Keutamaan Doa Witir dan Tata Cara Pengerjaannya

Ilustrasi berdoa
Sumber :
  • Pixabay

VIVA – Sholat dan doa witir adalah salah satu ibadah sunah yang dikerjakan antara salat Isya hingga Subuh. Sholat witir biasanya dikerjakan setelah salat malam, tahajud, dan salat Tarawih. Saat bulan Ramadan tiba, umat Islam disunahkan untuk mengerjakan Sholat Tarawih. Sholat yang hanya dikerjakan di bulan penuh berkah dan rahmat ini biasanya ditutup dengan mengerjakan salat dan doa Witir. Sholat Witir bisa dikerjakan tiga rakaat, lima, bahkan satu rakaat. Jumlah rakaat salat witir itu ganjil. Bisa tiga rakaat, lima, bahkan satu rakaat. Hal ini sebagaimana yang disebutkan dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Abu Dawud, artinya:

"Salat witir wajib bagi setiap muslim. Barang siapa yang ingin berwitir dengan lima rakaat, maka kerjakanlah; yang ingin berwitir tiga rakaat, maka kerjakanlah; dan yang ingin berwitir satu rakaat, maka kerjakanlah!" (HR. Abu Dawud)

Islam sangat menyambut Ramadan, bulan suci ini merupakan kesempatan bagi setiap hamba Allah untuk lebih meningkatkan ketakwaan. Dikarenakan bulan ini memiliki beberapa keutamaannya, seperti Al-Quran diturunkan saat Ramadan, bulan penuh berkah dan ada malam Lailatul Qodar. Di bulan Ramadan juga ada salat tambahan yang dilakukan umat Muslim yaitu sholat Tarawih. Tarawih merupakan bentuk jama’ dari kata tarwihah, di mana jika diartikan secara bahasa maknanya adalah “istirahat”.

Sementara jika hendak dijabarkan secara istilah, sholat Tarawih adalah salat sunnah yang dilakukan saat malam bulan Ramadan saja. Sholat tarawih termasuk dalam sholat sunnah yang muakkadah atau sangat dianjurkan.

“Rasulullah pernah salat bersama kami di bulan Ramadan sebanyak 8 raka’at lalu beliau berwitir. Pada malam berikutnya, kami pun berkumpul di masjid sambil berharap beliau akan keluar. Kami terus menantikan beliau di situ hingga datang waktu fajar. Kemudian kami menemui beliau dan bertanya, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya kami menunggumu tadi malam, dengan harapan engkau akan salat bersama kami.” Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Sesungguhnya aku khawatir kalau akhirnya salat tersebut menjadi wajib bagimu.” (HR. Ath Thabrani, Ibnu Hibban dan Ibnu Khuzaimah.)

Berikut tata cara salat witir berjumlah tiga rakaat dengan satu salam:

1. Membaca niat salat witir 3 rakaat
Ushalli sunnatal witri tsalatsa raka'atin mustaqbilal qiblati adaan lillahi ta'ala.
Artinya: Aku mengerjakan sembahyang sunah salat witir tiga rakaat dengan menghadap kiblat karena Allah ta'ala.

2. Mengucap takbir ketika takbiratul ihram sambil membaca niat

3. Membaca surat Al-Fatihah dan dilanjut surat Al-A'laa

4. Rukuk

5. Iktidal

6. Sujud pertama

7. Duduk di antara dua sujud

8. Sujud kedua

9. Berdiri dan masuk rakaat kedua

10. Membaca surat Al-Fatihah dan dilanjut surat Al-Kafirun

11. Rukuk

12. Iktidal Sujud pertama

13. Duduk di antara dua sujud

14. Sujud kedua

15. Berdiri dan masuk rakaat ketiga

16. Membaca surat Al-Fatihah dan dilanjut surat Al-Ikhlas, Al-Falaq, An-Nas

17. Rukuk

18. ?ktidal

19. Sujud pertama

20. Duduk di antara dua sujud

21. Sujud kedua

22. Duduk tasyahud akhir

23. Salam. Setelah salam terakhir ini dilanjutkan dengan membaca doa.

Doa Witir

Setelah selesai melaksanakan sholat witir, dianjurkan untuk membaca doa setelah sholat witir. Doa merupakan bentuk penyerahan diri seorang hamba di hadapan Allah SWT. Itulah mengapa, setelah sholat witir disunnahkan membaca dzikir berikut sebanyak tiga kali:

