Banyak di Pulau Jawa, Ini 5 Deretan Klenteng Tertua di Indonesia
- Teguh Joko Sutrisno
VIVA Edukasi – Klenteng adalah sebutan untuk tempat ibadah penganut kepercayaan tradisional Tionghoa. Dikarenakan di Indonesia, Penganut kepercayaan tradisional Tionghoa sering disamakan sebagai Penganut agama Konghucu, maka klenteng dengan sendirinya sering dianggap sama dengan tempat ibadah umat Konghucu
Sebenarnya untuk mengetahui pasti mengenai klenteng tertua di Indonesia agak sulit, karena kebanyakan keterangan klenteng tidak ditemukan tahun pasti, jadi hanya ditemukan data tahun perkiraan berdasarkan informasi tertentu yang kadang kurang akurat, atau cerita dari para pendahulu.
Di Kelenteng juga jarang ditemukan prasasti, bahkan sejumlah klenteng tua kebanyakan sudah hancur atau lenyap tak berbekas lagi. Berikut ini adalah beberapa klenteng tertua di Indonesia yang Viva rangkum dari berbagai sumber.
1. Klenteng Hong Tiek Hian, Surabaya
Klenteng ini diperkirakan berdiri pada tahun 1293. Klenteng Hong Tiek Hian ini merupakan klenteng tertua di Surabaya dan yang tertua di Indonesia juga.
Klenteng tersebut dibangun oleh pasukan Tartar pada zaman Khu Bilai Khan di awal Kerajaan Majapahit sekitar abad ke 13. Khu Bilai Khan bersama rombongannya melakukan perjalanan ke Indonesia, lalu setibanya di Surabaya mereka membangun tempat beribadah klenteng tersebut.
Bangunannya terdiri dari dua buah bagian utama. Altar makco dan kongco di lantai dasar, sedangkan pada lantai keduanya, terdapat altar Dewi Kwan Im, Budha serta dewa-dewi lainnya. Lokasi klenteng ini ada di Jalan Dukuh No 231 Surabaya.
Klenteng ini dikunjungi oleh banyak orang setiap hari, dan di samping sebagai tempat ibadah, di tempat-tempat tersebut sering diadakan acara-acara tradisional China seperti pertunjukkan wayang Pho Tee Hi atau event hari besar China seperti Imlek.
2. Klenteng Khong Cu Bio Talang, Cirebon
Klenteng ini diperkirakan berdiri pada tahun 1450. Klenteng Talang ini lokasinya ada di Jalan Talang Nomor 2 yang secara administratif berada di wilayah Kampung Keprabon RT 03 RW 02, Kelurahan Lemah Wungkuk, Kecamatan Lemah Wungkuk.
Kelenteng Talang ini berasal dari bahasa kanton yang berarti tuan besar, menghadap ke arah timur dan dibangun di atas tanah seluas 400 m2. Pada bagian depan terdapat genta dan kilin, yakni patung singa yang terbuat dari bahan batu pasir arkose. Atap ruang utama disangga dengan enam tiang berwarna merah polos.
Terdapat patung kuda-kuda berhias ukiran bermotif flora dan fauna yang didominasi warna hijau. Sedangkan altar utama di ruang tersebut terbuat dari kayu jati. Altar itu adalah tempat persembahyangan kepada Kong Hu Chu.
3. Klenteng Hok Tek Ceng Sin, Jepara
Klenteng ini diperkirakan berdiri pada tahun 1466. Bangunan utama Kelenteng Hok Tek Ceng Sin di Jepara ini menggunakan atap yang mirip dengan tumpang khas bangunan Tiongkok. Di puncaknya terdapat patung berupa sepasang naga berebut mustika. Naga merupakan lambang keadilan, dan kekuatan serta menjaga barang-barang juga tempat suci.
Di Serambinya terdapat Hiolo Thian berkaki tiga untuk memuja Dewa Langit. Pada bagian pilar tampak melilit seekor naga dengan matanya yang menyala, sedang berhadapan dengan harimau.
Di setiap pilarnya pada serambi Kelenteng Hok Tek Ceng Sin yang ada di Jepara ini terdapat lukisan yang menggambarkan 12 Shio dalam budaya Tionghoa, yakni ada Tikus, juga Kerbau, dan Harimau, serta Kelinci, juga Naga, dan Ular, serta Kuda, juga Kambing , dan Monyet, juga Ayam, Anjing, serta Babi.
4. Vihara Avalokitesvara, Serang Kota
Klenteng ini diperkirakan berdiri pada tahun 1542. Klenteng tertua di Banten ini sudah dibangun sejak abad 16. Pembangunannya tidak bisa dilakukan dari peran Sunan Gunung Jati, sebagai salah satu dari sembilan wali penyebar agama Islam di Indonesia. Lokasinya terletak 15 km dari arah utara Kota Serang, Banten.
Vihara Avalokitesvara luasnya mencapai 10 hektar dengan altar Dewi kwan Im sebagai Altar utamanya. Pada altar tersebut terdapat patung Dewi Kwan Im yang usianya sama dengan orang tuanya dengan bangunan viharanya.
Pada bagian samping kanan dan kiri terdapat patung dewa-dewa yang jumlahnya ada 16 dan ada juga tiang batu dengan ukiran naga. Kelenteng yang pernah terbakar pada tahun 2009 tersebut juga memiliki ukiran relief yang menceritakan tentang kejayaan Banten Lama saat masih sebagai kota pelabuhan yang ramai.
Meski pernah mengalami musibah, tapi bentuk dan isi yang ada di dalamnya masih terjaga keasliannya, bahkan bangunan vihara ini masih terlihat kokoh seperti bangunan baru dengan warna khasnya yakni merah.
5. Klenteng Caow Eng Bio, Bali
Klenteng ini adalah salah satu klenteng tertua yang ada di Bali. Klenteng tersebut lokasinya ada di ujung utara Tanjung Benoa dan berada di wilayah Banjar Adat Darmayasa. Klenteng tersebut untuk Dewi Shui Wei serta 108 Bersaudara dari Hainan.
Di seberang kelenteng itu terdapat suatu bangunan teater di sampingnya terdapat kuil kecil untuk perahu naga. Klenteng ini sudah ada sejak zaman Kerajaan Badung yaitu sejak sekitar tahun 1548.
Nah, itu 5 kelenteng tertua di Indonesia. Bagaimana? Sangant menarik ya!