6 Ritual Suku Paling Mengerikan di Indonesia, Ada Penggal Kepala
- U-Report
VIVA – Ada beberapa ritual paling mengerikan yang terjadi di suku pedalaman Indonesia. Seperti yang kita ketahui bahwa Tanah Air mempunyai berbagai suku bangsa yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Menurut sensus BPS tahun 2010, terungkap bahwa Indonesia terdiri atas 300 kelompok etnik atau lebih tepatnya 1.340 suku bangsa. Setiap suku yang berada di pulau-pulau Indonesia mempunyai tradisi atau ritual yang berbeda-beda.
Bahkan, beberapa ritual yang dilaksanakan di suku-suku tersebut ada yang sangat mengerikan untuk kita yang hidup di dunia modern. Akan tetapi, untuk mereka itu adalah sesuatu yang sudah biasa dilakukan. Peradaban modern yang sudah semakin maju tampaknya tidak memengaruhi mereka untuk ikut serta. Nah, untuk kamu yang semakin penasaran, berikut adalah ulasan tentang ritual paling mengerikan di Indonesia.
1. Tradisi Memotong Jari dari Suku Dani Papua
Suku Dani adalah salah satu suku di bagian timur Indonesia yang mempunyai tradisi cukup mengerikan. Jika ada anggota keluarga yang meninggal dunia, suku ini akan memotong jari mereka sebagai bentuk rasa duka dan sebagai upaya untuk mencegah malapetaka tidak terjadi kembali dalam keluarga yang berduka.
Menurut kepercayaan suku Dani, jari mempunyai arti yang cukup merinding. Mereka menganggap bahwa jari tangan adalah simbol dari kerukunan, ketekunan, dan kesatuan manusia dalam bekerja. Itulah mengapa, jari menjadi bagian tubuh yang sesuai untuk menggambarkan kehilangan dalam kesatuan keluarga.
Alat yang biasa dipakai untuk memotong jari umumnya memakai kapak atau parang, ada juga yang menggigit ruas jari sampai putus. Saat ini, suku Dani sudah mulai meninggalkan ritual tersebut karena masyarakatnya sudah mulai mengenal Tuhan dan agama. Saat ini, hanya tinggal sejumlah orang yang jarinya terpotong karena melakukan tradisi tersebut di masa lalu.
2. Tradisi Mayat Berjalan di Tana Toraja
Tentunya sudah banyak orang yang mengenal dengan tradisi yang dilakukan di Tana Toraja, Sulawesi. Tradisi Ma’nene ini melibatkan mayat manusia. Awalnya mayat tersebut telah dikuburkan dan pada acara tersebut mayat tersebut akan digali kembali kemudian angkat, didoakan, dibersihkan, dipakaikan baju, kemudian diarak keliling kampung.
Setelah acara ini selesai, mayat tersebut akan dikembalikan ke dalam peti mati dan ritual ini dilaksanakan setiap tiga tahun sekali pada bulan Agustus. Bahkan, tradisi yang satu ini kabarnya sang mayat dapat berdiri tegak sampai bisa berjalan sendiri.
3. Ritual Suku Naulu, Maluku
Ritual paling mengerikan berikutnya berasal dari suku Naulu, Maluku yang mempersembahkan kepala manusia karena diyakini bisa menjaga rumah adat milik mereka. Lebih mengerikan lagi, tradisi awal ini memiliki tujuan untuk mempersembahkan kepala manusia sebagai mas kawin saat seorang pria ingin meminang seorang istri.
Selain itu, ritual memenggal kepala ini merupakan tanda seorang pria telah dewasa. Ketika pria sudah dewasa, dia diwajibkan untuk mengenakan ikat kepala merah. Namun, untuk memperoleh ikat kepala tersebut tidak dapat dibeli di toko, mereka perlu terlebih dahulu memenggal kepala seseorang. Lantaran bertentangan dengan hukum Indonesia, ritual ini akhirnya dihentikan. Ada yang menyebut tradisi ini berakhir sejak 1900an, tapi ada pula yang mengatakan tradisi mengerikan itu masih ada di tahun 1940an. Disebutkan pernah ada temuan mayat tanpa kepala pada tahun 2005. Diduga, masih terkait ritual adat mengerikan ini.
4. Kanibalisme, Papua Nugini
Terdapat sebuah suku tertentu yang sering melakukan perbuatan mengerikan tersebut di hutan pedalaman. Tercatat beberapa tahun yang lalu, ada sebuah laporan yang memperlihatkan praktik kanibalisme oleh Suku Korowai di Papua Nugini. Ritual mengerikan tersebut hanya dilakukan kepada orang yang sudah melanggar adat dan hukum. Suku Korowai juga ditemukan keberadaannya sekitar 30 tahun lalu di pedalaman hutan Papua, Indonesia. Mereka terbiasa hidup di rumah-rumah pohon atau biasa disebut rumah tinggi.
5. Tradisi Ngayau, Kalimantan
Ritual yang tidak kalah mengerikan juga bisa ditemui di Pulau Kalimantan, yaitu Kayau atay Ngayau. Ngayau sendiri merupakan ritual pemenggalan kepala pihak musuk yang juga dianggap sebagai salah satu bagian dari upacara inisiasi untuk meningkatkan status seseorang.
Menurut bahasa Dayak, Kayau adalah seorang musuh. Sehingga ngayau artinya adalah memburu kepala musuh. Kepala-kepala tersebut umumnya akan dikeringkan atau bisa juga diawetkan untuk menjaga mereka dari marabahaya. Namun karena meresahkan, pada masa penjajahan Belanda ke Indonesia sekitar tahun 1872, ritual ini sepakat untuk dihentikan.
6. Perang Pandan, Bali
Tradisi yang satu ini memakai seikat daun panda. Meski terdengar tidak mengerikan, tapi ternyata daun pandan ini diberikan duri yang dapat melukai lawan mainnya. Dalam tradisi tersebut, masing-masing peserta harus saling menyerang dan memukul punggung lawan dengan memakai daun pandan berduri. Ritual ini adalah bentuk penghormatan kepada Dewa Indra atau yang disebut sebagai Dewa Perang.