Bakrie Center Foundation dan Yamali TB Gelar Jambore Kader Tuberkulosis di Maros

Bakrie Center Foundation dan Yamali gelar pertemuan para kader Tuberkulosis
Sumber :
  • Supriadi Maud

VIVA EdukasiBakrie Center Foundation (BCF) berkerjasama dengan Yayasan Masyarakat Peduli Tuberkulosis (Yamali TB) Sulsel menggelar kegiatan sosial dengan pertemuan sejumlah kader Tuberkulosis (TBC).

Kegiatan tersebut digelar selama dua hari mulai Jumat sampai Sabtu 25-26 November 2022 yang berlokasi di wisata alam Bantimurung, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan.

Dalam kegiatan ini, Yamali TB bersama sejumlah mahasiswa magang Campus Leaders Program yang diselenggarakan oleh Bakrie Center Foundation menginisiasi kegiatan tersebut dengan mengangkat tema Jambore Temu Kader.

Manager Program Yamali TB, Wahriyadi

Photo :
  • Supriadi Maud

Manager Program Yamali TB, Wahriyadi mengatakan, bahwa kegiatan Jambore Temu Kader ini merupakan  program rutin dari Yamali yang bekerjasama dengan Bakrie Center Foundation.  Melalui kegiatan ini, Yamali melakukan program Magang Study Independent Bersertifikat (MSIB). 

"Jadi ini kegiatan kami secara rutin. Dan kami dari Yamali TB berkerjsama sama dengan Bakrie Center Foundation melakukan program MSIB, Magang Studi Independent Bersertifikat," ujar Wahriyadi kepada VIVA, Jumat 25 November 2022.

Wahriyadi menyebut bahwa kegiatan kerjasama dengaN BCF ini juga  melibatkan sejumlah mahasiswa dari universitas di Indonesia. Total ada 24 mahasiswa dari berbagai kabupaten dan kota di Indonesia.

"Jadi yang memabntu kami juga dalam menggerakkan kegiatan ini dari teman-teman mahasiswa. Mereka ada 24 mahasiswa dari beberapa universitas di Indonesia seperti dari Bandung, Medan, Palu Kendari, dan di Sulsel seperti Sinjai dan Makassar," katanya.

Sejumlah mahasiswa itu, kata Wahriyadi, bekerja dengan magang di lembaganya untuk fokus dalam penanggulangan TBC atau eliminasi TBC.

"Itu mereka magang di tempat kami dan kebetulan itu kami fokus di penanggulan TBC eliminasi TBC," katanya.

Wahriyadi menjelaskan bahwa untuk proses penanggulangan TBC ini, pihaknya mempunyai ujung tombak atau penggerak yakni Kader TBC itu sendiri.

Menurutnya, para Kader itu bekerja dalam hal penemuan kasus dan penanganan dalam mengeliminasi TBC. Para Kader itu, kata Wahriyadi bekerja secara sukarelawan alias tidak digaji.

"Dalam penanggulangan ini kami melibatkan Kader TBC itu sendiri yang bergerak di lapangan sebagai ujung tombak gerakan kami dalam mengeliminasi TBC," ungkapnya

"Mereka statusnya sukarelawan tidak digaji sehinga kami dari semamcam fasilitator dari mereka," sambungnya.

Wahriyadi menyebut bahwa pihaknya akan selalu memberikan fasilitas buat para Kader TBC ini agar tetap aktif di lapangan. Salah satunya dengan adanya pertemuan rutin yang digelar sekali setahun seperti kegiatan yang sosial yakni Jambore Temu Kader.

"Jadi sebenarnya inilah yang kami namakan jambore kader. Yang dimana para Kader TBC kami pertemukan dan diberi motivasi, edukasi, serta liburan buat mereka," katanya

Adapun tujuannya, lanjut Wahriyadi, bahwa Jambore Temu Kader ini digelar sebagai ajang silaturahmi antar kader dalam meng-upgrade informasi terkait dengan eliminasi TBC. Kemudian terakhir sebagai ajang berlibur atau refreshing bagi para Kader.

"Jadi bertujuan sebagai ajang silaturahmi kader kader TBC. Itu semua kabupate dan kota di sulawesi selatan berkumpul di sini melakukan pertemuan saling tukar informasi terkait dengan eliminasi TBC, kemudian update kebijakan terkait penanggulangan TBC dan ajang fun santai. Itulah makanya kami memilih daerah wisata Maros ini," terangnya.

Sementara itu, perwakilan Mahasiswa Magang Nadya Febyola Mandry menuturkan bahwa dirinya bersama sejumlah mahasiswa yang turut dalam kegiatan itu, berpartisipasi dalam penyelenggaraan magang yang menjadi mitra di BCF dari program Magang dan Studi Independen Bersertifikat besutan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia (Kemendikbudristek RI).

"Jadi kami disini turut menginisiasi kegiatan Jambore Temu Kader dari Program Yamali TB berkerjasama dengan BCF. Status kami sesuai dari mitra kami di BCF yakni program Magang dan Studi Independen Bersertifikat besutan Kemendikbudristek RI," ungkap Nadya.

Dia pun menyebut bahwa kegiatan sosial itu digelar sebagai ajang silaturahmi dan refresing para Kader TBC  melalui berbagai kegiatan lomba.

"Kegiatan ini sebenarnya sebagai silaturahmi dan fun gitu. Nantinya akan diselingi lomba-lomba antar mereka seperti penulisan kreatif, ranking satu, dan ada lomba lain yang sifatnya edutime mendidik. Intinya happy fun," terang Nadya

Pelaksanaan Jambore Kader kali ini disambut positif oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Maros, Dinas Sosial Maros, dan Dinas Perhubungan Sulawesi Selatan.

Dukungan yang diberikan oleh Pemkab Maros berupa perizinan berkegiatan sekaligus pemberian gratis akses pelaksanaan kegiatan selama dua hari di objek wisata Bantimurung, Maros.

Selain itu Dinas Sosial Maros memberikan failitas berupa dapur umum untuk menyokong pemenuhan konsumsi selama kegiatan berlangsung dan Dinas Perhubungan Sulsel memberikan dukungan akses mobilitas dengan memberikan empat Bus sebagai alat transportasi menuju lokasi Jambore Kader.