Pendidikan di Kupang Kian Bangkit di Tengah Pandemi Covid-19

Ilustrasi siswa SD.
Sumber :
  • vstory

VIVA – Pandemi COVID-19 yang melanda Kota Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) sejak April 2020 memiliki dampak yang luas pada kehidupan masyarakat, termasuk pada sektor pendidikan.

Situasi semakin sulit setelah virus COVID-19 menyebar dengan cepat dengan terus bertambahnya kasus pasien terkonfirmasi positif COVID-19 seperti terjadi di Kota Kupang hingga menembus 15.112 orang yang terkonfirmasi positif COVID-19 pada Rabu (22/9) 2021.

Berita kematian pasien COVID-19 terus terdengar seperti gaung duka yang memilukan tidak pernah berkesudahan di ibu kota provinsi berbasis kepulauan ini yang telah merenggut 323 orang meninggal dunia karena paparan virus corona.

Pandemi COVID-19 menjadi momok yang menakutkan sehingga berbagai aktivitas masyarakat termasuk sektor pendidikan berlangsung secara terbatas yang dilakukan secara daring dari rumah.

Selama hampir 1,6 tahun seluruh aktifitas pendidikan mulai dari SD hingga lembaga perguruan tinggi di NTT dilakukan secara daring.

Kebijakan pemerintah menghentikan kegiatan pembelajaran tatap muka di sekolah sebagai langkah strategi untuk mengendalikan meluasnya penyebaran virus corona yang dapat menulari para pelajar yang masuk dalam kelompok rentan terpapar virus Corona.

Semua pelajar harus menjalani pembelajaran secara daring sekalipun hal itu terasa berat namun demi keberlangsungan kegiatan pendidikan harus tetap dijalani di tengah ancaman Corona.

Pembelajaran daring yang telah berlangsung selama 1,6 tahun, berjalan tertatih-tatih karena berbagai kendala yang dihadapi para siswa dengan beragam keluhan.

Pada umumnya para siswa mengaku jenuh dan sulit menerima materi pembelajaran secara utuh karena terkendala seperti jaringan internet yang kurang stabil serta kuota internet terbatas yang dimiliki para siswa.

Kehadiran vaksinasi untuk kelompok anak-anak dan remaja menjadi "angin surga" bagi siswa/siswi di Provinsi NTT yang telah lama memendam rindu untuk segera mengikuti pembelajaran tatap muka (PTM) di sekolah secara langsung dapat digelar kembali.

Para pelajar di Kota Kupang, Ibu Kota Provinsi NTT begitu antusias ketika mengikuti vaksinasi COVID-19 yang mulai digelar awal September 2021 dengan penuh harapan agar pandemi COVID-19 berakhir.

Tingginya animo pelajar mengikuti vaksinasi menjadi sebagai wujud nyata bangkitnya semangat kaum pelajar dan remaja untuk tegar mengikuti pendidikan di tengah pandemi COVID-19 yang sedang melanda Kota Kupang, dan masih menerapkan PPKM Level III.

Kevin Dengak (16) siswa SMA Negeri 3 Kota Kupang mengaku telah jenuh dan lelah mengikuti pembelajaran secara daring.

"Sekolah daring sudah berlangsung satu tahun lebih, memang menjenuhkan tetapi karena pandemi COVID-19 maka harus diikuti sekalipun banyak kendala yang kami hadapi," kata Kevin Dengak saat ditemui usai melakukan vaksinasi COVID-19 bagi 1.500 pelajar di Kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTT pada Senin (20/9).

Menurut dia pembelajaran secara daring tidak berjalan maksimal karena interaksi guru dan murid sangat terbatas.

Kevin Dengak bersama sejumlah siswa lainnya merasa gembira setelah mendapat vaksinasi COVID-19 karena harapannya untuk mengikuti pembelajaran tatap muka (PTM) sudah bisa terwujud.
Hal senada diakui Alexandre Rofinus Jahang, siswa SMA Kristen Citra Bangsa, Kota Kupang, yang berharap pembelajaran tatap muka perlu segera dilakukan agar proses belajar mengajar bisa lebih optimal.

Ia bersyukur telah mendapatkan vaksinasi COVID-19 sebagai persiapan menyambut kegiatan belajar mengajar secara langsung di sekolah sekalipun dilakukan secara terbatas.

