Nadiem Siapkan Rp7 Triliun untuk Program Dana Abadi Perguruan Tinggi

Mendikbudristek Nadiem Makarim.
Sumber :

VIVA – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) bersama Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menyiapkan dana sebesar Rp7 triliun untuk program Dana Abadi perguruan tinggi ke-21 melalui Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).

Program tersebut akan segera dilakukan pada Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTN-BH) di tanah air dengan tujuan peningkatan PTNBH bersaing ke kancah global. Dana tersebut dialokasikan dalam tiga periode yaitu, periode pertama dalam tahun 2022, periode kedua tahun 2023 dan periode ketiga tahun 2024. 

"Dari dana Rp7 triliun itu, kisaran bunganya pada periode pertama, yaitu 2 Juni sampai dengan 31 Desember 2022 dengan total dana Rp445 miliar. Periode kedua, yaitu 1 Januari 2023 sampai dengan 31 Desember 2023 dengan total dana Rp350 miliar. Periode ketiga, yaitu 1 Januari 2024 sampai dengan 31 Desember dengan total dana Rp500 miliar," kata Mendikbudristek Nadiem Makarim dalam peluncuran "Merdeka Belajar Episode ke-21 Dana Abadi Perguruan Tinggi" secara virtual, Senin 27 Juni 2022.

Nadiem menambahkan, dana yang disiapkan dengan total Rp7 triliun ini akan dikelola oleh LPDP dengan bunga setiap tahunnya disalurkan ke PTNBH yang berhasil meningkatkan dana abadinya masing - masing. 

Nadiem memaparkan perbandingan perguruan tinggi di berbagai negara seluruh dunia. Sebagai contoh, Hardvard Business School, Massachusetts Institute of Technology (MIT) dan Nanyang Technological University (NTU).

Ketiga perguruan tinggi tersebut kata Nadiem mampu mendapatkan donasi fantastis untuk mendukung kemajuan mahasiswa dan kampus di tahun 2022. MIT berhasil mendapat target donasi $80 juta dengan target alumni yang menyumbang sebanyak 40.000 orang. Kemudian, NTU memiliki total donasi $40 juta dolar singapura yang diberikan bantuan untuk 1.900 mahasiswanya.

"Harvard Business School memiliki total donasi $162 juta di tahun 2022 dengan total 10.500 alumni yang menyumbang," ujar Nadiem.

Lanjut Nadiem, dari ketiga perguruan tinggi tersebut, diharapkan PTNBH di Indonesia dapat meningkatkan kemandirian pendanaannya untuk mendukung dana abadinya. Tidak hanya mengandalkan pemerintah serta uang kuliah tunggal (UKT) dalam pendanaan universitasnya.

Program ini mendorong PTNBH untuk memiliki dana abadi secara mandiri, dan belajar caranya mengelola dana abadi seperti universitas di seluruh dunia. 

"PTNBH harus bisa mengelola Dana Abadi yang diberikan untuk mendapatkan pendanaan lebih besar melalui kerja sama swasta, internasional, serta donasi alumni," ucap Nadiem.

Nadiem juga membeberkan alasan mengapa hanya PTNBH saja yang mendapat bantuan dana abadi dari LPDP. "Alasannya sangat sederhana, karena hanya PTNBH yang punya secara regulasi kemampuan dan hak mengelola aset finansial secara independen," tuturnya.

Melalui program ini, Kemendikbudristek dan Kemenkeu melalui LPDP akan melihat peningkatan kualitas PTNBH dalam mengelola dana abadinya. Kemudian barulah ditentukan pengalokasian bunga dari dana abadi Rp7 Triliun yang dikelola LPDP.