5 Hacker yang Menggemparkan Indonesia, Bjorka Terbaru
- YouTube
VIVA Tekno – Kasus kebocoran data pribadi, doxing terhadap pejabat negara, dan peretasan tengah marak terjadi di Indonesia.
Salah satu hacker yang tidak mungkin luput dari lampu sorot dari berbagai kasus tersebut adalah Bjorka, yang mengklaim berbasis di Warsawa, Polandia.
Kendati demikian, sebetulnya juga cukup banyak hacker-hacker lainnya yang berhasil membuat geger Indonesia. Ada yang berniat baik, dan ada juga yang jahat. Berikut daftarnya:
Xnuxer
Xnuxer atau yang memiliki nama asli Dani Firmansyah Effendi asal Bandung, Jawa Barat pernah berhasil menjebol pertahanan sistem teknologi dan informatika atau IT Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada 2004.
Di sana ia mengganti nama-nama partai politik dengan jenis-jenis buah. Misal, menjadi Partai Si Yoyo, Partai Kolor Ijo, Partai Dibenerin Dulu Webnya, dan sebagainya.
Xnuxer mengaku hanya ingin menguji sistem IT KPU. Ia pun menjalani hukuman hanya dalam hitungan bulan.
Anonymous Australia
Kelompok hacker asal Negeri Kanguru yang menamakan diri Anonymous Australia juga pernah membuat gempar Indonesia pada 2013.
Kala itu, tengah berlangsung perang siber antara hacker Indonesia dan Australia. Beberapa situs milik pemerintah Indonesia juga swasta tampak tumbang. Begitu pun situs-situs milik Australia.
beberapa situs milik pemerintah dan BUMN, seperti bnn.go.id, bi.go.id, bri.co.id, klikbca.com, hingga kaskus.co.id turut menjadi serangan dari kelompok tersebut.
Kelompok hacker asal Indonesia yang mengatasnamakan sebagai Ganosec Team atau Garuda Anon Security. Kelompok peretas tanah air ini membantu Palestina melakukan serangan ke Israel lewat dunia maya.
Tak tanggung-tanggung, Ganosec Team sukses membobol data pribadi milik Perdana Menteri Israel (PM) Benjamin Netanyahu, meretas situs dengan domain .il, meretas ratusan nomor WhatsApp penduduk, situs universitas dan ribuan akun email, serta kartu kredit yang dirilis oleh perbankan Israel.
Dikutip dari situs https://www.ganosec-team.my.id/, Ganosec Team atau Garuda Anon Security adalah jaringan peretasan internasional tanpa batas yang menargetkan situs web pemerintah, perusahaan, dan swasta di seluruh dunia untuk menarik perhatian pada pesan politiknya.
"Kemampuan jaringan secara konsisten menyerang targetnya dengan teknik canggih menempatkan kami di garis depan peretas yang bermotivasi politik. Selama bertahun-tahun, aktivitas Garuda Anon Security melibatkan perusakan situs web dan kebocoran data situs web untuk menyampaikan pesan politiknya," tulis keterangan resmi di situsnya.
Selain serangan dunia maya, jaringan Garuda Anon Security juga telah meluncurkan sejumlah alat perangkat lunak atau software yang dirancang untuk pengguna melakukan serangan dunia maya mereka sendiri terhadap target pilihannya.
Meskipun begitu, kepada VIVA Tekno, mereka mengatakan supaya masyarakat Indonesia agar tidak takut terhadap Garuda Anon Security atau Ganosec Team, karena mereka mengaku tidak akan meretas website milik pemerintah dan milik masyarakat Indonesia.
Ransomware Conti
Pada awal tahun ini, Bank Indonesia (BI) mengaku bahwa jaringannya telah disusupi oleh virus jahat.
Semua bermula pada 20 Januari 2022. Ukuran data yang semula 487MB meningkat hingga 130GB dan komputer yang terinfeksi dari semula berjumlah 16 bertambah menjadi 368 unit.
Sebelumnya, akun Twitter @darktracer_int menyebutkan, BI merupakan korban dari kelompok sindikat Ransomware Conti.
Banyak pakar keamanan siber percaya bahwa operator Conti berasal dari Rusia. Di masa lalu, kelompok tersebut pernah meretas Health Service Executive (HSE) Republik Irlandia dan Department of Health (DoH) di Broward County Public Schools dan Advantech, Kota Tulsa, Oklahoma, Amerika Serikat (AS).
Menurut situs NHS Digital seperti dikutip VIVA Tekno, Conti adalah alat ransomware canggih yang menggunakan enkripsi unik untuk mengidentifikasi dan mengenkripsi file dengan sangat cepat.
Conti dioperasikan oleh grup Wizard Spider dan ditawarkan kepada afiliasi sebagai Ransomware-as-a-Service (RaaS). Tidak seperti sebagian besar ransomware, Conti menggunakan implementasi enkripsi yang sepenuhnya dipesan lebih dahulu.
Bjorka
Teranyar, hacker bernama Bjorka yang mengklaim berbasis di Warsawa Polandia, namanya setidaknya telah mencuat dalam satu bulan belakangan.
Semuanya bermula ketika ia mengobral 26 juta data pelanggan Indihome pada akhir Agustus lalu. Ternyata, aksinya itu bukanlah yang terakhir.
Bjorka terus menggencarkan serangan-serangannya ke Indonesia hingga saat ini. Termutakhir, melalui grup telegram asuhannya, ia membagikan data pribadi yang diduga milik Gubernur DKI Jakarta, Anies Rasyid Baswedan.
"have you solved the problem of flooding and traffic jam sir? because jakarta is not only sudirman and thamrin” tulis Bjorka sembari membagikan data yang diklaim milik Anies Baswedan.
Uniknya, Ia berkisah kalau dirinya memiliki seorang teman sejati asal Indonesia yang tinggal di Warsawa, Polandia.
"I have a good indonesian friend in warsaw, and he told me a lot about how messed up indonesia is. I did this for him,” cuit akun @bjorkanism yang dikutip VIVA TEKNO pada Minggu, 11 September 2022.
Temannya itu tidak lagi diakui oleh negara sebagai Warga Negara Indonesia (WNI) karena kebijakan tahun 1965 dan telah meninggal pada tahun lalu. Ia juga mengatakan, teman yang ia sebut-sebut itulah yang merawatnya sejak ia lahir.
"Last year he just passed away. This old man has taken care of me since i was born. He wants to go back and do something with technology even though he sees how sad it is to be a Habibie. He didn't have time to do it until he finally died peacefully," ujarnya.