Mengenal Kisah Pertempuran Surabaya Hingga Menjadi Hari Pahlawan

VIVA Militer: Pejuang Kemerdekaan Indonesia dalam Pertempuran Surabaya
Sumber :
  • Youtube

VIVA – Pertempuran Surabaya atau yang kerap disebut peristiwa 10 November 1945 adalah salah satu peristiwa penting untuk menjaga dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Pertempuran Surabaya ini merupakan konflik yang terjadi antara Tentara Indonesia dengan tentara Inggris yang terjadi pada tanggal 27 Oktober sampai 20 November 1945 di Surabaya. Sementara tanggal 10 November merupakan puncak dari pertempuran Surabaya

Pemicu pertempuran ini salah satunya adalah tewasnya Jenderal Aubertin Walter Sothern (AWS) Mallaby sampai ultimatum dari Inggris supaya rakyat Indonesia merdeka. Lantaran tidak mau tunduk kepada tentara Sekutu yang tentunya akan kembali menjajah Indonesia usai Proklamasi Kemerdekaan. Arek-arek Surabaya kemudian bertempur habis-habisan untuk mempertahankan kemerdekaan RI. Nah, berikut adalah ulasan selengkapnya tentang Pertempuran Surabaya yang disadur dari berbagai sumber. 

Latar Belakang

Ilustrasi tentara Inggris.

Photo :
  • U-Report

Sekitar tanggal 31 Agustus 1945 atau kurang lebih setengah bulan usai proklamasi kemerdekaan, pemerintah mengatakan bahwa mulai tanggal 1 September 945, bendera merah putih dikibarkan di seluruh wilayah Indonesia. Para pemuda dan pejuang di Surabaya kemudian menurunkan dan merobek warna biru dalam triwarna bendera Belanda yang dikibarkan di Hotel Yamato, 19 September 1945. Bendera ini kemudian dinaikkan kembali dengan warna merah putih. 

Sebelum itu, tentara Seuku, termasuk Inggris dan Belanda (NICA) sudah tiba di Jakarta pada 15 September 1945. Pasukan gabungan yang baru saja meraih kemenangan dalam Perang Dunia II atas Jepang ini memasuki Kota Surabaya tanggal 25 Oktober 1945. Jenderal AWS Mallaby saat itu memimpin pasukan Sekutu dengan tugas melucuti senjata para serdadu Jepang, mengangkut tawanan perang, dan menjaga ketertiban di Surabaya. 

Akan tetapi, pasukan Inggris tidak melaksanakan tugasnya, dan malah terjadi penyimpangan. Penyimpangan kembali terjadi saat Sekutu meminta Soekarno untuk menyerukan penghentian terkait dengan pertentangan antara pemuda Surabaya dan Sekutu. Hal ini dilakukan untuk melindungi pasukannya dari amukan masa di Surabaya. 

Permintaan ini kemudian dipenuhi dan kontak senjata dihentikan. Komite penghubung dibentuk dan Sekutu mau mengakui kedaulatan. Akan tetapi, Sekutu malah menyerang di kampung penduduk. Pertikaian pun tidak dapat terelakan. 

Kematian Jenderal AWS Mallaby

Jepang menyerah kepada Pasukan Sekutu pada 1945

Photo :
  • Wikimedia Commons / US Army

Beberapa perwira Inggris pun ditahan oleh sekelompok pemuda Surabaya, seperti Jenderal Mallaby, Kapten Smith, Kapten Shaw, dan Letnan Laughland. Karena sebuah alasan tertentu, Jenderal Mallaby pun akhirnya tewas. Sampai saat ini, tewasnya Jenderal Mallaby tersebut masih menjadi perdebatan. 

Sejumlah sumber mengatakan bahwa Mallaby tewas lantara terkenal serangan granat dan terkena mobilnya. Akan tetapi, ada yang mengatakan bahwa Mallaby tewas usai melakukan aksi tembak kepada penduduk Surabaya dan versi lain yang beredar. 

Sekutu Mengancam

Penyerbuan Pasukan Sekutu di Pantai Normandy Prancis

Photo :
  • Wikimedia Commons / U.S. Department of Defense

Mengetahui hal ini, Kapten Shaw mengancam kepada Indonesia dan akan melakukan balasan atas apa yang diterima Sekutu dengan cara mengerahkan seluruh kekuatan, baik di darat, laut, dan udara. Tidak segan-segan, Inggris ultimatum masyarakat Surabaya untuk menyerah bila tidak ingin dihancurleburkan sebelum pukul 06.00 tanggal 10 November 1945. 

Ultimatum ini tidak dihiraukan dan rakyat Surabaya memutuskan untuk melawan pada saat itu. Sebelum itu, rakyat Surabaya dilatih untuk memakai senjata dan granat tangan. Pemuda-pemuda dan pasukan TKR mempersiapkan diri untuk pertempuran. 

Pertempuran 10 November

Tentara KNIL Belanda

Photo :
  • vithakom.wordpress.com

Lalu, terjadilah pertempuran Surabaya yang dikenal dengan sebutan Peristiwa 10 November 1945 dan kemudian diperingati sebagai Hari Pahlawan. Sejak pagi hari, Inggris udah melancarkan penyerangan. Akan tetapi, pemuda Surabaya yang hanya memiliki bambu runcing dan belati sama sekali tidak gentar dengan serangan tersebut. 

Dibalik keberanian para pemuda Surabaya tersebut, muncul sosok Bung Tomo dengan pidatonya yang bernada semangat berkobar untuk melawan para tentara Sekutu. Bung Tomo dengan semangatnya melawan para tentara Sekutu dan tidak akan pernah menyerah sampai ia mati. Dalam peristiwa ini, ribuan orang Indonesia menjadi korban serangan militer Sekutu. 

Untuk korban dari pihak tentara dan masyarakat Surabaya diperkirakan mencapai 20 ribu orang dan korban yang berasal dari pihak tentara Sekutu diperkirakan mencapai 1.500 orang. Walaupun banyak korban yang berjatuhan, dengan semangat mempertahankan kemerdekaan yang tinggi, pemuda Surabaya berhasil mempertahankan kota mereka. 

Bukan hanya itu saja, setidaknya 200 ribu orang yang terdiri atas masyarakat sipil terpaksa harus mengungsi dari Surabaya ke daerah-daerah lain yang lebih aman lantaran pecahnya pertempuran tersebut. 

Pertempuran Surabaya ini juga sudah menggerakan perlawanan rakyat di seluruh Indonesia untuk melakukan pertempuran. Setahun setelahnya, tepatnya tanggal 10 November 1946, Presiden Soekarno menetapkan bahwa tanggal tersebut sebagai Hari Pahlawan yang diperingati sampai saat ini.