“Subhaanal malikil quddus”

Setelah membaca dzikir, berikut ini adalah doa setelah sholat witir yang dapat diamalkan:

Allahumma innaa nas’aluka iimaanan daaimaan, wan’asaluka qalban khaasyi’an, wanas’aluka ‘ilman naafi’an, wanas’aluka yaqiinan shaadiqon, wanas’aluka ‘amalan shaalihan, wanas’aluka diinan qayyiman, wanas’aluka khairan katsiran, wanas’alukal ‘afwa wal’aafiyata, wanas’aluka tamaamal ‘aafiyati, wanas’alukasyukra ‘alal ‘aafiyati, anas’alukal ghinaa’a ‘aninnaasi.

Allahumma rabbanaa taqabbal minnaa shalaatanaa washiyaamanaa waqiyaamanaa watakhusy-syu’anaa watadhorru’anaa wata’abbudanaa watammim taqshiiranaa yaa allaahu yaa allaahu yaa allaahu yaa arhamar raahimiin. washallallaahu ‘alaa khairi khalqihi muhammadin wa’alaa aalihi washahbihi ajma’iina, walhamdu lillaahi rabbil ‘aalamiina.

Artinya: 

“Wahai Allah. Sesungguhnya kami memohon kepada-Mu iman yang tetap, kami memohon kepada-Mu hati yang khusyu’, kami memohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, kami memohon kepada-Mu keyakinan yang benar, kami memohon kepada-Mu amal yang shaleh, kami memohon kepada-Mu agama yang lurus, kami memohon kepada-Mu kebaikan yang banyak, kami memohon kepada-Mu ampunan dan afiat, kami memohon kepada-Mu kesehatan yang sempurna, kami memohon kepada-Mu syukur atas kesehatan, dan kami memohon kepada-Mu terkaya dari semua manusia.”

“Wahai Allah, Tuhan kami. Terimalah dari kami shalat kami, puasa kami, shalat malam kami, kekhusyu’an kami, kerendahan hati kami, ibadah kami. Sempurnakanlah kelalaian atau kekurangan kami, Wahai Allah Wahai Allah Wahai Allah Wahai Dzat yang Paling Penyayang diantara para penyayang. Semoga rahmat Allah tercurahkan kepada sebaik-baiknya makhluk-Nya, Muhammad, keluarga dan sahabatnya semua, dan segala puji milik Allah, Tuhan semesta alam.”

DoaTarawih

“Allaahummaj’alnaa bil-iimaani kaamiliin, wa lil-faraa ‘idimu’addiin, wa lis-salaati haafiziin, wa liz-zakaatii faa’iliin, wa limaa ‘indaka taalibiin, wa li’afwika raajiin, wa bil-hudaa mutamassikiin, wa ‘anil-lagwi mu’ridiin, wa fid-dun-yaa zaahidiin, wa fil-aakhirati raagibiin, wa bil-qadaa’i raadiin, wa lin-na ‘maa’i syaakiriin, wa ‘alal-balaa’i saabiriin, wa tahta liwaa’i sayyidinaa Muhammadin sallallahu ‘alaihi wa sallama yaumal-qiyaamati saa’iriin, wa ilal-haudi waaridiin, wa ilal-jannati daakhiliin, wa minan-naari naajin, wa ‘alaa sariiril-karaamati qaa’idiin wa min huurin ‘iinim mutazaw-wijiin, wa min sundusiw wa istabraqiw wa diibaajim mutalabbisiin, wa min ta’aamil-jannati aakiliin, wa mil labaniw wa ‘asalim musaffan syaaribiin, bi akwaabiw wa abaariiqa wa ka’sim mim ma’iin.

Ma’allaziina an’amta ‘alaihim minan-nabiyyiina was-siddiiqiina wasy-syuhadaa’i was-saalihiinna wa hasuna ulaa’ika rafiiqaa, zaalikal-fadlu minallaahi wa kafaa billaahi ‘aliimaa. Allaahummaj’alnaa fii lailati haazasy-syahrisy-syariifatil-mubaarakati minas-su’adaa’il-maqbuuliina wa laa taj’alnaa minal-asyqiyaa’il-marduudiin. Wa sallallaahu ‘alaa Muhammadiw wa ‘alihii wa sahbihii ajmaa’in, bi rahmatika yaa arhamar-raahimiin, wal-hamdu lillaahi rabbil-‘aalamiin.

