4 Kiat Putus Rantai Generasi Sandwich

Ilustrasi generasi sandwich
Sumber :
  • sikapiuangmu.ojk.go.id

VIVA Edukasi – Menjadi sandwich generation adalah beban bagi generasi milenial yang kini mulai berkeluarga. Untuk mencegah siklus ini berkurang, penting bagi orang tua untuk memberikan edukasi mengenai keuangan pada anak sejak dini.

Sandwich generation adalah kondisi di mana seorang anak yang telah mulai berumah tangga namun harus tetap menanggung beban finansial kehidupan orang tuanya. Sebagian orang mungkin tidak mempersoalkan ini, namun sebagian tentu menganggap ini beban.

Generasi Sandwich / Sandwich Generation

Photo :
  • Sampoerna University

Dikutip dari Antara, data BPS menunjukan, selama lima tahun terakhir, rasio ketergantungan lansia terus meningkat. Saat ini, setiap 100 orang penduduk usia produktif harus menanggung 17 orang penduduk lansia.

Bila tren ini terus berlanjut, beban generasi muda, baik milenial, Gen Z, maupun anak-anak mereka nantinya, akan makin berlipat ganda.

Rantai persoalan ini dapat diputus bila generasi muda mulai merencanakan hari tuanya dari jauh-jauh hari dan juga mendidik generasi penerusnya agar dapat lebih bijak dalam mengelola keuangan mereka.

Hal ini merupakan PR besar bagi kita semua, mengingat tingkat literasi finansial orang dewasa di Indonesia hanya mencapai 38 persen dan remaja 13 persen, jauh di bawah negara tetangga.

Bagaimana cara mendidik generasi penerus agar melek finansial?

Banyak hal yang dapat dilakukan mengajarkan anak-anak kita tanggung jawab finansial sejak dini. Misalnya adalah dengan memberikan kebebasan terkontrol bagaimana anak menggunakan dan merancang uang jajan mereka. Selain itu, mengajarkan prioritas serta membiasakan menabung juga merupakan cara edukasi keuangan yang efektif bagi si kecil.

Generasi Sandwich / Sandwich Generation

Photo :
  • theAsianparent

Kiat memutus Rantai Generasi Sandwich

1. Mengelola penghasilan dengan bijak.

Setelah menerima gaji, usahakan kita langsung membuat anggaran menggunakan rumus 40-30-20-10. kita bisa atur 40 persen pendapatan untuk kebutuhan, 30 persen untuk kewajiban, 20 persen untuk ditabung, dan 10 persen untuk berdonasi atau kebaikan lain.

2.  Catat sumber pemasukan dan pengeluaran

Cara ini bisa membantu kita untuk mengetahui pergerakan keuangan setiap bulannya. Dengan begitu, kita bisa menentukan rencana keuangan untuk bulan ini dan bulan berikutnya dengan baik.

3. Asuransi kesehatan adalah penting

Kesehatan adalah hal yang tidak dapat diprediksi oleh seseorang. Sakit tidak melihat kondisi keuangan kita untuk datang. Oleh karena itu asuransi kesehatan sangat diperlukan agar keuangan kita yang telah direncanakan tidak terganggu ketika sakit menyerang sehingga finansial tetap stabil.

4. Menambah sumber penghasilan

Kamu dapat menambah sumber penghasilan melalui pasif income. Misalnya dengan cara berinvestasi, menyewakan properti, menyewakan kendaraan atau lain-lain. Dengan bertambahnya penghasilan, kita akan lebih mudah untuk mengatur arus keuangan sesuai rumus di atas.