Kisah Mbah Soleh, Kakek Tunanetra Mampu Kuliahkan 4 Anak dan Berhaji

Moh Soleh dan istrinya Putinah berangkat haji
Sumber :
  • Nur Faishal (Surabaya)

VIVA Edukasi - Moh Soleh (77 tahun) dan istrinya, Putinah, patut dijadikan contoh. Keterbatasan penglihatan (tunanetra) tak membuat Mbah Soleh menyerah untuk mewujudkan keinginannya berhaji. Berkat kerja keras dan niatnya yang bulat, ia dan istrinya kini bisa berangkat melaksanakan ibadah haji. Ia juga mampu menguliahkan keempat anaknya.

Mbah Soleh dan Putinah adalah pasangan suami istri asal Magetan, Jawa Timur. Keduanya adalah keluarga petani. Dahulunya, fisik Mbah Soleh normal. Ia juga mampu melihat. Hingga pada tahun 1977, Mbah Soleh tertimpa musibah. Kedua matanya terkena serpihan ledakan baterai yang kala itu hendak dia perbaiki.

"Saya coba dengan menempelkan bola lampu [di baterai yang rusak], mungkin ada kabelnya yang salah. Tiba-tiba [baterai] meledak kena dua mata saya. Kedua mata saya rusak parah hingga sampai saat ini saya tidak bisa melihat lagi," cerita Mbah Soleh kepada wartawan di Asrama Haji Embarkasi Surabaya, Jawa Timur, pada Selasa, 30 Mei 2023.

Moh Soleh dan istrinya Putinah berangkat haji

Photo :
  • Nur Faishal (Surabaya)

Sejak itu Mbah Soleh tak bisa bekerja lagi sebagai petani. Padahal, ia harus menghidupi istri dan keenam anaknya. Alhasil, mau tidak mau istrinya yang harus banting-tulang menjadi tulang punggung keluarga. Istrinya lalu menjadi pekerja serabutan. Apa pun dikerjakan asal halal.

Namun, pintu rezeki datang kemudian. Mbah Soleh mendapatkan kesempatan belajar memijat. Berbekal keterampilan itu, dia kembali membantu keluarganya memenuhi kebutuhan sehari-hari. Sejak itu Mbah Soleh menjadi tukang pijat. "Saya memijat pasien yang sakit seperti panas, batuk-batuk, dan sejenisnya," ujarnya.

Lambat-laun, kondisi ekonomi Mbah Soleh terus membaik berkat keterampilannya memijat. Bahkan, dengan profesinya itu ia mampu membeli tanah dan membiayai keempat anaknya sampai tamat perguruan tinggi. "Anak saya sebenarnya enam, meninggal dunia dua, sekarang tinggal empat orang," katanya.

Tidak hanya itu, Mbah Soleh juga bisa memenuhi keinginannya berhaji. Keinginan melaksanakan rukun Islam itu tumbuh di hatinya sejak lama, sejak anak-anaknya masih sekolah. Saat itu, dia berangan-angan berangkat ke Tanah Suci bila selesai menyekolahkan keempat anaknya hingga perguruan tinggi. 

Jemaah umrah memadati Kabah usai pagar pembatas dibuka

Photo :
  • Reasahalharamain

"Saat anak-anak masih sekolah, timbul niatan dalam hati saya kalau anak-anak sudah lulus kuliah, mentas semua, jika tanah yang saya punya masih ada, saya akan menjualnya untuk daftar haji," kata Mbah Soleh.

Pada tahun 2011, Mbah Soleh lalu menjual tanahnya dan uangnya ia pakai untuk mendaftar haji untuk dirinya dan istrinya. "Tetapi karena uang yang diperoleh masih belum cukup untuk bisa daftar haji berdua dengan istri saya, maka kami juga meminjam dana talangan haji untuk menutup kekurangan," ujarnya.

Mbah Soleh sebenarnya masuk daftar berangkat haji dua tahun lalu. Tapi tertunda karena pandemi COVID-19. Karena tak pasti, Mbah Soleh dan istrinya kemudian berangkat ke Tanah Suci melaksanakan umrah pada 2022, diberangkatkan oleh anaknya. Tak disangka, dua pekan sebelum musim haji tahun ini, ia dihubungi Kemenag dan diminta bersiap-siap berangkat haji.

Mbah Soleh pun bersyukur dengan kabar itu. "Jadi, dalam waktu 6 bulan ini, saya ke Tanah Suci dua kali," kata Mbah Soleh.