Angkatan Udara Kebobolan, Percakapan 4 Perwira Tinggi Berhasil Disadap di Singapura

Singapore Airshow 2024.
Sumber :
  • CNA

VIVA Tekno – Angkatan Udara kebobolan karena percakapan empat pati atau perwira tingginya berhasil disadap di dalam hotel di Singapura.

Para petinggi di pemerintahan pun langsung membuat konfirmasi dan meyakinkan seluruh pihak bahwa jalur komunikasi militernya aman dari serangan siber.

Badan Intelijen Rusia, FSB.

Photo :
  • Novorossia Today

Badan Intelijen Rusia, FSB.

Photo :
Kejadian naas tersebut dialami oleh Angkatan Udara
. Bocornya percakapan sekitar 38 menit empat
Angkatan Udara itu membahas tentang skenario perang
di Ukraina, termasuk keampuhan rudal jelajah Taurus milik Jerman.

Parahnya lagi, dalam penggalan percakapan itu dipimpin langsung oleh Inspektur Angkatan Udara Jerman Ingo Gerhartz, dipublikasikan pada 1 Maret 2024 di saluran propaganda Rusia dan didistribusikan secara luas.

Keempat pati ini menggunakan software atau perangkat lunak konferensi WebEx. Namun demikian, seorang perwira tinggi disebut sedang menelepon dari Singapura menggunakan smartphone atau ponsel pintar.

Bocornya pembicaraan serisu itu langsung disorot media dengan sebutan 'Taurus-Leak’. Menteri Pertahanan Jerman Boris Pistorius buru-buru meyakinkan publik dan mitra-mitranya tentang keamanan jalur komunikasi militernya.

Ia mengklaim, bocornya percakapan disebabkan karena kelalaian seorang pati yang sedang berada di Singapura.

Sebagai informasi, empat perwira tinggi Angkatan Udara Jerman sedang berada di Singapura dalam menghadiri Singapore Airshow – pameran dirgantara yang menarik banyak personel militer dari seluruh dunia.

"Bagaimana pun, ini artinya kita harus siap menghadapi segala bentuk perang, termasuk perang hibrida, perang informasi, perang disinformasi. Karena ini adalah contoh yang sangat jelas. Saya menjanjikan penyelidikan internal dengan hasil yang akan diumumkan secepat mungkin," kata Pistorius, seperti dikutip dari situs DW, Kamis, 14 Maret 2024.

Rusia, yang dituduh Jerman melakukan spionase atau aksi mata-mata, telah menargetkan acara-acara semacam itu di masa lalu untuk "operasi penyadapan terarah”, terutama di hotel-hotel tempat para tamu militer menginap.

Menteri Pertahanan Boris Pistorius juga memberikan penjelasan dan menepis rumor bahwa Rusia telah secara langsung meretas percakapan empat pati angkatan udaranya, yang berlangsung di platform konferensi online WebEx. "Itu kesalahan individu," katanya menegaskan.

Pasukan siber militer Jerman atau ZCO.

Photo :
  • DW

Pasukan siber militer Jerman atau ZCO.

Photo :
Hacker atau peretas diyakini menyadap koneksi tidak aman yang digunakan salah satu peserta rapat ketika melakukan panggilan ke WebEx dari kamar hotelnya di Singapura, yang merupakan pelanggaran protokol keamanan.

"Penyadapan percakapan perwira tinggi Jerman kemungkinan besar merupakan bagian dari aksi penyadapan yang luas," klaim dia. Angkatan Bersenjata Jerman atau Bundeswehr menggunakan empat tingkat klasifikasi untuk informasi rahasia.

Hanya informasi tertentu yang diklasifikasikan pada tingkat terendah yang dapat didiskusikan melalui panggilan video dan audio terenkripsi seperti WebEx.

Untuk informasi dengan kategori lebih rahasia, percakapan harus dilakukan menggunakan perangkat keras dan lunak yang spesifik dan tersertifikasi, sering kali dalam lingkungan yang kedap suara.

Dalam praktiknya, hal ini berarti para pejabat militer atau pemerintahan yang berada di luar negeri harus datang ke kantor kedutaan besar untuk melakukan panggilan telepon. Akan tetapi, pengamat dan analis keamanan siber meragukan bahwa ini hanya soal kelalaian individual saja.

"Kalau ini bukan kasus yang terisolasi, tapi hanya satu kasus yang terungkap saja, maka kita punya masalah. Ada protokol yang jelas, yaitu tidak ada informasi rahasia yang boleh dibahas di WebEx. Informasi rahasia hanya dapat dikomunikasikan melalui sistem rahasia," ungkap analis keamanan siber Manuel Atug.

Sementara itu, pakar keamanan James Davis dari Universitas St. Gallen, Swiss tidak terkejut dengan Taurus Leak.

Insiden ini hanya menegaskan opini yang beredar bahwa Berlin telah mengabaikan kemampuan militernya, dan sangat naif melihat kemampuan Moskow. "Saya justru ragu banyak sekutu yang terkejut bahwa Rusia memata-matai percakapan para pejabat militer Jerman," jelasnya.