Ini 7 Quran Tertua di Dunia yang Masih Ada hingga Sekarang
- BBC UK
VIVA – Alquran atau Quran adalab kitab suci dalam agama Islam. Para pemeluk agama Islam dianjurkan untuk membaca Quran.
Quran tertulis dalam bahasa Arab, namun di tiap belahan dunia, biasanya disediakan terjemahan agar yang membaca bisa mengerti arti dan makna dari bacaan tersebut.
Quran saat ini mudah untuk ditemukan dan biasanya dibuat melalui mesin cetak dan berukuran mulai dari besar hingga kecil. Namun, di dunia ini ada lho, Quran yang usianya sangat tua dan bahkan ditulis secara manual.
Berikut 7 Quran tertua di dunia
Manuskrip Quran Birmingham
Quran tertua di dunia yang pertama akan dibahas adalah Manuskrip Quran Birmingham. Manuskrip Alquran Birmingham saat ini diyakini sebagai Alquran tertua di dunia. Manuskrip ini terdiri dari dua lembar perkamen yang merupakan penggalan naskah Alquran awal bertanggal antara 568 M - 645 Masehi.
Para peneliti di University of Birmingham Inggris memperkirakan perkamen ini memiliki akurasi 95,4%. Hal ini berarti bahwa manuskrip tersebut mungkin ditulis tidak lama setelah Nabi Muhammad wafat karena diperkirakan hidup antara 570 M - 632 M. Naskah berisi teks dari surah (bab) 18 - 20 dan ditulis dalam aksara Hijazi Arab.
Naskah tersebut tergabung dalam Mingana Collection. Mingana Collection terdiri atas 3.000 dokumen dari Timur Tengah yang dikumpulkan oleh Alphonse Mingana, seorang Imam Kasdim (Chaldeans) yang lahir dekat Mosul, Irak pada 1920-an.
Profesor pengetahuan Kristen dan Islam di Universitas Birmingham, David Thomas mengatakan, berdasarkan data penanggalan radiokarbon, dimungkinkan orang yang menulis naskah tersebut hidup di masa yang sama dengan Rasulullah.
"Sosok yang menulis naskah tersebut mungkin mengenal sosok Nabi Muhammad. Ia mungkin bertemu dengan Sang Rasul, mungkin juga mendengar langsung syiarnya. Penulis itu bisa jadi mengenal sosok Nabi secara pribadi," ungkapnya. Sangat menakjubkan, ya?
Tubingen Fragment
Quran tertua di dunia yang kedua terletak di Jerman yang bernama Tübingen fragment. Naskah ini disimpan tepatnya di Universitas Tübingen, Jerman. Naskah ini diperkirakan ditulis pada tahun 649 M – 675 M, yang merupakan 20 - 40 tahun setelah meninggalnya Nabi Muhammad.
Naskah ini telah berada di Jerman sejak abad ke 19 ketika Konsulat Prusia pertama untuk Damaskus, Johann Gottfried Wetzstein menerima sejumlah manuskrip Arab kuno. Bertahun - tahun kemudian, dilakukanlah uji penanggalan radiokarbon yang menunjukkan bahwa naskah ini merupakan salah satu Alquran tertua di dunia.
Sana'a
Hingga saat ini, Manuskrip Sana'a diyakini sebagai Alquran tertua yang ada. Naskah tersebut pertama kali ditemukan pada tahun 1972 saat renovasi Masjid Agung Sana'a di Yaman. Pekerja konstruksi menemukan banyak manuskrip dan perkamen Alquran dan non-Alquran yang tidak terawat baik dan rusak berat. Hanya beberapa yang masih terselamatkan karena tak dijaga, apalagi usianya yang sudah sangat tua.
Manuskrip ini diidentifikasi sebagai bagian dari Alquran pada tahun 1981 dan sejak itu, Departemen Purbakala Yaman, dengan bantuan dari universitas asing, telah bekerja untuk memulihkan fragmen tersebut. Ditulis antara 632 M - 671 M, sekarang disimpan di Masjid Agung Sana'a, Yaman.
