Prof. Alimuddin Dikukuhkan sebagai Guru Besar Unhas
- antara
VIVA – Prof Dr Alimuddin dalam orasi ilmiah memaparkan tantangan akuntan manajemen Islam di masa depan, yang sekaligus menghantarkannya menjadi Guru Besar Unhas di Makassar, Rabu (23/3).
Prof Alimuddin, mengatakan perkembangan bisnis dan keuangan Islam di Indonesia dan dunia, baik sekarang dan di masa yang akan datang, membutuhkan tenaga-tenaga akuntan yang handal yang bisa menyusun laporan mashlahah yang mudah diterapkan dan dipahami.
"Tantangan bagi profesi akuntan, khususnya profesi akuntan manajemen Islam di masa depan, lebih mendalami dan memahami fikih muamalah dan aplikasinya dalam dunia ekonomi dan bisnis," katanya.
Termasuk, kata dia, bagaimana upaya mengembangkan model sistem informasi keuangan dan non keuangan yang sederhana dan dapat diaplikasikan dengan mudah.
Sehingga kemudian dapat membangkitkan pelaku usaha dan individu untuk menjalankan akhlak berbisnis yang berorientasi akhirat.
Bagi profesi akuntan manajemen Islam Pendidik dibutuhkan kajian yang bersumber dari Al-Quran dan as Sunnah mencakup akhlak berbisnis yang Islami.
"Guna merumuskan berbagai metode pembukuan yang bermuara pada kemaslahatan umat dan untuk membangkitkan kreativitas mahasiswa dalam menyajikan informasi yang sesuai dengan ketentuan Allah SWT,” jelas Guru Besar Ilmu Akuntansi Manajemen Islam pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unhas ini.
Sementara itu, Prof Dr Noer Jihad Saleh, MA yang juga menerima gelar Guru Besar hari ini menjelaskan tentang “Strategi Penerjemahan Dinamis Dalam Menerjemahkan Teks Karya Sastra".
Dijelaskan pada awal milinium ketiga ini, penerjemah memainkan peran yang semakin penting dalam komunikasi internasional. Penerjemah berfungsi sebagai jembatan yang menghubungkan antara bangsa di dunia yang berbeda bahasa dan budaya.
Melalui karya terjemahan yang hebat bangsa yang satu dapat mempelajari dan memahami ilmu pengetahuan dan teknologi suatu negara dan mengadopsinya untuk kepentingan/kemajuan negaranya.
Penerjemah sastra tidak hanya pengalibahasaan unsur linguistik, tetapi perlu memperhatikan aspek karya sastra, yaitu seni, ruh karya asli, ungkapan sesuai dengan perasaan, penyampaian pesan asli secara jelas tanpa mengubah gaya Bahasa, dan ragam lainnya.
“Hal ini yang sangat diharapkan negara sedang berkembang seperti Indonesia. Indonesia harus membuka diri berkomunikasi dengan negara modern atau negara maju agar bisa mengejar ketertinggalannya,” jelas Prof Noer Jihad.
Lebih lanjut, Ia menjelaskan penerjemah memegang peran penting dalam alih informasi, pengetahuan dan teknologi dari negara maju/modern ke negara sedang berkembang seperti Indonesia.
Rektor Unhas Prof Dr Dwia Aries Tina Pulubuhu MA, mengatakan prosesi pengukuhan hari ini adalah sebagai bukti untuk saling memperkuat pencapaian fakultas masing-masing dengan bertambahnya guru besar.
Universitas Hasanuddin terus meningkatkan pengembangan sumber daya manusia melalui peningkatan kompetensi dan mendorong jumlah profesor baru sepanjang tahun. (antara)