Bacaan Dzikir Nabi Yunus, Keutamaan dan Kisah Sejarahnya
- Pixabay
VIVA – Rasululah SAW pun menyebutkan bahwa doa dzikir Nabi Yunus dapat membantu mengatasi berbagai kesulitan hidup atas izin Allah SWT. Saat Nabi Yunus ditelan ikan besar, beliau merasakan kesulitan yang sangat berat, yakni merasakan gelapnya dalam perut ikan dan kesulitan bernapas, serta gelapnya di dalam lautan dan tidak mampu melihat apa-apa. Saat itu, Nabi Yunus berdoa dengan sangat khusyuk kepada Allah. Selain itu, beliau juga banyak berdzikir selama berada di dalam perut ikan. Beliau berpasrah diri bahwa ini semua adalah ujian dalam jalan dakwahnya yang harus dihadapi.
Berikut doa dzikir Nabi Yunus yang dapat diamalkan:
Doa Dzikir Nabi Yunus as:
“Laa ilaaha illaa anta, subhaanaka, innii kuntu minadz dzaalimiin” artinya: “Tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Engkau (Ya Allah), Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk di antara orang-orang yang berbuat zalim/aniaya,”.
Bahkan, dzikir ini begitu penting hingga Allah SWT mengabadikannya dalam Alquran:“Dan (ingatlah kisah) Dzun Nun (Nabi Yunus), ketika ia pergi dalam keadaan marah, lalu ia menyangka bahwa Kami tidak akan mempersempitnya (menyulitkannya), maka ia menyeru dalam keadaan yang sangat gelap:
‘Bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Engkau. Maha suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zalim’. Maka Kami telah memperkenankan doanya dan menyelamatkannya dari pada kedukaan, dan demikianlah Kami selamatkan orang-orang yang beriman.”(QS Al-Anbiya’: 87-88).
Doa Nabi Yunus disebut-sebut sangat mustajab karena berisi pengakuan pada ketauhidan Allah SWT, pengakuan akan ke-Mahasuci-an Allah, serta pengakuan terhadap setiap dosa, kesalahan dan kedzaliman yang diperbuat oleh diri sendiri.
Manusia adalah makhluk uang lemah di hadapan Allah SWT dan hanya Dia-lah memiliki kuasa untuk mengampuni dosa dan mengabulkan doa. Allah SWT berfirman: “Atau siapakah yang memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdoa kepada-Nya, dan yang menghilangkan kesusahan dan yang menjadikan kamu (manusia) sebagai khalifah di bumi? Apakah di samping Allah ada tuhan (yang lain)? Amat sedikitlah kamu mengingati-(Nya).” (QS An-Naml: 62).
Keutamaan Dzikir Nabi Yunus as:
- Pujian kepada Allah SWT. Tujuan utama dari doa adalah pernyataan tentang kekuatan Allah SWT, tidak ada kekuasaan yang bisa dibandingkan dengan kekuasaan Allah SWT. Oleh karena itu, Allah SWT adalah sang maha pencipta yang berhak mendapatkan puja dan pujian umat manusia sebagai bentuk penghambaan. Allah SWT menyukai makhluk-Nya yang selalu berdoa.
- Mendapatkan ampunan Allah SWT. Selain untuk memuja Allah, doa Nabi Yunus berisi taubat dan permohonan ampunan atas semua dosa-dosa yang pernah diperbuat, serta berharap mendapatkan ampunan dari Allah.
- Mendapat kekuatan dalam menghadapi cobaan. Hidup di dunia ini tidak akan terlepas dari cobaan, musibah dan ujian. Dan manusia memiliki batasan, dan tidak ada orang muslim yang mampu melewati berbagai macam cobaan tanpa bantuan Allah SWT.
- Dikeluarkan dari kesulitan. Doa Nabi Yunus akan menjadi sumber kekuatan bagi manusia untuk mengatasi cobaan dan dapat keluar dari berbagai masalah dan kesulitan. Allah SWT tidak akan menguji umat-Nya di luar batas kemampuannya. Doa Nabi Yunus ini juga sering dipanjatkan sebagai doa keselamatan jika sedang menghadapi kesulitan.
- Dikabulkan hajat atau permintaan. Selama berada dalam perut ikan, nabi Yunus berdoa kepada Allah untuk diselamatkan. Melihat penyesalan yang ditunjukkan oleh nabi Yunus, Allah SWT kemudian mengabulkan permintaannya. Itulah mengapa doa ini juga bisa digunakan ketika seseorang memiliki permintaan atau hajat kepada Allah SWT.