Codeks Parisino-Petropolahinus
Codex Parisino-Petropolitanus adalah manuskrip Quran ke 98 yang diperkirakan berasal dari akhir abad ke-7 atau awal abad ke-8. Naskah ini ditemukan dengan beberapa fragmen Alquran di Masjid Amr di Fustat, Mesir. Selama ekspedisi Napoleon di akhir abad ke-18, ahli pengetahuain Prancis Jean-Joseph Marcel membeli beberapa folio dan Jean-Louis Asselin de Cherville membeli beberapa halaman lagi beberapa tahun kemudian.
Penelitian yang dilakukan oleh ahli sejarah Yassin Dutton menunjukkan bahwa manuskrip ini mungkin telah ditulis di Suriah seperti yang tertulis dalam qira'at (bacaan / tilawah) Ibn Amir dari Damaskus, Suriah. Saat ini, bagian dari manuskrip tersebut disimpan di empat institusi berbeda: Bibliothèque nationale de France, Perpustakaan Nasional Rusia, Perpustakaan Vatikan, dan Koleksi Khalili di London.
Manuskrip Topkapi
Manuskrip ini mungkin yang paling tak asing. Manuskrip Topkapi sering dikutip sebagai Quran tertua selama bertahun - tahun. Namun, penelitian terbaru menunjukkan bahwa manuskrip Topkapi setidaknya satu abad lebih muda dari fragmen Alquran tertua yang ada. Manuskrip Topkapi ditulis sekitar awal hingga pertengahan abad ke-8 dan merupakan teks Alquran yang hampir lengkap dan lumayan terawat.
Dalam hal itu, kemungkinan besar Alquran tertua yang hampir lengkap yang pernah ada. Juga, manuskrip Topkapi diyakini sebagai Alquran asli yang ditugaskan oleh khalifah ketiga Utsman pada tahun 651. Lokasi manuskrip Topkapi saat ini berada di Museum Istana Topkapi, Istanbul, Turki dan bisa dilihat oleh pengunjung.
Quran Samakand Kufic atau Utsman Quran
Selama beberapa tahun, sebelum penelitian yang dilakukan dalam beberapa dekade terakhir, Alquran Samarkand Kufic, dianggap sebagai salinan Alquran tertua yang ada. Tanggal manuskrip itu ditulis sangat bervariasi dari antara 595 M - 855 M. Namun, sebagian besar peneliti setuju bahwa kemungkinan besar ditulis pada abad ke-8 atau ke-9.
Naskah ini dihormati oleh komunitas Muslim karena diyakini sebagai bagian dari Alquran yang ditugaskan oleh khalifah muslim ketiga yaitu Utsman pada tahun 651 M. Utsman ingin membuat salinan standar Alquran, 19 tahun setelah kematian Nabi Muhammad. Keyakinan ini telah ditentang oleh penelitian yang menunjukkan bahwa manuskrip itu datang jauh setelah abad ke-7.
Alquran Samarkand Kufic, saat ini disimpan di Perpustakaan Hast Imam, Tashkent, Uzbekistan dan bisa dilihat oleh pengunjung.
Quran Biru
Quran tertua yang terakhir adalah sering disebut Quran Biru adalah salah satu Alquran kuno yang paling terkenal dan indah di dunia. Naskah tersebut diyakini ditulis antara akhir abad ke-9 hingga awal abad ke-10. Diyakini bahwa Alquran Biru diciptakan untuk Masjid Agung Qairawan di Tunisia.
Halaman - halaman dalam Quran tersebut ditulis dengan tinta emas pada vellum yang diwarnai dengan biru tua, memberikan warna biru yang berbeda. Menulis Alquran dengan emas di atas lapisan biru kemungkinan besar dipengaruhi oleh dokumen resmi yang rumit yang ditulis oleh Kekaisaran Bizantium Kristen.
Meskipun sebagian besar Alquran Biru diawetkan oleh berbagai lembaga, pada tahun 2012 dan 2013 dijual di pelelangan, dengan satu folio dilaporkan terjual lebih dari US $ 800.000 atau sekitar Rp11 Miliar.