Memahami Cara Kerja Jam Kiamat, Penentu Kehancuran Total

Albert Einstein, salah satu tokoh penggagas Jam Kiamat atau The Doomsday Clock.
Sumber :
  • http://alberteinsteinquotes.info

VIVA Tekno – Jam Kiamat atau The Doomsday Clock menggambarkan seberapa dekatnya umat manusia dengan armageddon alias kehancuran total. Namun, tahukah kamu dari mana asal jam tersebut, bagaimana cara membacanya, dan apa yang dapat kita pelajari darinya?

Begini, para ilmuwan yang bertanggung jawab atas penghitungan Jam Kiamat – karena tergabung dalam Bulletin of the Atomic Scientist (Buletin Ilmuwan Atom) – menerbitkan penilaian tahunan mereka tentang seberapa dekat jarum jam dengan 'tengah malam'.

Nah, pada Januari 2022, mereka merilis penilaian untuk ke-75 kalinya. Dalam setiap rilisan, mereka menyoroti jejaring kompleks risiko bencana yang dihadapi umat manusia, termasuk senjata pemusnah massal, kerusakan lingkungan, dan berkembangnya teknologi yang merusak.

Dua tahun sebelumnya, tepatnya pada 2020, Presiden Buletin Ilmuwan Atom, Rachel Bronson, mengumumkan bahwa jarum Jam Kiamat telah bergerak mendekati armageddon, pergerakan paling dekat daripada sebelumnya – hanya 100 detik sebelum tengah malam.

Ilustrasi zaman es akibat perang nuklir.

Photo :
  • Getty Images

Posisi ini bertahan sepanjang 2021 dan 2022, dan pada 2023, jam ini bergerak 10 detik lebih dekat. Mengutip situs Reuters, Rabu, 22 Februari 2023, Jam Kiamat adalah penunjuk waktu simbolis yang menunjukkan seberapa dekat dunia akan berakhir dan waktu tengah malam menandai titik teoritis dari kehancuran total.

Kehancuran total yang dimaksud di sini di antaranya seperti ancaman apokaliptik yang dapat muncul dari ketegangan politik, senjata, teknologi, perubahan iklim atau penyakit seperti pandemi.

Penyetelan ulang The Doomsday Clock atau Jam Kiamat ini, dengan menggerakkan jarum jam menjadi lebih dekat atau lebih jauh dari waktu tengah malam berdasarkan pembacaan para ilmuwan tentang ancaman yang ada pada waktu tertentu.

Doomsday Clock atau Jam Kiamat.

Photo :
  • Istimewa

Tak bisa dipungkiri bahwa Jam Kiamat telah menarik perhatian beberapa waktu ini. Keberadaannya merupakan penggambaran bahwa manusia semakin dekat dengan kehancuran total.

Asal tahu saja, Jam Kiamat diciptakan ada 1947 oleh sekelompok ilmuwan atom, termasuk Albert Einstein, yang telah bekerja di Proyek Manhattan untuk mengembangkan senjata nuklir pertama di dunia selama Perang Dunia II.

Pengaturan Jam Kiamat mencerminkan dunia, di mana invasi Rusia ke Ukraina pada Februari 2022 telah menghidupkan kembali ketakutan akan perang nuklir. Sebagian besar perang, menurut para ilmuwan, meski tidak secara ekslusif menjadi alasan tangan bergerak maju.

Lebih dari 75 tahun yang lalu, Jam Kiamat mulai berdetak pada tujuh menit menjelang tengah malam. Sementara pada 17 menit hingga tengah malam, waktu menunjukkan hari kiamat pada 1991.

Asap mengepul di tempat pertempuran terberat dengan pasukan Rusia, di wilayah Donetsk, Ukraina.

Photo :
  • AP Photo/LIBKOS.

Kala itu, Perang Dingin berakhir dan Amerika Serikat (AS) serta Uni Soviet menandatangani Perjanjian Pengurangan Senjata Strategis yang secara substansial mengurangi persenjataan senjata nuklir milik kedua negara.

Lantas, bagaimana cara membaca Jam Kiamat yang lebih masuk akal? Pada 2003, Martin Rees, ahli kosmologi dan astronomi Kerajaan Inggris, mengemukakan pendapatnya.

"Saya pikir kemungkinannya 50:50, apakah peradaban kita di Bumi saat ini akan bertahan hingga akhir abad ini," kata dia, dilansir dari situs BBC.

Jam Kiamat tidak bertujuan untuk memberi tahu kita seberapa besar risiko yang dihadapi umat manusia, tetapi seberapa baik kita merespons risiko itu.

Selama bertahun-tahun, halaman Buletin juga mempertimbangkan tantangan yang ditimbulkan oleh teknologi baru yang mengganggu dan sekarang ini juga mempengaruhi Jam Kiamat. 

Hal ini termasuk kecerdasan buatan (AI), senjata biologis, dan nanoteknologi. Selain teknologi spesifik, masa depan kita juga semakin terancam oleh konvergensi teknologi yang mengganggu dengan ancaman nuklir dan lingkungan yang ada.

Faktor lain yang mempengaruhi jarum jam bergerak semakin dekat ke tengah malam adalah bahwa, karena jumlah dan variasi ancaman yang dihadapi umat manusia telah berlipat ganda, demikian juga dengan keseriusan tantangan dalam mengatur risiko ini.

Sementara itu, Jam Kiamat atau The Doomsday Clock masih terus berdetak, dan jika kita tidak bisa memutar balik jarumnya maka lonceng tengah malam mungkin tidak akan jauh lagi. Semoga tidak.