Abdul Kalam, Negarawan Muslim Bergelar Bapak Nuklir India
- Reuters/Jayanta Shaw/Files
VIVA.co.id – Avul Pakir Jainulabdeen (APJ) Abdul Kalam. Tanpa dia, India bukanlah apa-apa. Peran Kalam lah yang membuat India disegani dunia dengan kekuatan nuklirnya.
Kalam telah memimpin tim ilmuwan yang mengembangkan rudal yang mampu membawa hulu ledak nuklir.
Ia juga dianggap pahlawan nasional karena membantu pengujian nuklir pada 1998 yang semakin mempertegas status India sebagai negara bersenjata nuklir.
Akibatnya, India diganjar sanksi ekonomi oleh Amerika Serikat. Menurut situs NYTimes, karena dedikasinya yang tinggi, Kalam digelari Bapak Nuklir India.
Negeri Bollywood ini masuk ke dalam jajaran sembilan negara pemilik senjata nuklir. Delapan negara lainnya adalah Rusia, Amerika Serikat, Perancis, China, Inggris, Pakistan, Israel dan Korea Utara.
Kalam lahir pada 15 Oktober 1931 di Tamil Nadu sebagai seorang Muslim yang berasal dari keluarga India Selatan yang sederhana.
Ayahnya bekerja sebagai penyewa kapal untuk para nelayan yang bekerja di selat antara India dan Sri Lanka. Sejak kecil dirinya telah menyukai studi aeronautika.
‘Kalam Chacha’
Setelah lulus dari Fakultas Teknik Penerbangan, Madras Institute of Technology, Kalam menghabiskan empat dekade sebagai ilmuwan di Organisasi Pengembangan dan Riset Pertahanan (DRDO) dan Organisasi Riset Luar Angkasa India (ISRO).
Ia kemudian diganjar Bharat Ratna, penghargaan sipil tertinggi India, pada 1997 atas kontribusinya di bidang penelitian ilmiah dan modernisasi teknologi pertahanan.
Tak hanya itu, selain sebagai ilmuwan, Kalam pernah menjabat sebagai Presiden India periode 2002-2007. Ia menjadi presiden ketiga yang memeluk Islam setelah Zakir Hussein dan Fakhruddin Ali Ahmed.
Ada kata motivasi Kalam yang terngiang di telinga rakyat India sampai sekarang. "Kita harus berpikir dan bertindak seperti satu miliar orang, tidak seperti satu juta orang. Mimpi, mimpi, mimpi!" ungkapnya, menegaskan.
Maka tak heran, rakyat India, terutama kaum mudanya, sangat menghormati dan mengaguminya, hingga dipanggil "Kalam Chacha" (Paman Kalam), sebuah panggilan sayang yang sebelumnya hanya diberikan untuk Jawaharlal Nehru, Perdana Menteri India pertama.
Pada 27 Juli 2015, Kalam wafat di usia ke-83 tahun. Awalnya, ia pingsan saat ceramah di satu lembaga manajemen di Shillong. Ia kemudian secepatnya dibawa ke rumah sakit.
Namun setelah diperiksa para dokter spesialis, Kalam dinyatakan sudah meninggal dunia sebelum sampai rumah sakit, karena jantungnya berhenti berdenyut secara tiba-tiba. (ren)