Alexandre mengaku senang bisa kembali merasakan kebersamaan dengan para guru dan teman-teman sebaya di sekolah setelah pembelajaran tatam muka (PTM( mulai dilakukan.

Wajib prokes

Perlindungan utama yang perlu dilakukan selama pembelajaran tatap muka dengan tetap menerapkan protokol kesehatan (prokes) COVID-19 secara baik dan benar saat berada dalam di lingkungan sekolah merupakan hal yang utama dilakukan.

Meskipun kegiatan pembelajaran di sekolah mulai berlangsung secara terbatas para guru dan siswa di Kota Kupang tetap diingatkan untuk tetap menerapkan prokes secara konsisten.

Wakil Wali Kota Kupang Hermanus Man meminta para guru di sekolah-sekolah yang melaksanakan pembelajaran tatap muka terbatas untuk secara ketat menerapkan protokol kesehatan baik terhadap siswa maupun para guru dan pegawai.

"Pembelajaran tatap muka sudah mulai dilakukan di Kota Kupang tentu selama kegiatan belajar mengajar berlangsung penerapan protokol kesehatan pencegahan COVID-19 mutlak dilakukan," kata Wakil Wali Kota Kupang, Hermanus Man saat memantau penerapan prokes di SMP Negeri 5 Kupang, Selasa (22/9).

Penerapan prokes yang dilakukan mulai dari siswa masuk sekolah dengan melakukan pengukuran suhu tubuh, mencuci tangan dengan sabun dan menjaga jarak saat berada dalam ruangan kelas serta tetap menggunakan masker selama kegiatan belajar mengajar berlangsung.

Ia mengatakan telah melakukan pemantauan ke beberapa sekolah yang melakukan kegiatan belajar mengajar tatap muka dan diketahui penerapan protokol kesehatan dilakukan secara baik.

Diakuinya penerapan prokes yang dilakukan secara baik merupakan hasil dari kolaborasi dilakukan orang tua siswa dengan para guru di sekolah sehingga menghasilkan proses pembelajaran yang efektif.

Apabila semua syarat dipatuhi secara baik, maka besar kemungkinan pada Oktober mendatang kegiatan belajar mengajar secara tatap muka bisa berlaku untuk semua kelas, meskipun masih menggunakan metode blended learning artinya sebagian secara tatap muka sebagian lagi mengikuti pembelajaran secara virtual dari rumah.

Kendati demikian dalam pelaksanaan pembelajaran tatap muka terbatas ditemukan ada kasus positif COVID-19 pada peserta didik atau ada sekolah yang kedapatan melanggar ketentuan yang berlaku, maka dipastikan seluruh kegiatan belajar mengajar tatap muka di semua sekolah di Kota Kupang akan dihentikan.

"Para siswa kembali belajar dari rumah apabila ditemukan kasus COVID-19 selama PTM, guna mencegah penularan kasus COVID-19," kata Hermanus Man.

Kegembiraan dengan dilaksanakannya pembelajaran tata muka juga dirasakan Kepala Sekolah SMPN 5, Ferderik Mira Tade.

Berbagai persiapan menyongsong digelarnya pembelajaran tatap muka dilakukan di sekolah itu sesuai dengan ketentuan yang berlaku untuk pembelajaran tatap muka.
Selain menyiapkan semua kelengkapan prokes, sebelum memulai proses belajar mengajar, pihak sekolah terlebih dahulu harus memberikan arahan dan imbauan terkait ketentuan tatap muka terbatas kepada para siswa.

"Saat ini ada 13 rombongan belajar yang melaksanakan tatap muka di SMPN 5 terdiri dari 11 rombongan belajar untuk kelas regular, 2 kelas SMP terbuka serta 1 kelas untuk anak-anak imigran yang tidak tercatat dalam Dapodik," katanya.

Hal senada juga diakui Kepala Sekolah SD Katolik St. Maria Assumpta, Sr. Petri Canisia, CIJ.

Ia  menjelaskan dalam pertemuan dengan para orang tua siswa sebelumnya yang dibagi dalam dua sesi, pihak sekolah meminta dukungan para orang tua siswa untuk membantu menertibkan anak-anak mereka untuk taati protokol kesehatan saat datang ke sekolah.

Dia optimistis jika sekolah mereka lolos tahap pertama ini, dalam tahap kedua makin banyak kelas yang diizinkan untuk melaksanakan pembelajaran tatap muka di sekolah demi masa depan anak-anak bangsa di NTT. (ant)
.