Mengenal Profesi Movie Reviewer

Deretan film tayang di November.
Sumber :
  • Istimewa

VIVA Edukasi – Profesi movie reviewer kini mulai digandrungi anak muda. Mulai dari pelajar, mahasiswa, profesional bahkan sampai aktor film.

Seperti yang diungkap oleh salah satu aktor Tanah Air. Dia mengungkap pekerjaan atau profesi Movie Reviewer sangat menjanjikan apalagi di media sosial, seperti YouTube ataupun TikTok.

Aktor produser dan penulis skenario, Gandhi Fernando, kini merambah profesi baru yang tidak jauh dari kebiasaannya, yakni menjadi movie reviewer content creator. Semua jenis film, series, web series. Bahkan video klip dan sinetron bisa saja direviewnya.

Apa yang dilakukan ini sudah dimulai sejak 2021. Saat itu dirinya mengaku iseng membuat review film di TikTok. "Tiba-tiba naik ratusan ribu bahkan sampai jutaan penonton. Sejak saat itu kemudian mulai banyak masuk brand campaign dan endorsement deals. Alhasil saya berpikir ini harus serius dan konsisten," kata Gandhi yang pernah kuliah Filmmaking di University of California Los Angeles pada 2009-2012 itu.

Deretan film tayang di November.

Photo :
  • Istimewa

Mengingat film tidak jauh dari minat dan kebiasaannya, Gandhi berucap justru hal itu sangat membantunya menjadi movie reviewer. "Karena pengalaman saya cukup lumayan di depan dan belakang layar, didukung pendidikan terkait film, jadi saya mempunyai dasar memahami dan menilai sebuah film dari performa para aktor, script, directing, sinematografi, make up, kostum, CGI, tata artistik sampai editing dan sound design, jadi tidak menilai film dari hanya bagus dan tidak secara jalan cerita," katan Gandhi dalam keterangannya yang diiterima VIVA, Jakarta, Minggu (6/11).

Memberikan Pengaruh Positif

Review film menurut Gandhi akan memberi pengaruh pada penjualan tiket atau langganan streaming. Sebuah film atau series akan lebih ramai kalau diperbincangkan banyak orang. Movie reviewer di Tiktok adalah jendela utama untuk para produser dan platform streaming agar filmnya dapat diperbincangkan banyak orang. Jika filmnya tidak ada yang memperbincangkan, biasanya sepi. "Karena mayoritas orang nonton film itu inginnya film yang ramai diperbincangkan agar menjadi bahan obrolan di kalangan pertemanan mereka," jelasnya.

Meski demikian, bukan berarti perjalanan dirinya menjadi movie reviewer mulus. Di tengah jalan ada juga komentar yang menilainya tidak kredibel. "Biasanya itu terjadi jika film favoritnya tidak di review bagus. Itu dari sisi penonton. Dari sisi pembuat film, masih ada beberapa pelaku industri yang baper dan sakit hati. Jadi supaya win-win solution saya biasa permisi dan minta maaf dulu di awal untuk merevew sekiranya kalau ada salah kata atau kata-kata yang menyakitkan mohon dimaafkan," kata produser dan aktor film Visionary, The Right One, Pizza Man, Tuyul, dan Midnight Show ini.

TikTok menurutnya merupakan platform yang membuat siapa saja bisa berkarya. Tidak harus punya nama besar agar punya audience. Asalkan kita konsisten dan tahu target pasar yang dituju untuk siapa. 

Dia berpendapat Tiktok jaminan viewsnya tinggi. Bahkan jauh lebih tinggi dari platform medsos mana pun saat ini. "Saking banyak yang menggunakan TikTok termasuk anak kecil, saya menuntut diri sendiri untuk tetap sopan dalam berkata-kata, tidak menggunakan kata-kata kotor, tidak menyebarkan berita bohong. Saya ingin secara tidak langsung juga mengedukasi mereka dan mendukung pemerintah untuk tetap beretika saat bermedia sosial," ujarnya.