Mengenal 3 Museum Wayang di Indonesia dan Sejarah Berdirinya

Museum Wayang Jakarta
Sumber :
  • Wikipedia

VIVA – Museum Wayang adalah sebuah museum yang berlokasi di Jalan Pintu Besar Utara Nomor 27, Jakarta Barat. Museum Wayang memamerkan berbagai jenis dan bentuk wayang dari seluruh Indonesia, baik yang terbuat dari kayu dan kulit maupun bahan-bahan lain. Wayang-wayang dari luar negeri ada juga di sini, misalnya dari Republik Rakyat Tiongkok dan Kamboja. Hingga kini Museum Wayang mengkoleksi lebih dari 4.000 buah wayang, terdiri atas wayang kulit, wayang golek, wayang kardus, wayang rumput, wayang janur, topeng, boneka, wayang beber dan gamelan. Umumnya boneka yang dikoleksi di museum ini adalah boneka-boneka yang berasal dari Eropa meskipun ada juga yang berasal dari beberapa negara non-Eropa seperti Thailand, Suriname, Tiongkok, Vietnam, India dan Kolombia.

Selain itu secara periodik disenggelarakan juga pagelaran wayang pada minggu 2 dan ke 3 setiap bulannya. Pada tanggal 7 November 2003, Perserikatan Bangsa-Bangsa atau u PBB memutuskan mengakui wayang Indonesia sebagai warisan dunia yang patut dilestarikan.

Sejarah

Gedung yang tampak unik dan menarik ini telah beberapa kali mengalami perombakan. Pada awalnya bangunan ini bernama De Oude Hollandsche Kerk ("Gereja Lama Belanda") dan dibangun pertama kali pada tahun 1640. Tahun 1732 diperbaiki dan berganti nama De Nieuwe Hollandse Kerk (Gereja Baru Belanda) hingga tahun 1808 akibat hancur oleh gempa bumi pada tahun yang sama.

Selanjutnya tahun 1912 bangunan dirombak secara keseluruhan menjadi gaya rumah Belanda yaitu Neo Renaissance. Ketika kepemilikannya dipegang perusahan Geo Wehry and Co gedung tersebut difungsikan sebagai gudang. Pada tahun 1936 gedung ini sempat dijadikan monumen, sampai satu tahun selanjutnya gedung ini dibeli oleh Bataviasche Genootschaap van Kusten en Wetenschappen yaitu sebuah lembaga yang bergerak di ilmu pengetahuan dan kebudayaan.

Tak sampai di situ, tanggal 22 Desember 1939 Gubernur terakhir Belanda, Tjarda van Starkenborgh mengalihfungsikan gedung menjadi museum Batavia Lama. Namun sayang, selama kependudukan Jepang, meseum Batavia lama tidak terawat dengan baik.

Setelah kemerdekaan Indonesia, tepatnya tahun 1957 Lembaga Kebudayaan Indonesia(LKI) bersedia mengelola gedung dan mengganti namanya menjadi Museum Jakarta Lama. Namun pada tanggal 1 Agustus 1960, kata "Lama" resmi dihilangkan sehingga menjadi Museum Jakarta. Dua tahun kemudian, tanggal 16 September, LKI menyerahkan kembali pengelolaan kepada Pemerintahan Indonesia khususnya Jakarta. Gedung ini pun sempat dipindahkan ke gedung Jakarta atau yg dikenal Museum Sejarah Jakarta.

Satu tahun sebelum diresmikannya Museum Wayang, tepatnya pada acara Pekan Wayang II Wali Kota Jakarta pada saat itu, Ali Sadikin kagum dengan inventarisasi dan kebudayaan wayang. Kekaguman inilah yang mendorong berdirinya Museum Wayang yang diresmikan pada tanggal da 13 Agustus 1975. Meskipun telah dipugar beberapa bagian gereja lama dan baru masih tampak terlihat dalam bangunan ini.

Apa yang bisa di tonton atau apa Isi Museum Wayang tersebut? 