Artinya:

“Ya Allah, Jadikanlah kami berkat iman orang-orang yang sempurna, orang-orang yang mengerjakan hal-hal yang fardu, orang-orang yang memelihara sholat, orang-orang yang menunaikan zakat, orang-orang yang mengharapkan pahala yang ada di sisi-Mu, orang-orang yang mengharapkan ampunan-Mu, orang-orang yang berpegang teguh kepada hidayah, orang-orang yang berpaling dari perbuatan yang sia-sia, orang-orang yang berzuhud terhadap duniawi, orang-orang yang mengharapkan pahala akhirat, orang-orang yang ridha dengan qada, orang-orang yang mensyukuri nikmat, orang-orang yang sabar menghadapi cobaan dan musibah, dan orang-orang yang berjalan di bawah panji Nabi Muhammad Saw, kelak di hari kiamat, orang-orang yang digiring munuju telaga (Kausar) untuk meminum airnya, orang-orang yang masuk kedalam surga, orang-orang yang diselamatkan dari neraka, orang-orang yang didudukkan di atas dipan-dipan kemuliaan, orang yang mengawini bidadari-bidadari yang bermata jeli, orang-orang yang mengenakan pakaian dari sutra tipis dan tebal, orang-orang yang memakan makanan surga, dan minum dari air susu dan madu dengan memakai gelas-gelas dan cerek-cerek serta sloki (piala) yang langsung dari sumber-sumbernya.”

“Yaitu dengan orang-orang yang telah Engkau berikan nikmat kepada mereka dari kalangan para nabi, kaum siddiqin, para syuhada dan orang-orang yang saleh, mereka adalah sebaik-baik teman, yang demikian itu adalah karunia dari Allah, dan cukuplah Allah Yang Maha Mengetahui. Ya Allah, jadikanlah kami orang-orang yang berbahagia yang diterima amal perbuatannya dalam bulan yang mulia dan diberkati ini, dan janganlah Engkau jadikan kami orang-orang celaka yang ditolak amal perbuatannya. Dan semoga Allah melimpahkan rahmat kepada Nabi Muhammad beserta keluarga dan para sahabatnya, dengan rahmat-Mu wahai Tuhan Yang Maha Pengasih di antara pengaasih, dan segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.”

Keutamaan Doa Witir

Seperti mengutip dari NU Online, berikut beberapa keutamaan sholat witir:

Dicintai Allah SWT

Seorang Muslim yang menjalankan ibadah salat witir akan dicintai Allah SWT. Sebagaimana rakaat sholat witir yang ganjil, Allah sangat menyukai sesuatu yang ganjil. Hal ini sebagaimana yang telah disebutkan dalam hadis Rasulullah SAW berikut:

"Sesungguhnya Allah itu ganjil dan menyukai orang-orang yang melakukan sholat witir, maka sholat witirlah, wahai para ahli Al-Qur'an."

Dikabulkannya Doa

Keutamaan salat witir bagi umat Muslim selanjutnya, yaitu dikabulkan doa dan permintaannya. Jika memiliki keinginan dan didengar oleh Allah SWT, Anda bisa menyampaikan hajat tersebut setelah salat witir. Pasalnya, ketika seorang sedang bersujud kepada Allah sebenarnya pada posisi itu yang paling dekat dengan Allah SWT.

Salah satu keutamaan salat witir adalah penyempurna salat malam. Ibadah sholat sunnah ini baik dilaksankan sebelum tidur atau setelah bangun tidur. Tanpa sholat witir, tidak akan sempurna sholat malam atau qiyamul lail seorang Muslim.

Keutamaan salat witir ini sebagaimana yang telah disebutkan dalam salah satu hadis, Rasulullah SAW bersabda:

Artinya, "Jadikanlah akhir sholat kalian di malam hari dengan sholat Witir"

Sebagai Tambahan Sholat

Keutamaan salat witir selanjutnya, yaitu sebagai tambahan salat. Salat sunnah yang dianjurkan untuk dikerjakan di antara waktu sholat fardhu yakni setelah sholat Isya dan sebelum waktu sholat subuh. Hal ini sebagaimana yang tertuang dalam sebuah hadits, yang artinya:

"Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala telah memberi kalian tambahan sholat, yaitu sholat Witir, maka sholat Witirlah kalian antara waktu sholat Isya hingga sholat Subuh" (HR. Ahmad).