Labuan Bajo Bangun Kampus Bambu Komodo

Proses Pembangunan Kampus Bambu Komodo di Labuan Bajo, Manggarai Barat, NTT
Sumber :
  • Jo Kenaru/tvOne/Manggarai Barat-NTT)

VIVA Edukasi – Kabupaten Manggarai Barat menargetkan 500 ribu anakan bambu harus tuntas ditanam pada tahun 2023 untuk menambah 93.000 anakan bambu yang sudah ditanam pada bulan Januari-Maret lalu.

Bupati Manggarai Barat Esdistasius Endi memastikan pengembangan jumlah rumpun bambu menjadi salah satu perhatian khusus selain pariwisata.

Komitmen tersebut, lanjut Bupati  Endi, merupakan bagian dari komitmen Yayasan Lingkungan Bambu Lestari (YLBL) besutan Monica Tanuhandaru yang sedang membangun Kampus Bambu Komodo di Labuan Bajo.

Sebagai informasi peletakan batu pertama Kampus Bambu Komodo dilakukan 8 Mei 2023 di daerah Batu Cermin. Kampus ini berdiri di atas tanah 2,5 hektar milik Pemkab Manggarai Barat di kawasan Destinasi Gua Batu Cermin (GBC).

Kampus Bambu Komodo di Labuan Bajo, Manggarai Barat, NTT

Photo :
  • Jo Kenaru/tvOne/Manggarai Barat-NTT)

Di kampus itu akan dibangun rumah produksi bersama untuk mengolah bambu menjadi berbagai produk bernilai tinggi (bambu laminasi, sepeda bambu, pellet), asrama, pusat belajar (learning center) serta akan dibangun dua kabin bambu berdasarkan desain pemenang sayembara nasional.

“Diskusi awalnya hanya bercanda dengan ibu Monica bahwa Labuan Bajo siap kalau pemerintah dan Yayasan Bambu Lestari akan membangun rumah produksi bersama. Apa syaratnya, siapkan tanah saya bilang ada tanahnya, berapa ukurannya semula kita bilang 1,5 hektar saya bilang tanahnya ada lengkap dengan sertifikat dan jadilah sedang dibangun sekarang 2,5 hektar,” kata Edistasius Endi di Labuan Bajo, Minggu 14 Mei 2023.

“Jadi di Kampus Bambu Komodo ini akan ada pusat pembelajaran. Ini akan menjadi fasilitas publik orang belajar dari pembibitan penanaman bambu pemanenan bambu secara lestari pengelolaan menjadi produk-produk inovatif,” beber Endi.

Bupati yang dulunya adalah Ketua DPRD dan anggota dewan 4 periode itu berkata, tanam bambu merupakan gerakan bersama dan masif. Segera, lanjut dia, Bupati bakal menerbitkan Perbup memuat pedoman RAPB Des di mana gerakan tanam bambu masuk dalam kegiatan pembangunan desa.

“Kenapa kita bertekad supaya rumah produksi bersama itu dibangun di Labuan Bajo. Cita-cita kita adalah bagaimana desain seluruh kebijakan supaya Labuan Bajo itu sebagai hub (pusat) yang sungguh disadari bahwa kalau menjadi hub maka pergerakan ekonomi rakyat itu akan meningkat,” tekan dia.

Pembiayaan RAPB Desa

Gerakan menanam bambu terang Bupati Edistasius Endi dimasukkan ke dalam Pedoman Penyusunan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Pedesaan (RAPB Des) program ketahanan pangan dengan sub kegiatan menanam bambu.

“Proses penetapan APBDDes itu di sekitar bulan Maret musim hujannya sudah berhenti. Kami yakin bahwa di bulan September Oktober sampai Desember nanti baik sekolah gereja termasuk desa harus mewujudkan sampai dengan 500.000 anakan bambu yang ada di Kabupaten ini. Sehingga pada saat rumah produksi ini berjalan maka tebang 1 maka yang ditanam itu 10 dan sehingga ini survive ini pasti yang baik tidak akan punah. Kita siapkan seluruh tatanan kebijakannya,” tutur Edistasius Endi.

Sepeda Bambu karya YLBL yang dihadiahkan ke para kepala negara KTT ASEAN ke-42

Photo :
  • Jo Kenaru/tvOne/Manggarai Barat-NTT)

Arboretum 28 jenis bambu

Dari pemetaan yang dibuat bersama Yayasan Lingkungan Bambu Lestari dan Keuskupan Ruteng terdapat 27 varian bambu yang tumbuh di Manggarai Barat. Demplot pengembangan 28 varian itu nantinya dipusatkan di sekitar kawasan Gua Batu Cermin seluas 18 hektar.

“Kawasan Gua Batu Cermin menjadi pusatnya arboretum. Akan ada 28 spesies bambu di Batu Cermin. Kalau orang menikmati alam yang eksotik tapi jangan lupa dia juga membutuhkan udara segar,” ungkap dia.

Misi pengendalian perubahan iklim

Kampanye bambunisasi yang juga melibatkan anak-anak sekolah dan umat basis Gereja Katolik Keuskupan Ruteng satu saat nanti diyakini manfaatnya menekan emisi karbon dan memperkaya oksigen. Gerakan ini diklaimnya bisa mengendalikan perubahan iklim

“Tanaman bambu mampu menyerap dan menyimpan karbon dan memperkaya oksigen. Mimpi kita bersama bisa berwujud tentu pemerintah pusat juga mensuport ini sehingga kegelisahan kita semua terkait dengan emisi akan terbantahkan dengan sendirinya bahwa di Labuan Bajo di Manggarai Barat adalah Kabupaten gudangnya oksigen,” pugkasnya. (Jo Kenaru/tvOne/Manggarai Barat-NTT)