5 Fakta Menarik dari Khalifah Ali Bin Abu Thalib

Ilustrasi khalifah
Sumber :
  • U-Report

VIVA – Ali bin Abi Thalib, yang lahir sekitar '13 Rajab 23 SH/599 Masehi – wafat 21 Ramadan 40 Hijriyah/661 Masehi adalah khalifah keempat. Dia termasuk golongan pemeluk Islam pertama dan salah satu sahabat utama nabi. Secara silsilah, Ali adalah sepupu dari Nabi Muhammad. Pernikahan Ali dengan Fatimah az-Zahra juga menjadikannya sebagai menantu Nabi Muhammad.

Sebagai salah satu pemeluk Islam awal, Ali telah terlibat dalam berbagai peran besar sejak masa kenabian, meski usianya terbilang muda bila dibandingkan sahabat utama nabi yang lain. Ali mengikuti semua perang, kecuali Perang Tabuk, pengusung panji, juga berperan sebagai sekretaris dan pembawa pesan nabi. Ali juga ditunjuk sebagai pemimpin pasukan pada Perang Khaibar.

Sepeninggal Nabi Muhammad, Ali diangkat sebagai khalifah atau pemimpin umat Islam setelah Abu Bakar, Umar, dan Utsman. Dalam sudut pandang Sunni, Ali bersama tiga pendahulunya digolongkan sebagai Khulafaur Rasyidin.

Berikut beberapa fakta menarik tentang sosok sahabat Nabi Muhammad yang mulai, Ali bin Abi Thalib, seperti dikutip dari Orami, sebagai berikut:

1. Cerdas

Abu Thalib yang mempunyai anak banyak, Rasulullah SAW merawat Ali untuk meringankan bebannya, selanjutnya Ali tinggal bersama Rasulullah SAW di rumahnya dan mendapatkan pengajaran langsung dari beliau. Ia baru menginjak usia sepuluh tahun ketika Rasulullah menerima wahyu yang pertama.

Ali kecil menunjukkan pola pikir yang kritis dan brilian. Kesederhanaan, kerendahhatian, ketenangan dan kecerdasannya yang bersumber dari Quran dan wawasan yang luas, membuatnya menempati posisi istimewa di antara para sahabat Rasulullah SAW lainnya.

2. Hidup Sederhana

Semasa hidupnya, Ali hidup dengan sederhana. Ia cukup makan dengan lauk cuka, minyak, dan roti kering yang dipatahkan dengan lututnya. pakaian yang digunakan Ali juga pakaian yang kasar, yakni pakaian ala kadarnya untuk menutupi tubuh saat cuaca panas dan terpaan hawa dingin, seperti yang dikutip dari tulisan Sayyid Ahmad Asy-Syalaini dalam bukunya yang berjudul Kumpulan Khotbah Ali Bin Abi Thalib.

3. Menikahi Putri dari Nabi Muhammad

Ali menikahi putri Rasulullah yang paling dicintai, Fatimah, salah satu wanita terbaik di seluruh dunia, ibunya adalah Khadijah Binti Khuwailid.

Pernikahan yang diberkati terjadi di Madinah setelah Perang Uhud, ketika Fatimah berusia lima belas tahun, dengan demikian, Ali mendapat kehormatan tambahan menjadi ayah dari keturunan Rasulullah SAW melalui putra-putranya dari Fatimah.

4. Ali bin Abi Thalib Menjadi Khalifah

Setelah kejadian pembunuhan yang menimpa Khalifah ketiga Utsman bin Affan RA, para sahabat Rasulullah mendekati Ali memintanya untuk menjadi Khalifah.

Namun Ali menolak tanggung jawab jabatan besar tersebut terlebih dahulu, dan memberikan saran untuk menjadikan dirinya sebagai penasihat bukan kepala.

Walau pada akhirnya, ia memutuskan untuk membawa masalah tersebut ke hadapan publik Muslim di Masjid Nabawi. Alhasil, mayoritas sahabat di Madinah menganggap Ali sebagai orang yang paling cocok untuk menjadi Khalifah setelah Utsman.

5. Pemindahan Ibu Kota

Pada pemerintahan Ali tidak banyak penaklukan daerah baru yang terjadi, tetapi adanya pencapaian besar pada sektor sipil dan hukum seperti; organisasi kepolisian, membangun pengadilan arbitrase dan membangun penjara.

Selain itu, Ali juga memindahkan ibu kota Khilafah dari Madinah ke Kufah di Irak, karena posisinya yang strategis di tengah-tengah negara Islam saat itu.