Nadiem: Semoga Anak Indonesia Kembali Dapatkan Pendidikan Normal
- VIVA/Muhammad AR
VIVA – Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas sudah mulai dilakukan di sejumlah daerah di Indonesia. Namun karena kondisinya masih dalam masa pandemi, orangtua diharapkan dapat memerhatikan putra-putrinya, mulai dari protokol kesehatan hingga asupan yang dikonsumsi sehari-hari.
Plt. Deputi Bidang Partisipasi Masyarakat Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia, Indra Gunawan, S.K.M., M.A., mengatakan, keluarga harus menjadi pilar untuk menyiapkan berbagai kebutuhan untuk anak-anak saat PTM terbatas dan juga memberikan pemahaman bagi anak-anak kita bagaimana menerapkan protokol kesehatan.
"Agar anak-anak kita tetap sehat dan kuat dalam mempersiapkan pembelajaran tatap muka, pemenuhan gizi perlu diperhatikan. Karena bagaimanapun dalam pandemi ini anak-anak kita harus tercukupi dan terpenuhi gizinya agar tubuhnya lebih tahan dari penularan COVID-19," ujarnya saat peluncuran Gerakan Nusantara (miNUm Susu tiAp hari uNTuk Anak ceRdas Aktif Indonesia) 2021, yang diusung PT Frisian Flag Indonesia (FFI).
Senada dengan hal tersebut, Pakar Gizi, Ketua PKGK UI, Ir. Ahmad Syafiq, M.Sc, PhD, mengatakan, pada masa PTM terbatas anak didik sebaiknya dibiasakan mengonsumsi asupan dengan pola gizi seimbang sesuai pedoman Isi Piringku, melakukan aktivitas fisik yang baik, perilaku hidup bersih dan istirahat yang cukup.
"Salah satu pilar gizi seimbang adalah mengonsumsi asupan makanan dan minuman yang seimbang untuk mencapai kualitas kesehatan yang optimal, salah satu caranya dengan rutin mengonsumsi protein hewani," kata Ahmad Syafiq.
"Protein hewani dengan kandungan asam amino esensial memiliki bermacam fungsi, di antaranya untuk memperbaiki sel yang rusak serta menjaga imunitas, serta mencegah terjadinya stunting. Sumber protein hewani dapat ditemui dari berbagai sumber, misalnya susu dan telur," tambah dia.
Era digital saat ini telah membuka peluang belajar lintas waktu dan tempat. Terlebih, peserta didik yang turut menjalani sekolah daring saat ini dilakukan oleh Gen-Z dan Post Gen-Z.
Pakar Edukasi Gen Zillenial sekaligus Ketua PGRI SLCC, Prof. Dr. Eko Indrajit, M.Sc, menyoroti karakteristik anak-anak generasi Z yang berbeda dibandingkan dengan generasi-generasi sebelumnya.
Menurutnya, generasi Z mampu mempelajari sesuatu melalui gadget, cenderung individualis dan tidak ingin dikendalikan oleh guru atau orangtua. Oleh karena itu, beliau memberikan tips untuk orangtua dalam mendidik anak-anak Gen Z, salah satunya orangtua diharapkan dapat menjadi teman dalam perjalanan hidup dan pendidikan anak-anak.
"Jangan menggurui melainkan dampingi kehidupan mereka. Jangan mudah marah tapi harus memahami bahasa kehidupan mereka. Banyaklah berkomunikasi melalui visual, awasi sosial media mereka tetapi jangan bereaksi berlebihan. Cobalah meminta mereka mengajarkan kita mengenai berbagai tren yang sedang terjadi di dunia. Lalu, sesekali cobalah bermain game bersama mereka sebagai ungkapan rasa empati. Dengan begitu, mereka akan menganggap orangtua sebagai teman, dan kehadiran orangtua akan disetujui oleh mereka," jelas Prof. Eko.
Dukungan keluarga
Sementara itu, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi RI, Nadiem Anwar Makarim, B.A, M.B.A, mengatakan, dukungan dari orangtua dan keluarga sangat dibutuhkan untuk penyelenggaraan PTM terbatas yang aman, nyaman, dan optimal.
“Saya mengapresiasi kegigihan Frisian Flag Indonesia selama 8 tahun terakhir dalam mendukung semangat kolaborasi merdeka belajar melalui program Gerakan Nusantara. Merdeka belajar sesungguhnya adalah semangat untuk memantik gerakan-gerakan di masyarakat yang memajukan pendidikan," kata dia.
"Sehingga Gerakan Nusantara merupakan contoh praktik yang perlu terus ditingkatkan dan dilanjutkan. Semoga kolaborasi di antara kita akan mengantarkan anak-anak Indonesia kembali mendapatkan pendidikan yang normal. Mari kita laksanakan PTM terbatas sebaik mungkin untuk mewujudkan merdeka belajar," kata Menteri Nadiem.
Corporate Affairs Director PT Frisian Flag Indonesia, Andrew F. Saputro, turut mengapresiasi dukungan dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi RI, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI, serta para pakar yang telah mendukung kegiatan ini.
"Melalui Gerakan Nusantara, kami dapat terus menjalankan komitmen jangka panjang FFI untuk memberikan edukasi kepada murid, guru, dan orangtua, mengenai pentingnya menerapkan gaya hidup sehat aktif melalui konsumsi asupan makanan sesuai pedoman gizi seimbang, serta kebaikan susu agar tercipta keluarga Indonesia yang sehat, sejahtera dan selaras," tutur Andrew F. Saputro.