Kisah Nabi Yunus Ditelan Ikan Paus
Beranjak dari Ninawa, Nabi Yunus menuju dermaga dan menumpang pada sebuah kapal. Cuaca cerah saat kapal sedang bersandar sehingga sang nakhoda mengizinkan Nabi Yunus untuk ikut naik, meski ia tahu kapalnya sudah kelebihan muatan.
Sampai di tengah laut, cuaca tiba-tiba memburuk. Awan hitam bergulung-gulung, angin kencang, dan gelombang besar tiba-tiba memerangkap kapal. Badai besar itu membuat kapal tidak stabil. Nabi Yunus pun mengajak nakhoda dan seluruh penumpang kapal untuk berdzikir kepada Allah.
Sang nahkoda kemudian memerintahkan kepada seluruh penumpang untuk membuang barang bawaan mereka ke laut. Harapannya, dengan beban yang berkurang kapal akan bisa kembali stabil. Ternyata tidak demikian kenyataannya.
Akhirnya sang nakhoda harus mengambil keputusan pahit, yaitu mengurangi jumlah penumpang kapal. Agar adil, penentuan siapa penumpang yang harus keluar dari kapal pun dilakukan dengan undian.
Sang nahkoda meminta seluruh penumpang menuliskan nama mereka, kemudian proses pengundian pun dimulai. Pada pengundian pertama nama yang keluar adalah YUNUS. Namun seluruh penumpang menolak hasil tersebut sehingga diulang kedua kalinya.
Pengundian kedua kali juga mengeluarkan nama yang sama, YUNUS. Meski para penumpang lainnya masih keberatan, tetapi Nabi Yunus menerima hasil undian tersebut dengan ikhlas. Hal ini sesuai dengan firman Allah pada Surah As-Saffat ayat 141 di atas, “kemudian dia ikut diundi ternyata dia termasuk orang-orang yang kalah (dalam undian).”
Beliau pun menceburkan dirinya ke laut setelah menyebut asma Allah. Dalam beberapa riwayat dikisahkan bahwa setelah Nabi Yunus terjun ke laut, cuaca kembali cerah dan lautan kembali tenang. Di laut, Nabi Yunus diombang-ambingkan gelombang. Kemudian Allah memerintahkan seekor ikan paus untuk mendekat dan menelan Nabi Yunus tanpa meremukkan tulang dan daging beliau.
Ada pula pendapat yang menyatakan bahwa ikan yang menelan Nabi Yunus adalah ikan Nun (merujuk pada Surah Al-Anbiya’ ayat 87). Ikan itu disebut-sebut masih hidup saat ini dan akan terus hidup hingga hari kiamat. Pendapat tersebut merujuk pada Surah As-Saffat ayat 144, “ … niscaya dia akan tetap tinggal di perut (ikan itu) sampai hari kebangkitan.”
Di dalam perut ikan yang gelap, Nabi Yunus sempat mengira dirinya telah meninggal. Allah pun mewahyukan bahwa beliau ada di dalam perut ikan. Nabi Yunus pun menggerakkan kakinya dan bersujud. Tak lama kemudian, Nabi Yunus mendengar suara-suara tasbih dari para penghuni lautan. Hal ini mengilhamkan kepada beliau untuk menyadari kesalahannya. Nabi Yunus pun sadar bahwa keputusannya meninggalkan kaum Ninawa dalam keadaan marah adalah hal yang tidak benar. Karena itu Allah menghukum beliau dengan memenjarakan di dalam perut ikan.
Hal ini seperti firman Allah pada Surah As-Saffat ayat 142 di atas, “Maka dia ditelan oleh ikan besar dalam keadaan tercela.” Sebutan ‘tercela’ pada ayat tersebut menandakan Allah tidak berkenan pada keputusan Nabi Yunus meninggalkan kaumnya.
Allah juga menegaskan kekecewaan-Nya pada Nabi Yunus dalam Surah Al-Anbiya’ ayat 87. “Dan (ingatlah kisah) Zun Nun (Yunus), ketika dia pergi dalam keadaan marah, lalu dia menyangka bahwa Kami tidak akan menyulitkannya, …”
Pelajaran dari Kisah Nabi Yunus
- Sabar dalam menyeru kepada kebaikan
- Memperbanyak dzikir kepada Allah
- Berserah diri dan memohon ampunan kepada Allah
- Tidak mengambil keputusan saat sedang emosi