Edukasi Mengenal Kondisi Taman Nasional Komodo Terkini

Berwisata ke Pulau Rinca, Kawasan Taman Nasional Komodo, NTT
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso

VIVA Edukasi – Wacana perihal naiknya harga tiket masuk ke Pulau Komodo beredar di  media sosial. Tarif masuk Pulau Komodo per 1 Agustus 2022 akan naik dalam rangka konservasi komodo. Komodo merupakan salah satu hewan yang dilindungi di Indonesia.

Rencana pemerintah menaikkan harga tiket masuk Taman Nasional Komodo Rp3,75 juta pada 1 Agustus 2022 disebut akan mengancam ekosistem pariwisata yang menjadi tulang punggung ribuan masyarakat lokal di sana. Tiket tersebut bakal diberlakukan khusus untuk masuk Pulau Komodo dan Pulau Padar

Ketua Komodo Lawyers Club, Plasidus Asis Deornay buka suara terkait sistem dan tarif baru masuk Taman Nasional Komodo (TNK). Isu kenaikan tarif yang menjadi perhatian adalah soal keadilan dan kemanfaatannya untuk semua stakeholder.

"Jadi fokus utama saya kepada isu kenaikan tarif masuk TNK bukan soal harganya yang dianggap mahal, tetapi lebih kepada soal keadilan dan kemanfaatannya untuk semua stakeholder," ujar Asis dalam keterangannya yang diterima VIVA, Jakarta,  Rabu, 20 Juli 2022.

Menurutnya, keuntungan kenaikan tarif itu harus menyasar untuk semua stakeholder.

Dirinya membeberkan, motivasi pak Jokowi membangun kota labuan bajo dan menyematkan kota ini sebagai kota super premium justru semangat dasarnya adalah mendongkrak kemajuan daerah yang dulunya tertinggal menjadi maju di mata dunia.

"Aset binatang Komodopun demikian. Kalau dulu anda melihat Komodo Murah. Sekarang tidak lagi. Mengapa mahal? Sebab binatang varanus Komodo ini adalah satu-satunya di dunia. Hukum bisnisnya ya begitu."

Hal inilah yang menjadi isu utama pada isu kenaikan tarif masuk Taman Nasional komodo.

"Saya meyakini bahwa, sistem dan kebijakan yang baru ini tidak hanya berdampak pada kemajuan daerah tetapi juga akan dirasakan oleh semua warga Nusa Tenggara Timur (NTT)," ungkapnya.

Begitu juga soal tuntutan "keadilan" yang selama ini kita perjuangkan. Puluhan tahun pemerintah pusat mengelola TNK. Apa hasilnya? Berapa yang kita dapat? Kecil kok.

"Kini saatnya kita sambut dengan gembira. Jangan mau kita di adu domba oleh kepentingan sesaat para broker-broker nakal yang selama ini telah mengambil keuntungan besar. Saatnya kita mandiri. Saatnya pariwisata kita maju. Saatnya kita rebut pasar dunia, dan saatnya kita menemukan kemerdekaan. Mimpi kita untuk mengelola Taman Nasional Komodo kini telah terwujud," pungkasnya.

"Inilah keadilan yang kita perjuangkan. Untuk itu, kita patut mengucapkan terima kasih untuk presiden Jokowi, Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat, Menteri Pariwisata Sandiaga Uno, Kementrian terkait, dan juga semua pihak yang berpikir keras untuk kemajuan NTT yang lebih baik dan bermartabat.