Mencari Sidik Jari di Galaksi Bima Sakti

Pemandangan gugusan Bima Sakti saat malam.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Fikri Yusuf

VIVA Tekno – Badan Antariksa Eropa atau ESA meluncurkan proyek ambisius pemetaan tiga dimensi dengan presisi tinggi untuk miliaran bintang dan benda langit lain di seluruh galaksi Bima Sakti.

Jika memikirkan Galaksu Bima Sakti, Anda mungkin akan berpikir mengenai bintang-bintang dan planet, ataupun tentang satelit dan asteroid.

Mungkin hal-hal itulah yang kerap muncul di benak kita. Namun, para astronom mengembangkan sebuah proyek ambisius bernama Gaia.

Dengan menggunakan teleskop Gaia miliki ESA, para astronom mengkaji miliaran bintang di antariksa. ESA menggambarkan Gaia sebagai "misi ambisius untuk memetakan Galaksi kita, Bima Sakti" dalam format tiga dimensi dan dalam prosesnya mengungkapkan komposisi, pembentukan, dan evolusi Galaksi.

Gaia telah mengungkapkan, ada hampir 10 kali lebih banyak asteroid daripada yang kita duga di Tata Surya. Kita sekarang tahu lebih banyak tentang sifat fisikanya berupa bentuk, ukuran, warna, dan pergerakan dari lebih 60 ribu asteroid.

Informasi ini dapat memberikan pemahaman baru, tentang apa yang membentuk tata surya dan bagaimana evolusi yang terjadi dari waktu ke waktu, seperti dikutip dari situs Deutsche Welle, Rabu, 6 Juli 2022.

'Sidik jari' dari Bima Sakti

Misi Gaia telah mengidentifikasi setidaknya 2 miliar objek di galaksi Bima Sakti. Dengan data ketiga dan terbesar yang dirilis pada 13 Juni 2022, para ilmuwan dapat mulai mendeskripsikan, apa yang sebenarnya mereka lihat, karena sekarang mereka bisa melihat warna cahaya yang dipancarkan oleh berbagai bintang.

Bagi para astronom, hal ini seperti orang buta warna yang baru pertama kali melihat warna. Informasi radiasi warna dari bintang-bintang yang ditangkap oleh Gaia, bisa menjelaskan banyak hal.

Pertama, warna bintang menunjukkan logam atau gas apa yang membuat suatu bintang mengeluarkan warna tertentu. Sebuah bintang memancarkan warna yang berbeda tergantung pada unsur-unsurnya.

Gaia menggunakan proses yang disebut spektroskopi, yang membuat analisis antara matrial bersangkutan dengan warna apa yang dipancarkannya. Ini memberi kita, apa yang oleh para ilmuwan disebut sidik jari Bima Sakti.

Kedua, berdasarkan warna-warna ini, kita dapat merujuk ke bintang-bintang yang mungkin berasal dari wilayah yang sama. Itu berarti kita dapat melihat ke masa lalu, dan memahami bagaimana berbagai populasi bintang muncul dari waktu ke waktu dan bagaimana bintang dapat terbentuk di masa depan.

Mengamati jangkauan terluas

Banyak teleskop ruang angkasa mengamati jangkauan yang sudah ditetapkan. Tetapi Gaia memiliki salah satu cakupan terluas pengamatan antariksa. Gaia berada di orbitnya sekitar 1,5 juta kilometer dari Bumi, dalam apa yang disebut "arah anti-Matahari".

Teleskop ini mengorbit matahari bersama-sama dengan Bumi, sambil memalingkan muka dari matahari. Ia melakukan rotasi dengan sudut 45 derajat dan berputar di sekitar sumbu vertikalnya sendiri setiap enam jam. Itu memberi Gaia salah satu bidang penglihatan terluas yang dimiliki astronom untuk mengkaji Bima Sakti.

Pusat atau jantung Galaksi Bima Sakti.

Photo :
  • www.ska.ac.za

Melihat bintang tercepat

Gaia dapat mengamati galaksi dalam enam dimensi ruang dan kecepatan. Ini memungkinkan para astronom untuk melacak kecepatan sekitar 33 juta bintang dan mendeteksi apakah mereka bergerak mendekat atau menjauh dari Tata Surya.

Informasi yang dihimpun Gaia membantu para peneliti mengamati formasi bintang. Manajer Misi Gaia, Uwe Lammers, mengatakan kepada DW, informasi ini dapat memberikan pemahaman baru tentang pembentukan dan sejarah Matahari dan Tata Surya itu sendiri.

Gempa bintang

Bagaimana Anda mengetahui apakah ada gempa di bintang-bintang? Nah, Gaia dapat mengamati turbulensi seperti tsunami di permukaan Matahari untuk mengidentifikasi apa yang disebut gempa bintang.

Gempa ini diamati melalui "kedipan" bintang dan riak gelombang yang dilepaskan saat gempa terjadi dan kemudian diubah menjadi suara. Mempelajari tentang getaran bintang ini, telah membantu para astronom lebih memahami apa yang terjadi di dalam bintang. Ini memberi kita gambaran tentang usia dan ukuran bintang.

Lubang hitam

Lubang hitam.

Photo :
  • Durham University

Gaia mengamati sistem bintang biner di Galaksi Bima Sakti. Sistem biner dapat mencakup pasangan bintang atau bintang dan lubang hitam serta bintang dan planet yang saing mengorbit satu sama lain.

Melihat hal-hal tersebut dapat memungkinkan peneliti untuk menghitung massa bintang atau lubang hitam. Lubang hitam mengajarkan kita banyak tentang hukum alam.

Dalam rilis data berikutnya dari Gaia, para ilmuwan berharap dapat melihat detail lebih dari 20 ribu exoplanet raksasa. Ini akan diperoleh dengan mengukur efek gravitasi mereka pada pergerakan bintang induknya. Mempelajari fenomena itu, akan memberi kita kejelasan yang lebih baik lagi tentang pembentukan tumbuhan di Tata Surya.