Namanya juga museum wayang tentunya museum ini memiliki berbagai macam jenis wayang baik jenis wayang indonesia dan berbagai macam koleksi wayang, boneka dari manca negara. Jika anda berkunjung ke museum ini anda akan mengenal dan melihat koleksi wayang kulit, wayang golek, koleksi wayang dan boneka dari negara negara tetangga seperti seperti Malaysia, Thailand, Suriname, Cina, Vietnam, Perancis, India dan Kamboja, termasuk juga koleksi set gamelan dan juga lukisan wayang.

Selain koleksi tetnang perwayangan di dalam museum ini anda juga bisa melihat lihat koleksi piring sebagai tanda batu nisan Jan Pieterszoon Coen. dan juga sebuah teater wayang serta workshop tentang pembuatan wayangsecara berkala juga diselenggarakan di Museum ini.

Jam Operasional Museum wayang Jakarta

Museum ini buka sestiap hari kecuali hari senin dari jam 09:00 pagi hingga jam 15:00 sore, untuk hari sabtu dan minggu tutup jam 20:00, jadi jangan berkunjung ke museum ini pada hari Senin ya.

Museum Wayang Kekayon

Museum Wayang Kekayon adalah sebuah museum wayang yang berada di Kota Yogyakarta, tepatnya di Jl. Jogja-Wonosari Km.7 No.277, kurang lebih 1 km dari Jl. Majapahit (Ring Road Timur). Museum yang didirikan pada tahun 1990 ini memiliki koleksi berbagai wayang dan topeng serta menampilkan sejarah wayang yang diperkenalkan mulai dari abad ke-6 sampai abad ke-20. Wayang-wayang di dalam museum ini terbuat baik dari kulit, kayu, kain, maupun kertas.

Sama halnya dengan Museum Wayang di Jakarta, museum ini mempunyai beberapa jenis wayang, seperti: Wayang Purwa, Wayang Madya (menceritakan era pasca perang Bharatayuddha), Wayang Thengul, Wayang Klithik (mengisahkan Damar Wulan dan Minakjinggo), Wayang beber, Wayang Gedog (cerita Dewi Candrakirana), Wayang Suluh (mengenai sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia), dan lain lain. Berkaitan dengan wayang Purwa, museum ini memiliki beberapa poster yang menggambarkan strategi perang yang dipakai dalam perang Bharatayuddha antara keluarga Pandawa dan Kurawa, yaitu: strategi Sapit Urang dan strategi Gajah.

Pada tahun 2014 Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta menerbitkan buku berisi koleksi unggulan museum di Daerah Istimewa Yogyakarta, di antaranya adalah koleksi unggulan yang dimiliki oleh Museum Wayang Kekayon. Koleksi unggulan Museum Wayang Kekayon adalah sebagai berikut:[2]

Wayang Purwa Punakawan, Punakawan merupakan empat sekawan, figur penghibur khas Jawa yang terdiri dari Semar, Gareng, Petruk, dan Bagong.

Wayang Golek Menak Gaya Yogyakarta, wayang golek adalah sejenis boneka yang dimainkan seperti wayang. Wayang ini menceritakan kisah bangsawan dari Arab.

Wayang Purwa Karna Tandhing, dalam kisah Mahabarata, terdapat kisah peperangan antara dua orang kakak beradik namun berada di kubu yang berlawanan. Tokoh Karna menaiki kereta perang yang dipandu oleh Prabu Salya untuk melawan tokoh Arjuna menaiki kereta perang yag dipandu oleh Prabu Sri Bathara Kresna.

Museum Wayang Sendang Mas

Museum Wayang Sendang Mas adalah museum wayang yang terletak di kota Banyumas. Didirikan pada tanggal 31 Desember 1983 dan sekarang dikelola oleh Yayasan Seni Budaya Sendang Mas. Koleksi utamanya adalah wayang-wayang dalam Gagrag Banyumasan, terutama sekali tokoh Bawor yang hanya ada dalam wayang Banyumasan. Selain itu terdapat koleksi benda-benda purbakala yang ditemukan di sekitar kabupaten Banyumas. Nama Sendang Mas sendiri merupakan akronim dari Seni Pedalangan Banyumas.