Petani Enrekang Rakit Pesawat Terbang dari Mesin Motor Bekas
- Supriadi Maud
VIVA Edukasi – Orang Indonesia memang terkenal dengan berbagai kreativitasnya. Mereka bisa membuat barang yang ada di sekitarnya memiliki nilai lebih atau menjadi tampil makin unik. Jangan salah, kemampuan ini tentunya tak hanya dimiliki oleh orang yang berpendidikan tinggi, tetapi orang yang hanya berpendidikan rata-rata juga dapat bertalenta menghasilkan sesuatu yang berguna.
Seperti pada pria bernama Ibrahim di Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan (Sulsel). Pria yang berprofesi petani itu mampu merakit sebuah pesawat menggunakan mesin motor bekas. Ide Ibrahim itu bermula dari kekagumannya melihat pesawat tempur di televisi.
Pria 42 tahun itu mengaku sejak kecil dirinya memang suka melihat pesawat, khususnya pesawat tempur. Dia pun melampiaskan kemauannya itu dengan merakit pesawatnya di kampungnya di Desa Tirowali, Kecamatan Baraka, Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan.
"Jadi memang sejak kecil itu, saya suka lihat pesawat tempur di TV. Kalau saya pribadi baru tiga kali naik pesawat, jadi setiap saya naik pesawat saya perhatikan mi baik baik itu secara detil pesawat," kata Ibrahim saat menceritakannya kepada awak media, Kamis 4 Agustus 2022.
Ibrahim mengaku, bahwa dirinya sempat merenung cara terbang pesawat sehingga dirinya mampu melahirkan ide untuk merakitnya dari sebuah mesin sepeda motor. Dari ide itulah Ibrahim mencoba memulai merakit pesawat buatannya pada akhir 2020 lalu dengan cara mengutak-atik mesin motor 150 CC yang sudah tak terpakai.
"Jadi awalnya juga itu saya berfikir sebenarnya ini pesawat bagaimana bisa terbang dih. Nah, disitu akhirnya ide saya datang untuk rakit pesawat itu dari mesin motor bekas sayq cobami, dengan kekuatannya 150 CC," ungkapnya.
Ibrahim menyebut dalam merakit pesawat itu dirinya menggunakan beberapa bahan yang dibutuhkan. Ia pun mengumpulkan barang-barang bekas yang diambil di bengkel sekitar rumahnya.
"Jadi ada juga bahan-bahan bekas lainnya yang saya kumpul dari bengkel di sekitar rumah, contohnya seng, besi bekas dan lain-lain. Nah saya mulai rakit itu sekitar akhir tahun 2020," katanya lagi.
Ibrahim mengungkapkan dirinya sebenarnya sama sekali tak memiliki dasar untuk merakit pesawat. Sebab, kesehariannya hanya bertani, termasuk karena background pendidikannya adalah sarjana hukum.
Meski begitu, dia mengaku memiliki mimpi dari kecil untuk menciptakan pesawat terbang sendiri membuatnya termotivasi membaca di berbagai referensi.
"Jadi memang saya tidak punya latar belakang bagian teknisi atau apa karena saya cuma petani yang pendidikannya sarjana hukum. Jadi sama sekali tidak ada dasar itu merakit pesawat. Tapi jujur saya juga punya mimpi, yang membuat saya giat belajar, baca berbagai buku, dengan referensi di internet," paparnya.
Ibrahim menambahkan, bahwa saat ini pesawat rakitannya masih terparkir di kolong rumahnya di desa Tirowali. Ibrahim mengaku masih menunggu persetujuan Pemerintah Kabupaten Enrekang untuk menggunakan kebun raya Enrekang sebagai landasan pacu.
"Kalau menyala kencang sudah saya coba. Tapi kalau terbang perdana kita butuh jalur landasan yang panjang. Kita sudah meminta izin, semoga dalam waktu dekat bisa dapat izin," terang Ibrahim.