itu dibangun masing-masing 3 ruang pada 2022 dan 2023.

Kepala Sekolah yang mejabat sejak Februari 2022 itu menuturkan, 6 rombongan belajar (rombel) seluruhnya terdiri dari 170 siswa dengan jumlah guru sebanyak 17 orang ditambah tenaga kependidikan.

“Di sini siswanya ada 170 siswa tenaga pendidik dan kependidikan ada 17 orang. Harapan saya agar pemerintah segera membantu kami sehingga dapat melaksanakan belajar mengajar dengan nyaman,” kata Damianus saat ditemui di Lungar, Kamis 22 Juni 2023.

Cabut dari SDK Lungar

Menurutnya, keputusan ‘cabut’ dari SDK Lungar dan membangun gedung sendiri karena mempertimbangkan banyak murid dari kampung terjauh yang saban hari terpaksa pulang ke rumah saat hari mulai gelap.

“Setelah saya masuk tahun 2022 bulan Februari setelah saya diangkat menjadi kepala sekolah di sini karena saya lihat bahwa murid datang dari berbagai kampung yang jauh kalau kita sekolah sore setengah mati anak-anak pulang sekolah sehingga saya putuskan dengan orang tua murid kita menggunakan ruang darurat yang dibangun oleh orang tua murid dari bambu masih berlantaikan tanah. Orang tua murid bersemangat agar anak-anaknya bisa menjadi orang baik bisa pintar sehingga mereka memiliki semangat untuk membangun walaupun sederhana seperti ini,” kata Kepsek Jehola.

SMPN 20 Satar Mese di Manggarai NTT

Photo :
  • Jo Kenaru (Manggarai-NTT)

“Sebelumnya kami meminjam gedung SDK Lungar. Karena saya lihat jarak tempuh antara sekolah dengan kampung sangat jauh takutnya mereka pulang malam sehingga saya putusan lebih baik semuanya masuk pagi dengan meminta kepada orang tua murid untuk membangun ruang kelas sederhana ini. Kemarin bangun tiga ruangnya tahun 2022 sedangkan tiganya lagi dibangun tahun 2023,” terangnya lagi.

Nihil internet kendala ujian online

Listrik memang sudah menyala di SMPN 20 Lungar, tapi signal HP dan jaringan internet masih nihil di Poco Leok. Akibatnya, saat melaksanakan ujian pihak sekolah terpaksa memindahkan tempat ujian dengan memboyong peralatan pinjaman dari SDK Lungar.

“Kalau ujian online Pak karena di sini tidak ada sinyal maka saya arahkan mereka ujian online di saya punya rumah dari sini 9 atau 10 kilo,” aku Jehola.

Ketidaknyamanan KBM

Kualitas kegiatan belajar mengajar (KBM) pada SMPN 20 Lungar Satar Mese seperti diakui guru kelas, Roman tidak bisa maksimal karena brisik akibat pembatas yang tembus pandang.

“Kalau kendala itu banyak misalnya kita mengajar seperti ini kan misalnya di sini sedang les kelas sebelah juga sedang les konsentrasi pasti terganggu karena suara dari sebelah ini terdengar sekali. Saya terkadang memilih KBM di luar kelas lebih nyaman daripada di dalam selalu terganggu berisik,” ungkap Roman.

Ketidaknyamanan juga dirasakan ketika terjadi angin kencang dan hujan sebab ruang kelas menjadi becek dan banyak seng yang bergeser.

“Harapannya sentuhan dari pemerintah supaya mendirikan bangunan yang layak supaya anak-anak kita bisa belajar dengan baik dan nyaman,” tutup Roman.

Seperti dalam pantauan, selain masih ada kelas literasi dan prakarya memasak, selama sepekan masa ekstrakurikuler diisi dengan kerja bakti meratakan halaman sekolah.

Para guru dan siswa-siswi bersama-sama menggali tanah dengan skop, linggis serta karung untuk mengangkat tanah dan batu.

Sedangkan pada bagian dalam ruangan kelas tampak meja dan kursi tidak teratur setelah dipakai saat ujian pekan lalu. (Jo Kenaru/Manggarai-NTT)