Memetik Inspirasi Strategi Jadi Guru Besar dari Profesor Muda IPB
- vstory
VIVA – Profesor sebagai gelar akademik tertinggi, selaras pula dengan tanggung jawabnya yang tinggi terhadap bidang keilmuan yang didalami. IPB University dalam agenda rutinnya, "Professor Insight" mengangkat kisah, perjuangan dan strategi menjadi guru besar (21/10) yang dilaksanakan melalui Zoom Meeting.
“Proses ini butuh mindset yang kuat bahwa kita bisa. Yang penting semangatnya itu harus selalu dijaga. Dengan semangat yang kuat ingin menjadi profesor, kita juga bisa memberikan semangat untuk yang lain,” ujar Rektor IPB University, Prof Arif Satria pada persnya.
Adapun dinamika itu, lanjutnya, adalah hal yang biasa. IPB University berusaha semaksimal mungkin menyediakan instrumen-instrumen yang dapat memudahkan para dosen.
Sementara itu, Prof Agus Purwito sebagai Wakil Rektor bidang Sumberdaya, Perencanaan dan Keuangan dalam sambutannya juga menyampaikan, “Kenaikan pangkat itu adalah kewajiban sekaligus hak untuk dapat mengembangkan karir. Guru besar itu bukan gelar, tetapi jabatan. Jabatan guru besar harus diraih. Saat ini jumlah guru besar di IPB University sudah ada 202 orang.”
Menurutnya, persiapan terkait dokumen perlu dilakukan agar dapat diberikan tips oleh pembicara kita. Ia berharap acara ini dapat menginspirasi dan dapat memberikan pengalaman dari pembicara.
Sebagai pembicara, Prof Anuraga Jayanegara, Guru Besar Fakultas Peternakan IPB University mengatakan bahwa seringkali para dosen hanya fokus pada tujuan namun tidak merencanakannya.
“Dapat menulis jurnal adalah sebuah skill, bukan genetik. Kuncinya adalah keseimbangan yaitu pada karir dan keluarga. Baik akal, fisik, maupun mentalitas. Dan melakukan time management yang baik. Mudahkanlah urusan orang lain, tidak berbuat dzalim/berlaku adil, insyaAllah urusan kita juga akan dimudahkan,” terang Prof Anuraga Jayanegara dilansir VIVA dari lama ipb.ac.id.
Sementara itu, Prof Uju, Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan menceritakan bahwa tiga artikelnya sempat ditolak. Ini karena ada bahan kajian yang bukan komoditas perikanan sehingga nilai Angka Kredit Dosen (KUM) 550 tidak tercapai. Hal ini pun kemudian mendorongnya melakukan strategi.
“Saya menstrategikannya dengan memperbanyak riset, kolaborasi dan publikasi baik nasional maupun internasional dengan fokus ke komoditas perikanan. Publikasi pun fokus ke jurnal internasional bereputasi,” ujarnya.
Menurut Prof Irmanida Batubara, Guru Besar Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) IPB University, jika sudah melakukan riset yang banyak, maka diperlukan dokumentasi serta perapihan data.
Prof Asep Gunawan, Guru Besar Fakultas Peternakan juga memberikan tanggapan serupa. “Motivasi yang kuat sangat dibutuhkan. Baik dalam aktualisasi diri maupun kemanfaataan untuk institusi serta kesejahteraan. Dokumentasi adalah tugas besar yang perlu dipenuhi dan kita dapat menyimpannya di google drive yang lebih mobile. Terakhir adalah milikilah kekuatan spiritual yaitu dengan bersabar, berdoa, bersedekah dan bertawakkal,” ujarnya. (ipb)