Teori Belajar Humanistik: Pengertian, Manfaat, hingga Ciri-cirinya

Ilustrasi literasi membaca.
Sumber :
  • Pixabay

VIVA Edukasi – Teori belajar humanistik memang masih asing terdengar, namun ternyata teori ini telah berkembang lumayan pesat menjadi ilmu pengetahuan sosial. Bahkan, banyak para pendidik seperti guru atau dosen menggunakan pendekatan humanistik tersebut saat mengajar. 

Humanistik atau psikologi humanistik dipelopori oleh Abraham H. Maslow (1908-1970) seorang imigran Rusia yang menetap di Amerika Serikat. Sebetulnya, Maslow merupakan seorang behavioris atau ahli psikologi yang menganut paham psikologi behaviorisme.

Ilustrasi Berfikir Positif

Photo :

Namun setelah merenungkan kasih sayang ayahnya di masa kecil, mengamati bayinya yang baru lahir, serta menyaksikan betapa tragisnya tragedi pemboman Pearl Harbour oleh Jepang, ia mulai menyangsikan behaviorisme.

Maslow kemudian muak dengan penelitiannya terhadap kera, ia berkata “Dengan cara ini kita tidak akan pernah mengenal Hitler, siapa orang Jerman, Siapa Stalin dan siapa orang Rusia, dengan cara ini kita tidak pernah mencapai perdamaian, karena kita tidak pernah mengenal orang lain dengan sesungguhnya…” (Maslow dalam Saleh, 2018, hlm. 196).

Awal Mula Teori Humanistik

Ilustrasi anak belajar.

Photo :
  • dok. pixabay

Humanistik aliran dalam psikologi yang muncul di sekitar tahun 1950-an. Adapun Humanistik memandang manusia sebagai manusia yang artinya, manusia adalah makhluk hidup dengan fitrah-fitrah tertentu. Ciri khas utama dari teori humanistik adalah berusaha untuk mengamati perilaku seseorang dari sudut si pelaku, bukan dari sudut pengamat. 

Sebagai makhluk hidup, manusia, dari dalam dirinya sendiri harus melangsungkan, mempertahankan, dan mengembangkan hidupnya dengan potensi-potensi yang dimilikinya (Baharuddin & Makin, 2017, hlm. 22).

Teori belajar humanistik adalah teori yang menyatakan bahwa manusia berhak mengenali dirinya sendiri sebagai langkah untuk belajar, sehingga diharapkan mampu mencapai aktualisasi diri. Itulah mengapa, teori ini beranggapan bahwa proses belajar dinilai lebih penting daripada hasil belajar itu sendiri. 

Pengertian tersebut juga berlaku jika teori ini diterapkan di kegiatan pembelajaran. Artinya, pengertian teori belajar humanistik bisa disamakan dengan pengertian teori pembelajaran humanistik.

Oleh karena itu, kecenderungan teori humanistis dalam belajar adalah dengan mendorong individu pembelajar menjadi mandiri dan independen. 

Tidak hanya seperti pada paham konstruktivisme yang ingin siswa membangun pengetahuannya sendiri saja, namun siswa sebagai manusia harus mampu mempertanggungjawabkan pembelajaran mereka sendiri pula sebagai manusia yang memang memiliki kebutuhan untuk melangsungkan, mempertahankan, dan mengembangkan hidupnya melalui potensi-potensi yang mereka miliki.

Teori Belajar Humanistik Menurut Ahli

Ilustrasi belajar

Photo :
  • Pixabay

Abraham Maslow

Menurut Maslow, belajar merupakan serangkaian proses yang harus dilalui untuk mengaktualisasi dirinya. Pada kegiatan belajar, diharapkan seorang individu bisa memahami dirinya dengan baik.

Carl Rogers

Menurut Rogers, pada proses belajar dibutuhkan sikap saling menghargai dan tanpa prasangka antara individu yang sedang belajar dan pihak yang memberi pembelajaran.

Arthur Combs

Menurut Arthur Combs yang merupakan seorang pendidik sekaligus psikolog asal Ohio, belajar merupakan kegiatan yang bisa dilakukan di mana saja dan menghasilkan sesuatu bagi dirinya. Combs yang merupakan salah satu tokoh yang ikut berperan pada sejarah teori belajar humanistik mengatakan bahwa pada kegiatan belajar, seseorang bahkan guru sekalipun tidak boleh memaksakan sesuatu hal yang tidak disukai oleh individu yang bersangkutan.

Manfaat Belajar Teori Humanistik

Ilustrasi belajar

Photo :
  • Pixabay/CC0 Public Domain

Adapun manfaat belajar tero adalah sebagai berikut.

Mampu mengubah sikap atau perilaku individu, dari yang awalnya tidak baik karena belum mengetahui menjadi baik.

Membiasakan individu untuk berlaku secara demokratis, partisipatif, dan humanis.

Mampu menjadikan individu sebagai insan yang mudah menghargai perbedaan, kebebasan berpendapat, dan kebebasan dalam menyatakan ide/gagasan.

Mampu meningkatkan keinginan belajar individu.

Tujan Bejalar Teori Humanistik

Ilustrasi literasi membaca.

Photo :
  • Pixabay

Pada prinsipnya, tujuan teori belajar humanistik adalah memanusikan manusia, sehingga seorang individu bisa lebih mudah dalam memahami diri dan lingkungannya untuk mencapai aktualisasi diri.

Jika merujuk pada tujuan ini, seorang pendidik harus mampu mengarahkan (menjadi fasilitator) tanpa ikut campur terlalu mendalam pada proses pengendalian diri peserta didik, sehingga diharapkan bisa tercapai tujuan pembelajaran.

Seperti telah dituliskan sebelumnya bahwa pada prinsipnya tujuan teori belajar humanistik adalah memanusikan manusi. Hal ini akan memudahkan individu atau seseorang dalam memahami diri dan lingkungannya untuk mencapai aktualisasi diri.

Ciri-Ciri Teori Belajar Humanistik

Penyandang tunanetra membaca huruf Braile/Ilustrasi

Photo :
  • VIVA.co.id/Dyah Pitaloka

1. Menekankan pada proses aktualisasi diri individu (manusia sebagai sosok individu yang dapat mengeksplorasi dirinya sendiri).

2. Proses merupakan hal yang sangat penting dan menjadi fokus belajar.

3. Melibatkan peran aspek kognitif dan juga afektif.

4. Mengedepankan pengetahuan atau pemahaman individu.

5. Mengedepankan bentuk perilaku diri sendiri.

6. Tidak ada yang lebih berhak mengatur proses belajar setiap individu selain dirinya sendiri.